Hujan turun dengan derasnya membasahi kedua anak kecil berusia kurang dari sepuluh tahun itu. Aneh, padahal langit sedang cerah hari ini, tapi sayangnya tidak pernah cerah untuk mereka berdua.
Teriakan dan kerasnya suara benturan benda-benda sudah sering terdengar oleh kedua anak kecil itu, namun anehnya mereka tidak pernah terbiasa dengan situasi ini. Situasi dimana kedua orang yang menyatakan diri mereka telah "dewasa" saling beradu argumen dengan nada-nada tinggi yang tidak pernah terdengar nyaman di telinga mereka.
"CUKUP SAYA GA TAHAN LAGI SAMA KAMU, BISA GILA SAYA" teriak seorang wanita berparas cantik kepada lawan bicaranya.
"Kalau begitu silahkan kamu angkat kaki dan pergi dari rumah saya" balas lawan bicaranya dengan santai, seakan sama sekali tidak peduli dengan keluarganya.
"OK, Tapi Osamu ikut Saya!"
"Ga bisa! Osamu ikut saya"
"Osamu itu anak saya! Kamu bawa aja anak kamu Atsumu!"
"Atsumu itu juga anak kamu!"
"Siapa juga yang mau ikut sama lo berdua? Yang ada gue bisa ikutan gila kaya kalian" sinis seorang anak kecil dengan mata berwarna coklat madu dari kamarnya. Dia mungkin tidak melihat perkelahian mereka, akan tetapi suara mereka cukup keras hingga terdengar ke kamarnya yang tertutup rapat.
PRAANG
Bantingan benda kaca Kembali terdengar oleh mereka berdua. Osamu kecil bergetar ketakutan karena terus mendengar suara-suara itu.
Melihat adiknya yang ketakutan sang kakak mendekat dan mendekapnya.
"Sudah-sudah, lu jangan takut. Gue ada disini" Hibur sang kakak sambil mengelus-elus adiknya agar dapat tenang Kembali.
"Ta- tapi nanti Samu sama Tsumu bakal dipisahin sama papa bunda, Samu gamau!" cegukan isak tangis mulai keluar dari bibir kecilnya.
"Yang sayang Samu cuma Tsumu, Samu gamau pisah sama Tsumu!" ujarnya dengan badan gemetar karena benar-benar takut akan kehilangan saudara yang sangat dicintainya itu.
"Shush shush, jangan nangis" Elusan sang kakak begitu pelan dan lembut, usaha itu selalu sukses membuat Osamu kecil tenang.
"Ntar kalau nangis kepalamu sakit lagi loh Sam"
"Samu gamau pisah sama Tsumu! Jangan pisah sama Samu ya! Kalau Samu pisah sama Tsumu ntar siapa yang bakal lindungin Samu lagi kalau bunda atau papa mukul Samu?" pinta sang adik pada kakaknya sambil menangis.
Jika kalian berpikir Osamu adalah anak kesayangan, Ya itu memang benar. Tapi tetap saja hal itu bukanlah alasan yang kuat untuk mereka tidak melakukan kekerasan terhadap anak mereka sendiri. Osamu adalah anak yang penurut, tidak seperti Atsumu yang terkadang bisa memberontak jika dia tidak ingin melakukannya. Jika Osamu tidak menuruti apa yang dikatakan oleh bunda atau papanya Osamu akan langsung mendapat tamparan di pipinya. Berbeda dengan Atsumu yang masih dapat kokoh dengan pendiriannya, Osamu akan langsung menurut jika bunda atau papanya mulai menaikan suara atau main tangan padanya. Kasarnya, Osamu itu mudah dijinakan, itulah yang membuat kedua orang dewasa itu kini berargumen memperebutkannya.
"Tsumu juga gak mau pisah sama Samu"
"Tapi rumah kita ini memang sudah tidak bisa bertahan" ucap kakaknya sambil tersenyum kecewa. Lahir di keluarga berantakan bukanlah hal yang menyenangkan bagi semua orang.
Mendengar jawaban kakaknya kedua mata Osamu terbelalak, dia tahu kakaknya memang benar. Akan tetapi dia tidak ingin menerima kenyataan itu. Dia tahu untuk sementara waktu dia harus berpisah dengan orang yang paling dia sayangi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puppets
FanficLayaknya boneka yang dimainkan Begitulah bagaimana mereka mendeskripsikan kehidupan mereka Start : 11 November 2022 End :