Note Seven : Perubahan... (Chapter -7) End

86 8 2
                                        

= NOTE BOOK =
- - ┈┈∘┈˃̶༒˂̶┈∘┈┈ - -

-
-
-

"Apa? Naif?!" seru Karin murka, tak menyangka bahwa Hinata malah mengatai sosoknya naif. Bukan ini yang diharapkan dari gadis merah itu.

Beda hal dengan Hinata, dirinya tanpa takut menyilangkan tangan didepan dada. Berbanding terbalik dengan wajahnya yang menunjukkan senyuman bak malaikat. "Kenapa terkejut sekali? Memang faktanya begitu, kok. Benar, kan Shion-san..?" lanjut Hinata anteng. Dia tidak tahu saja bahwa respon yang dibuat-buat ini justru mengancam kehidupan damai yang Hinata inginkan.

Tetapi... Bisa menyaksikan langsung reaksi Karin dan antek-anteknya terkejut dengan rekasi yang Hinata berikan pada mereka ternyata cukup menghibur sedikit dari rasa kesalnya pada kejadian laqnut dirumah pagi tadi.

Shino memandang Hinata dengan wajah berkerut, tidak mengerti akan maksud dari provokasi yang dilakukannya. Hanya perlu waktu satu tahun, sifat gadis itu berubah 180 derajat. Menjadi sosok gadis acuh, abai dengan segala hal.

"Huft~ mengapa reaksi kalian begitu, sih? Aku jadi teringat film horor gagal tayang waktu itu di Aula. Ekspresi kalian persis seperti tokoh utamanya." ucap Hinata, menatap empat orang tersebut dengan wajah polos.

"Kau!? B-berani-beraninya menyamakan gadis cantik sepertiku dengan tokoh utama menyedihkan itu! Oh~ jangan bilang ini ada sangkut pautnya dengan peringkat pertamamu yang direbut Sasuke-kun? Ckckck... Totemo kanashī, hahahaha..." balas Karin dengan nada mengejek, tidak sadar bahwa dia mengucapkan hal tabu yang tak seharusnya gadis itu ucapkan.

Tetapi, reaksi yang ditunjukkan Hinata justru berlawanan. Hinata malah memberikan senyum simpul, sembari terkekeh kecil. "Ara~ bagaimana ya...? Sekarang itu bukan hal yang penting lagi bagiku sekalipun itu hal yang diincar banyak orang, mō kinishinaide..." tutupnya kalem.

"Demo... Kuyashī no wa watashi janaidesu ka? Mau sampai kapan anak manja yang selalu berlindung dibelakang orang tua seperti kalian hidup? To iu kotoba ga arimasu." 😏

"Bila kamu siap menyakiti seseorang, maka kamu juga sudah siap untuk disakiti seseorang. Dan itu berlaku untuk dirimu, Karin-chan." 😇😈

Bungkam, baik Karin dan kedua temannya. Mereka tak menyangka akan dipermalukan seperti ini oleh Hinata a.k.a murid teladan. Dia bukan lagi sosok tenang dan anggun, primadona sekolah! D-dia..! Hinata itu psikopat! Maka, tak perlu waktu lama untuk membuat mental Karin dkk hancur bagi Hinata.

Dia menarik tangan Shion yang juga termangu di tempatnya berdiri, shock karena baru pertama kali dalam hidupnya. Menyaksikan gadis pemilik sponsor utama KHSI menunduk, kalah berdebat dengan Hinata, siswi pemegang peringkat 2 di tahun ke dua saat ini.

"Ayo, bel sebentar lagi-"

Kriiiiiinggg....

"Ah~ tak sempat ya..? Ng? Ada apa Shion-san?" Hinata menghentikan langkahnya kala tidak mendapat respon dari Shion. Gadis pemilik rambut pirang pucat itu melirik pintu atap, gelisah.

"Takut beasiswa senpai di cabut? Tinggal daftar saja lagi nanti." sahut Hinata, membaca isi pikiran Shion yang resah. Mata Shion memicing curiga, bagaimana anak ini tahu tentang dirinya mengikuti beasiswa?

"Kau menyelidikiku? Dasar adik kelas stalker!" tuduh Shion dingin, jujur saja, kesan pertamanya bertemu dengan Hinata tidak begitu baik. Gadis ini sangat terkenal dikalangan guru dan lawan jenis, jauh dari dirinya yang sibuk mengambil hati para guru dengan menjadi gadis teladan.

Hinata menatap Shion kalem, "Yah... Aku tidak terlalu berharap juga kamu akan langsung senang terlibat denganku, tapi karena ada hal yang menarik perhatian ku, tidak masalahkan aku memberi tahu bulan ini bersamaan dengan festival sekolah. Beasiswa penuh akan dimulai, dan sponsor utama dari beasiswa itu kamu tahu, kan?" ucapnya bersandar, sama sekali tidak terganggu dengan tuduhan stalker yang Shion utarakan.

"Maksudmu?!" Shion merasa dirinya direndahkan, mana ada adik kelas yang sekurang ajar ini berbicara tidak sopan padanya. Hinata Hyuuga, anak ini... Shion harus menjauh darinya!

Mendapat penolakan sepihak, Hinata menyerah dengan bujukan nya, "Okelah. Terserah kamu saja, kan kamu sendiri yang menentukan mau kemana setelah lulus. Kalau begitu aku permisi, maaf sudah membuat Shion-san terganggu." pamit Hinata, melenggang pergi.

"Ck! Apa sebenarnya yang anak itu inginkan?!" Shion memilih pergi dari sana, kepalanya harus istirahat dari kejadian tadi. Dan dia harus bersiap-siap dengan amukan Uzumaki Karin, gadis itu pasti tidak akan tinggal diam dengan penghinaan yang dialaminya.

= Skip Time =

Tibalah hari yang ditunggu-tunggu seluruh penghuni Konoha Internasional High School.
Sesuai dengan janji yang sudah disepakati oleh Dewan siswa, Bazar dan perlombaan antar kelas resmi dimulai. Mulai dari perlombaan menghias kelas, kebersihan. Lalu berlanjut dengan tema dari masing-masing kelas, setiap murid wajib berpartisipasi dalam bazar dan lomba, karena ini adalah bentuk penilaian langsung dari guru untuk para murid yang telah berjuang melewati ujian.

Hinata memantau kelasnya dari area belakang yang disulap menjadi ruang istirahat. Tidak disangka, dia akan menjilati ludahnya sendiri. Sejak permintaan maaf yang di utarakan Uchiha Sasuke, Hinata terus memikirkan banyak hal, entah itu nasibnya atau impian yang sejak kecil dia dambakan.

Tetapi sekeras apapun Hinata mencari jawaban, dirinya sama sekali tidak menemukan satupun yang tepat. Atau memang masih belum waktu untuk Hinata memikirkan hal merepotkan tersebut? Entahlah..

"Oi, Hinata. Ada anak kelas satu yang ingin bertemu denganmu tu, tolong layani dulu ya?" tegur Chouji, menyadarkan aksi melamun Hinata. Gadis itu mengerutkan keningnya, "Siapa? Aku tidak kenal banyak anak kelas satu." jawabnya jujur. Yah.. Biasa dia lemah dalam hal mengingat nama dan wajah murid baru.

Chouji berbalik lagi, "hmm... Kalau tidak salah ingat, adik kelas itu bilang kalau dia seringkali menyapa mu. Ugh~ ah! Ucup? Eh? Bukan Uchiha! Iya benar, ada nama Uchiha juga yang kudengar dari anak-anak yang lain." jelasnya dengan bahasa aneh, tapi anehnya lagi Hinata paham dengan penjelasan berbelit yang temannya ini katakan.

"Oke. Jadi adik kelas yang mencariku itu memiliki marga Uchiha, dari yang kau dengar saat anak-anak berbicara, kan? Baiklah, aku mengerti." perjelas Hinata singkat, Chouji mengangguk, memang tidak salah jika Hinata dijuluki primadona sekolah.

Karena tentu saja sudah pasti, bahwa dirinya layak mendapatkan julukan itu.

Terlepas dari siapa dirinya sendiri..

= To be continued =

OKE! selesai, Terima kasih sudah membaca cerita gaje ini sampai sini. Saya selaku author mengucapkan,

Selamat anda kena prank 🤡

Wkwkwkwk, becanda kok. Karena april mop udah lewat jadi pasti joke nya basi... :')

But it's okay... Ceritanya belum tamat, tapi bakal lanjut season 2 (nggak janji) semoga setelah ini kalian mau meramaikan lapak sebelah fantasi karena saya akan fokus pada cerita tersebut. Itung-itung itu reward buat diri sendiri karena udah ngegantung kalian 😅.

See you on next Season!! Season 1 udah kelar.. Jangan nunggu lagi notifnya ya wkwkwk..

N. P.

Season dua bakal diupload bulan Mei! Sekali lagi terimakasih dan selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang beragama muslim 🙏😊, lalu karena sebentar lagi hari lebaran ditunggu spesial chapternya ya~! 😉

Another note baru~

Bulan Mei tahun ini! Nantikan season 2 ya wkwkwk.. 🤭😏

Notebook : You're My Moon 🌙 [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang