Chapter IV

59 9 2
                                    

"Ada apa?"

"Kamu mimisan!"

Osamu terkejut, ia segera mengelap hidungnya. Dan ya benar, Ia mendapati banyak darah di tangannya. Sebenarnya Osamu sudah terbiasa menangani hal ini, tetapi ntah kenapa kali ini liquid bewarna merah itu sulit dihentikan.

"Panggil Ibu guru!" perintah salah satu anak pada teman-temannya yang lain.

"Lah tapi kan kamu ketua kelasnya"

"Osamu kamu gapapa?"

"Osamukakmu dengar?!"

Osamu tidak dapat mendengar pertanyaan-pertanyaan dari kawan-kawannya. Telinganya tidak mampu mendengar, pengelihatannya menggelap. Osamu memutuskan untuk berbaring, ia tidak peduli itu jika itu di lantai. Setidaknya dia bisa mengembalikan kesadarannya secara perlahan.

Tidak lama kemudian Osamu melihat dengan samar-samar seorang guru bergegas menuju ke arahnya dan membawanya pergi dari kelas.

***

Osamu membuka matanya, menatap langit-langit ruang yang masih terlihat samar. Setelah pengelihatannya jelas ia mendudukan dirinya. Ia sadar bahwa dia baru saja kehilangan kesadaran.

"Osamu sudah bangun? Gimana sudah terasa mendingan?" tanya seorang suster yang masuk keruangannya.

Osamu mengangguk pelan, kemudian mengucapkan terima kasih. Ia sadar kalau sekarang dirinya berada di Rumah Sakit milik sekolahnya.

"Kamu sakit kenapa masuk sekolah? Harusnya izin saja" ucap suster itu menatap Osamu dengan cemas.

Osamu tidak menjawab, ia hanya terdiam dan menunduk. Tidak mungkin kan jika ia bilang bundanya yang memaksanya masuk ke sekolah.

"Ibu sudah cek sample darahmu, hasilnya trombositmu benar-benar tinggi, apa Ibu mu tidak tahu kamu sakit?" Tanya seorang Dokter yang baru datang menghampiri Osamu sambil membawa beberapa obat di tangannya.

Osamu menggeleng.

"umm bu, berapa lama saya tertidur?"

"Maksudmu siup? Hmm sudah berapa lama ya? mungkin satu setengah jam" balas suster itu sambil mengira-ngira.

"Baru kali ini ada siswa yang benar-benar rajin datang ke sekolah walaupun sakit" bincang dokter itu sambil membersihkan tangan Osamu.

"Emm.. dok itu- itu apa?" Tanya Osamu takut-takut dengan benda yang sekarang dipegang oleh dokter itu.

"Loh! Osamu ternyata takut jarum suntik? Tenang saja, rasanya kayak di gigit semut kok" ujarnya sambil tersenyum lebar. "Semut peluru"

JLEB

"AAAAAAAAAAA"

"Sudah"

Osamu memperhatikan tangannya. Kini jarum itu menancap di tangannya, menghubungkan pembuluh darah dengan kantong yang berisikan cairan infus. Osamu bertanya-tanya kenapa dokter itu tidak memasangkannya infus sebelum siuman?

"Cup cup Osamu jangan nangis, istirahat dulu biar cepat sembuh ya"

"Ma- makasih bu dokter"

"Panggil kakak atau mba aja ya"

"Kalau perlu apa-apa panggil aja ya, pencet aja tombol nurse call di sebelah ranjang" jelas suster itu kemudian hendak kembali ke tempat jaganya bersama dengan dokter.

"Oh iya dok, apa dokter menghubungi ibu saya?" tanya Osamu dengan cepat.

"Tidak, pekerjaan itu sudah dilakukan oleh wali kelasmu. Mungkin sebentar lagi Ibumu akan datang" jelasnya kemudian meninggalkan Osamu sendiri di ruangannya.

PuppetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang