Chapter VIII

65 6 9
                                        

"ATSUMU!!" Pria itu tiba-tiba memanggil nama Anaknya dengan nada tinggi dan terengah-engah. Ia baru saja terbangun dari tidur singkatnya.

"Tuan, Anda baik-baik saja?" Tanya supirnya, khawatir dengan tuannya yang terlihat lelah sejak acara berakhir.

"Atsumu?! Mana Atsumu?!"

"Tuan muda ada di Rumah, Tuan. Maaf, apa anda bermimpi buruk? Sekarang kita dalam perjalanan kembali ke Rumah Anda. Sekitar setengah jam lagi kita akan sampai"

Penjelasan dari Supirnya membuatnya sadar bahwa yang barusan tadi hanyalah mimpi. Teteapi tentu itu tak cukup untuk membuatnya bernafas lega. Ia mengambil ponsel miliknya dari saku celananya, kemudian segera menghubungi anaknya, Atsumu.

Nada tunggu yang keluar dari ponselnya membuat tenggorokannya kering, pria yang memiliki pikiran logis itu kini tidak dapat berpikir dengan benar. Benaknya dipenuhi harapan yang kuat, berharap anaknya yang disebrang sana mengangkat panggilan telepon darinya.

Panggilan pertama tidak dijawab, Ia kembali menekan layar ponselnya untuk kembali menyambungkan dirinya dengan anaknya.

"Pak, tolong lajukan mobilnya" pintanya dengan nada yang bergetar.

"Tuan tenanglah. Anda baik-baik saja?"

"CEPAT LAJUKAN MOBIL INI!" Titahnya. Supir yang sudah mengenalnya cukup lama itu langsung menaikan kecepatannya. Tidak biasanya, bahkan tidak pernah sekalipun selama Ia menjadi supir Tuannya itu membentaknya. Ini pertama kalinya Tuannya terlihat panik.

Panggilan kedua berakhir, masih sama. Ia kembali menekan ponselnya untuk menghubungi putranya. 'Kumohon angkat teleponnya Atsumu'. Tapi hasil yang didapatkannya masih sama, Ia tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari benda itu.

Hingga akhirnya Ia sampai di halaman rumahnya, belum sempat mobil itu terparkir Pria itu keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa. Membuka pintu rumahnya dan langsung berlari menuju ke lantai atas, tepatnya ke kamar anaknya.

Sama seperti di mimpinya, Ia mencari keberadaan anaknya dengan memanggil berulang kali. Sama seperti di mimpinya Ia mendapati bercak darah di tannga, kali ini Ia tidak menelusuri darah itu seperti di mimpinya melainkan langsung menderapkan langkah kakinya menuju kamar mandi. Tempat itu, tempat di mana anaknya tergeletak tak sadarkan diri dalam mimpinya.

BRAK

"Atsumu?!"

Anak dengan surai warna yang sama dengannya itu menoleh ke arahnya dengan wajah bingung.

"Ya- ya? Tuan sudah pulang?" Sahutnya.

Haruskah Ia lega? Anaknya masih hidup, Ia tidak tergeletak seperti di mimpinya barusan. Tetapi darah kental yang mengalir dari hidungnya itu menarik atensinya. Tak hanya itu, kantung mata yang terlihat hitam dan lelah, serta tubuhnya yang lebih kurus dari terakhir kali Ia melihatnya itu membangkitkan rasa takut seperti saat ia berada dalam mimpinya. Takut akan kehilangan.

Tidak ada kata apapun yang keluar dari mulutnya, Ia menarik tangan anaknya itu untuk mengikutinya.

Atsumu yang bingung hanya mengikutinya, Ia tidak mengerti mengapa Ayahnya terlihat panik. Bukankah Ayahnya sudah biasa melihatnya dalam kondisi seperti ini? Lantas mengapa kali ini Ia nampak seperti peduli?

"Pak, tolong siapkan mobil. Kita ke Rumah Sakit sekarang"

"Rumah sakit? Tidak perlu Saya baik-baik saja" Ucapan itu hanya dibalas dengan tatapan khawatir dari Ayahnya. Aneh, seumur hidup ayahnya tidak pernah bersikap seperti ini padanya.

***

Atsumu's POV

Sejak hari itu Papa seringkali membawaku ke dokter bahkan konselor, dia bilang bahwa aku sedang tidak dalam kondisi baik. Tapi aku tidak mengerti kenapa Papa menganggap aku sedang tidak dalam kondisi yang baik. Aku melakukan apa yang dahulu Ia selalu katakan padaku. Aku tidak pernah melewatkan jam belajar yang dahulu Ia berikan padaku, malah aku menambahkan jam belajarku, belajar lebih keras dari sebelumya agar aku tidak memiliki kesalahan di waktu yang akan mendatang. Aku juga menghadiri semua les akademik maupun non akademik. Aku menuruti semua perintahnya tanpa terlewat satupun. Bukannya itu artinya semua berjalan baik-baik saja? Lalu kenapa sekarang Ia menganggap aku sedang tidak baik? Apa ada sesuatu yang kulewatkan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PuppetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang