22. Awal Dari Semuanya

18 5 1
                                    

"Sekian pelajaran dari saya, lebih kurangnya terimakasih dan selamat sore.." ujar Pak Tommy selaku dosen yang mengajar di kelas Aliya dan Gerald sore itu.

Maka tak perlu menunggu waktu lama, semua mahasiswa ekonomi kala itu segera berhamburan keluar tepat setelah pak Tommy keluar dari dalam kelas. Sembari menunggu pintu kelas sepi, Aliya disibukkan dengan beberapa buku materinya yang berserakan di atas mejanya.

"Lo pulang bareng siapa, Al?"

Seketika Aliya menolehkan kepalanya ke arah samping tempat di mana Gerald saat ini berdiri di sampingnya dengan membawa tasnya. "Sendiri kayanya. Kenapa?"

"Pulang bareng gue aja gimana? Gue.." ucapan Gerald terpotong saat ponsel milik Aliya berbunyi.

"Bentar, Ger.." gadis berambut panjang itu segera membuka ponsel miliknya dan melihat ada satu pesan masuk dari sana.

Kedua sudut bibirnya seketika tertarik membentuk sebuah senyuman manis yang sangat jarang Aliya tunjukkan kepada orang lain. Pengecualian untuk Gerald. Melihat hal itu, Gerald yang sebelumnya diam memperhatikan Aliya pun mengerutkan keningnya saat melihat gadis yang terkenal galak itu tiba-tiba tersenyum selebar ini.

"Lo kenapa dah?" tanya Gerald heran.

Aliya menolehkan kepalanya ke arah Gerald. "Eum, gue pergi duluan ya, Ger." ujarnya dan langsung meraih tote bag miliknya di atas meja.

"Loh, kemana? Lo nggak pulang bareng gue?" Gerald bingung.

"Gue ada urusan di luar. Gue duluan ya, bye!" Aliya melambaikan tangannya pada Gerald dan langsung bergegas pergi begitu saja.

Gerald yang melihat kepergian Aliya itu hanya bisa terheran-heran melihat tingkah laku Aliya yang begitu aneh. "Tuh anak kenapa sih, aneh banget.."

"Lo Gerald, ya?"

Sontak Gerald segera menolehkan kepalanya saat seseorang yang entah datang darimana tiba-tiba saja menyebut namanya begitu saja. Dirinya dapat melihat seorang cewek berambut coklat sebahu dengan poni tipis yang menutupi keningnya itu berdiri di belakangnya sembari menatapnya penuh binar.

Tanpa menunggu jawaban dari Gerald, gadis sudah lebih dulu mengulur tangannya ke arah Gerald. "Boleh kenalan nggak? Nama gue Liona.."

_Nicolas Argara_

Nicolas Arga is message:
"Aku tunggu kamu di luar, ya?"

Aliya berjalan keluar dari dalam gedung fakultasnya sembari menarik tote bag nya menuju halaman depan kampus. Dari jarak satu meter, Aliya dapat melihat seorang cowok berpakaian kaos polos dengan jaket Levis juga celana jeans panjang tengah berdiri di depan papan pengumuman sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Gadis itu tersenyum, lalu berjalan menghampiri Nico di depan papan pengumuman kampus. Di waktu itu juga, Nico menolehkan kepalanya ke arahnya. Cowok itu terdiam sesaat sebelum sebuah senyuman yang memikat itu terukir di wajahnya yang tampan, dan menambah kesan tampan itu padanya.

Aliya sempat tertegun melihat senyuman tulus yang Nico tunjukkan padanya, senyuman yang sama dirinya tunjukkan padanya saat pertama kali mereka bertemu. Pertemuan tak terduga yang menciptakan banyak hal baru di kehidupan Aliya. Entah itu masuk akal tidak, Aliya merasa nyaman setiap kali berada di dekat cowok itu.

Aliya kembali melangkahkan kakinya menghampiri Nico hingga akhirnya ia berdiri tepat di hadapan cowok itu. Menatapnya penuh binar, dirinya tidak tau harus menggambarkan bagaimana dengan perasaannya yang campur aduk ini. "Hai." sapanya sedikit canggung.

Nico sempat tertawa pelan melihat wajah tomat Aliya saat gadis menyapanya, benar-benar terlihat canggung. "Kamu kepanasan ya?"

Aliya mengerjap pelan mendengar pertanyaan Nico. Gadis itu mendongak, menatap wajah Nico yang sedang menatapnya sembari tertawa kecil. "Maksudnya?"

NICOLAS ARGARA | QIAN KUN [HIATUS SEMENTARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang