Happy Reading
Hari ini setelah kejadian di mana El pingsan setelah acara pesta berakhir dengan rewel karena demam, hari ini dia masih rewel karena demamnya belum turun.
Bahkan pagi ini El menggemparkan seluruh penghuni mansion, di karenakan pagi-pagi dia sudah merengek di depan kamar Bara dan Fira dengan ke adaan yang sungguh menggemaskan.
Bagaimana tidak, mata yang sembab, hidung memerah dan juga pipi yang memerah di hiasi lelehan air mata.
El terus merengek ini dan itu, namun yang mereka perbuat selalu salah di mata El.
Contohnya.
Saat ini El sedang berbaring dengan terus bergerak untuk mencari kenyamanan, bagaimana tidak saat ini El sedang mengalami hidung mampet, gara-gara terlalu banyak makan es krim.
Melihat El tidak nyaman, Fira segera membawanya ke dalam dekapannya dan mengelus surai anak itu lembut. Bahkan Fira dapat merasakan jika suhu tubuh El masih panas.
"Haus Bunda" Lirih El dalam dekapan Fira, dengan seger Fira memberikan botol minum kepada El dan langsung di terima oleh El.
"Bunda pait" Inilah susahnya, karena demam lidah El tidak dapat merasakan dengan baik dan air yang dia minum terasa pahit.
"Kalau gitu mam dulu ya?" Tanya Fira.
"Enggak mau pait, enggak ada rasanya" Tangis El lagi dan Fira hanya bisa menghela nafas menghadapi bad boy berjiwa bayi di dekapannya ini.
"Yaudah, kamu mau apa sayang?" Tanya Fira.
"Mau Papa" Lirih El.
"Yaudah, Bunda panggil dulu ya Papa nya?" Tanya Fira lalu El menggeleng.
"Terus gimana dong kan Papa lagi di ruang kerja" Tanya Fira.
"Mau Papa, tapi Bunda disini aja " Ujar sesenggukan.
"Yaudah, Pak minta tolong panggilkan Bara ya di ruang kerjanya" Seru Fira memanggil pengawal yang memang selalu berjaga di sekitar ruangan.
"Baik nyonya" Setelah itu, pengawal tersebut seger memanggil Bara.
Tak lama datanglah Bara dengan panik saat mendengar kabar bawah putranya memanggil.
"Ada apa baby? Apakah ada yang sakit? Mau apa, bilang sama Papa?" Tanya Bara bertubi tubi.
"El mau gendong Papa" Lirih El, merentangkan tangannya.
Melihat respon El, Bara segera membawa tubuh El ke gendongan ala koala, sedangkan El menyandarkan kepalanya di bahu Papanya itu, dengan lembut Bara menepuk pundak El dan membuat El tertidur di dekapannya.
Melihat El tertidur, Bara membaringkan tubuh El ke kasur king size milik El, saat akan melepaskan pelukan El, anak itu justru mengeratkan pelukannya dan menyamankan tidurnya dalam dada bidang Bara.
Bara yang melihat itupun terkekeh begitu juga Fira yang masih ada di sana.
"Bayi besar yang rewel" Celetuk Fira.
"Bahkan lebih susah di bandingkan dengan merawat bayi" Sambung Bara.
"Tapi dia sangat menggemaskan saat seperti ini dan juga membuat sakit kepala" Kata Fira.
"Hmmm ini akibat dari suatu kenakalan nya dan kamu belum melihat kenalan baby yang selanjutnya" Sahut Bara.
Setelah tadi merengek kepada Bunda dan Papanya, kini El berpindah haluan kepada Ernest yang memang baru saja pulang dari kantor.
"Mau Abang" Itulah rengekan yang terdengar saat Ernest baru pulang.
Dengan senang hati Ernest menggendong bayi kelinci besar yang kini terlihat menggemaskan.
"Baby, makan ya sayang" Kata Ernest yang terdengar seperti pertanyaan karena dia sendiri ragu kalo bayi besar ini mau makan.
"Enggak mau pait, kepala Adek pusing" Adu El kepada Ernest, Ernest yang mendengarnya panik.
"Kita ke rumah sakit ya baby" Tanya Ernest, yang pasti sudah tau jika jawabannya El akan menolak.
"Enggak mau, mau mam laper" Lirih El, padahal tadi dia sendiri yang menolak buat makan dan dia juga yang sekarang kelaparan, tapi masih tetap sama, EL TIDAK PERNAH SALAH.
"Yaudah ayok kita ke Bunda" Ajak Ernest yang masih menggendong El koala.
"Bunda" panggil Ernest saat melihat bundanya yang sedang di dapur tengah membuat bubur yang memang untuk si bayi besar.
"Yes boy, kenapa adiknya hm?" tanya Fira.
"Pengen makan, lapar" jawab Ernest.
"Tunggu, sebentar lagi masakannya matang" Ernest membawa El duduk di meja pantry sambil memperhatikan Bundanya yang cekatan sedangkan El menyelusup kan kepalanya di dada Ernest.
Tidak lama Bara datang dan langsung mengambil alih gendongan El, lalu duduk di samping Ernest.
"Baby mam dulu sayang" ujar Fira sambil membawa satu mangkuk bubur yang sudah ia masak dengan campuran daging dan sayuran agar El tetap sehat.
Mengambilnya sesendok lalu meniupnya, di rasa sudah hangat barulah Fira menyuapi El.
El menerimanya dengan baik tanpa adanya penolakan seperti biasanya.
Bara tau jika anaknya sakit pasti akan rewel dan susah makan, apalagi makanan nya bubur seperti itu yang ada langsung di lepeh dan memuntahkannya.
Tetapi sekarang, hanya dengan suapan Fira, El makan dengan lahap walaupun sesekali mengeluh jika mulutnya terasa pahit.
Dan ya El berhasil menghabiskan satu mangkuk bubur. Rekor pertama untuk El, sedang sakit, mau makan, dan menghabiskan satu mangkuk bubur yang pada dasarnya El tidak menyukai bubur.
Setelah makan, Bara membawa kembali El ke kamar untuk istirahat. Namun kali ini Bara membawanya ke kamar pribadinya untuk menidurkan El.
Sedangkan Ernest ia masuk ke dalam kamarnya dan akan mengistirahatkan tubuh nya sebentar sembari nunggu sang adik istirahat juga.
Thanks for reading

KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARACK
RandomALANGKAH BAIKNYA SEBELUM BACA FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU DAN JANGAN LUPA VOTE Cover by pinterest