Note Four : Dari Ingatan ( chapter 4)

49 13 1
                                    

-
-
-
-

Memang, masalah antara Hinata dan Sasuke sudah berakhir di perpustakaan. Hinata tidak perlu repot-repot memusingkan hal sepele itu lagi karena tujuan utama yang ingin dirinya kejar bukan itu.

"Hey! Perhatian sebentar!" ucap Shikamaru, si ketua kelas 2-2 periode akhir. Berbeda dengan ekspresi yang lain, ketua kelasnya ini bodo amat dari semua masalah.. Ah apa Hinata harus menyebutnya 'pemuda tidak beruntung. '

"Hoam~ barusan Aiko sensei memberi kabar, bahwa festival akan diadakan dua minggu sesudah uas. Dan kelas kita dipilih menjadi pengurus acara, apa dari kalian ada yang suka rela mengorbankan diri?" bebernya ogah-ogahan.

"Festival musim dingin itu bukan, sih? " balas Ino, bertanya entah pada siapa. Di sisi sebelahnya, Temari menggeleng heran. "Apa otakmu Lagi-lagi konslet Ino? Sudah jelas ini sudah memasuki bulan musim semi. Kenapa jadi mengarah ke festival musim dingin?!" ejek Kiba, perusak mood sekaligus penyemangat kelas di segala waktu.

"Hah!? Apa Aiko sensei tidak salah memberi kita tugas? Coba bandingkan kelas 2-1 dan kelas 2-3. Mereka dapat enaknya saja, sementara kita? Ah! Menyebalkan!" protes Chouji, penakluk semua jajanan kantin.

"Hm~ sepertinya cukup sulit jika tidak ada tema dasar. Hinata, apa kamu dapat ide?" sosor Ino, mendaratkan bokongnya di atas meja pemilik nama.

Hinata memandang sekelilingnya malas, lihat tatapan mata mereka itu, masa hal sepele begini saja tidak ada satupun ada yang mengeluarkan pendapat masing-masing? Mengapa harus dirinya lagi yang jadi penyumbang ide? Huft! Sabar..

"Coba periksa arsip dari festival tahun-tahun terakhir, jika kalian berharap aku akan menyumbangkan ide kapan majunya kalian?" oke, perkataan Hinata sukses menohok beberapa orang dikelas. Yah.. Tidak bisa mereka sangkal juga sih sebenarnya.

"Hahaha... Itu karena tema tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya." sungut Shikamaru, sudah meletakkan kepalanya diatas meja.

Temari dan Ino menoleh bingung, "Memangnya sesulit apa sampai otak penuh rumus rumitmu itu mengeluh?" sindir Ino watados, ini niatnya mau ngajak ribut atau apa nih?

"Lihat saja sendiri." ujar Shikamaru, menyerahkan kertas yang tadi didapatnya dari Aiko sensei. Temari menerimanya dengan kalem, tapi raut wajahnya mendadak berubah gelap. Sontak membuat Ino dan yang lain dibuat penasaran

"Ya-yang benar saja?! Hei kepala nanas! Apa kau serius ini yang diberikan Aiko sensei padamu?! Masa tema utama nya 'itu'!? Kau melawak ya?" wah, Temari akan mengamuk lagi? Cepat tahan meja dan kursi!

"Jangankan kau, aku saja yang menerimanya sama herannya dengan isi otak wali kelas kita." bela Shikamaru dengan wajah sama seriusnya.

"Memangnya apa sih tema tahun ini? Sini, biar kami lihat! " gerutu murid yang lain menghebohkan suasana. Sementara Hinata, duduk anteng mengabaikan kericuhan kelasnya hanya gara-gara sebuah tema.

****

"Jadi.. Ada yang yang bersedia jadi tumbal?" ujar Temari dengan wajah horor lengkap dengan aura suram disekelilingnya.

"Dari sekian banyak tema, kenapa harus tema ini yang ditetapkan?! Aiko sensei hidoi!" tambah Ino lelah batin, ah~ dirinya ingin menghilang saja dari sini. Disaat semua orang sibuk memikirkan ide untuk Bunkasai tahun ini, aku yang notabene bendahara mengambil kertas yang tergeletak diatas meja Ino.

Jadi karena ini suasana kelas jadi rusuh? Gara-gara tema ampas ini?!

"Kalian, pikirkan susunan dan kegiatannya. Lalu, Shikamaru pergilah bersama Temari ke perpustakaan cari hal yang berkaitan erat dengan tema kali ini. Lalu sisanya akan aku urus sendiri" mau sekejam apapun aku menjawab omongan mereka, orang-orang dikelas ini tetap teman kurang dari dua tahun setengah.. Jadi tentu sebagai bendahara kelas aku juga harus berperan aktif.

Notebook : You're My Moon 🌙 [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang