Atsumu's POV
Sudah satu tahun kita berpisah, dan aku bahkan ga pernah dapat kabar apa-apa darimu.
Aku lelah, setiap hari aku belajar bagaikan orang gila. Melebihi orang yang bekerja dari pagi hingga malam. Kadang aku merasa kalau kepalaku ini bakalan pecah, bahkan sudah ga jarang aku mendapati diriku mimisan karena lelah dengan ambisi pak tua itu. Belum lagi papa yang suka main tangan jika aku membuat kesalahan. Mungkin aku bisa hidup sampai sekarang karena aku pingin banget ketemu sama dia, adik ku Samu. Selama satu tahun ini aku terus berusaha untuk dapat kabar darimu, tapi hasilnya tidak ada. Bahkan aku tidak mendapatkan alamatmu dari nomor ID mu.
Aku khawatir dengan keadaannya, bukannya apa tapi aku tahu Bunda. Selama ini Papa dan Bunda hanya memperlakukan kita bagaikan boneka mereka. Hanya sebagai objek untuk memenuhi semua ambisi mereka, keinginan mereka, dan untuk kepentingan mereka. Mereka tidak pernah mencintai kita selayaknya orang tua mencintai anaknya. Karenanya aku cuma punya kamu sebagai orang yang kusayangi dan sebagai orang yang menyayangiku.
Atsumu's POV End
"Nilai-nilaimu bagus, kerja bagus. Pertahankan nilaimu yang seperti ini" Ujar pria itu sambil memperhatikan nilai-nilai anak sulungnya dengan seksama.
"Iya pak.."
"Apa ada yang kamu mau?" Tanya ayahnya. Atsumu menatap ayahnya bingung, dia tidak percaya Ayahnya menawarkan sesuatu padanya.
"Kalau kamu mau sesuatu bilang aja ke Saya, Saya bakal usahain buat kamu" ucap Ayahnya sambil menatapnya dari meja kerjanya.
"Bisa- Apa bisa saya bertemu Samu?" Tanyanya ragu, tapi itu adalah hal yang paling diinginkan oleh Atsumu.
Ayahnya tidak langsung menjawab, ia berpikir sejenak.
"Ok, saya akan perintahkan anak buah saya untuk mencarinya" Jawabnya
"Sungguh?!" Atsumu berdiri dari tempat duduknya, ingin kembali mendengar jawaban pria itu.
"Ya, tapi kamu harus terus berada di peringkat pertama"
Mata Atsumu berbinar, itu bukanlah hal yang sulit bagi Atsumu. Ia hanya perlu mempertahankan dan menaikkan beberapa nilanya saja. Walaupun tentunya itu akan membuat kepalanya terasa akan pecah, but yeah it's worth it.
"Tentu! Saya akan melakukannya Pak!" Seru Atsumu bersemangat.
"Kamu boleh memanggil Saya Papa" ucap Ayahnya sambil membuka kedua lengannya, mengisyaratkan Atsumu untuk datang dan memeluknya.
Atsumu paham, Ia berlari kecil ke arah Ayahnya dan langsung memeluknya. "Makasih pa! Tsumu sayang Papa!" serunya bahagia.
"Saya juga sayang kamu" Balas Ayahnya sambil mengelus kepala anak sulungnya.
"Kalau aja ini bukan karena Osamu gua gabakal meluk lo!" Batin Atsumu.
***
Dua minggu berlalu, selama itu Atsumu terus-menerus belajar tiada hentinya. Keinginan untuk dapat bertemu dengan kembarannya sangat begitu kuat. Ia tidak ingin Ayahnya membatalkan janjinya karena dirinya gagal. Bahkan dirinya mengikuti beberapa lomba sains, dan karya tulis ilmiah tingkat dasar untuk menyenangkan Ayahnya terhadap dirinya.
Tok Tok
Ceklek
Ayahnya muncul sesaat setelah pintu itu terbuka.
"Lagi apa?" tanyanya pelan
"Lagi belajar pah" Atsumu membalas sambil tersenyum walaupun sebenarnya dalam hatinya Ia kesal. "Sudah tau nanya" batinnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puppets
FanfictionLayaknya boneka yang dimainkan Begitulah bagaimana mereka mendeskripsikan kehidupan mereka Start : 11 November 2022 End :