Note Five : Permintaan Pertama.. (chapter 5)

58 10 5
                                        

Ehh..! Selamat tahun baru 2023 semuaaa 🎉🎉🎉 maaf atas keterlambatannya dalam update lapak ini dan revisi lapak sebelah..

Semoga nggak bakal makan waktu lagi.. (amin) harus!

- Happy Reading -

-
-
-
-

Kediaman Besar Hyuga-

Denting sendok dan garpu mengisi suasana makan, menyantap segala macam hidangan hasil dari karya koki pribadi. Hiashi berserta istri mencurahkan 'kasih sayang' mereka pada si sulung dan bungsu. Tidak ada yang memperhatikan anak tengah karena itu hanya membuang waktu.

Hinata memakan bagiannya tanpa sekalipun melirik empat orang lain yang juga berbagi tempat denganya. Anggap saja hanya dirinya sendiri diruang makan.

Namun, keinginannya untuk jadi 'bayangan' tak sepenuhnya terwujud. Sang kepala keluarga, Hiashi meletakkan alat makannya pertanda bahwa acara makan malam telah usai.

Begitu juga sang istri dan dua anaknya, Hinata yang belum selesai terpaksa menghentikan suapan terakhirnya setengah hati.

"Neji bagaimana perkembangan produk baru usai peluncuran perdana?" Tanya Hiashi, membuka sesi percakapan antar keluarga. Pria yang memiliki paras mirip, dengan percaya diri menyahut, "Jauh dari perkiraan, baik dari hasil dan respon semua dalam keadaan stabil. Bahkan tim pemasaran kewalahan menanggapi permintaan yang membludak." tandasnya tenang.

Yah... apa sih yang tidak bisa dilakukan anak emas mereka ini? Tiada hari tanpa anjungan bangga yang keluar dari Hiashi dan Hana. Minus Hinata yang sejak awal tidak dianggap kehadiran, mending pergi ke dapur. Makanannya belum boleh dibuang dulu! 💢

"Oh, benar! Nabi-chan coba ceritakan pada papa dan mana hasil dari lomba yang kamu ikuti di sekolah pagi tadi. " pinta Hana kepada gadis kecil disebelahnya penuh kehangatan. Hening tak mengenakkan sekejap mengganti atmosfer ruang makan. Hanabi mengembungkan kedua pipi, sepertinya si bungsu sedang ada masalah

'Ah.. pasti aku yang kena...'

Batin Hinata, menetralkan lonjakan dari tekanan tiba-tiba dari sekelilingnya. Hiashi menatap datar gadis yang sejak awal tak membuka suara, "Hyuga Hinata" panggilnya datar pada Hinata, usai melihat si bungsu cemberut enggan menyentuh puding miliknya.

"Bisa kamu jelaskan apa yang terjadi? Mengapa adikmu merajuk?" nah kan? Hinata yang sejak awal makan malam berlangsung hingga berakhir selalu diam, selalu dituduh melakukan sesuatu pada si bungsu. Pada hal... Mereka saja tidak pernah sekalipun menanyakan apapun tentang apa yang dilalui Hinata selama ini. Dasar orang dewasa egois!

"Percuma. Jika aku jelaskan yang terjadi pun kalian kan tetap menganggapku bersalah." imbuh Hinata, beranjak dari kursi makan malas ikut debat tak berfaedah. Masa... masalah siapa yang kena siapa?! Anak itu punya hidupnya sendiri, kok jadi Hinata yang pusing?! Dasar keluarga sok bahagia!

'Aku juga anak kalian, kenapa hanya padaku saja perlakuan ini dituju? Apa... sebegitu bencinya kalian dengan keberadaanku?'

Muak. Apa mereka hanya menganggap bahwa perlakuan Hinata sendiri dapatkan itu, wajar? Setidak berharga itukah keberadaan Hinata dimata dua orang dewasa ini? Pada hal... dia juga ingin di perhatikan dan dukungan seperti kakak dan adiknya.

Tapi itu sudah cukup, jika memang begitu. Sekarang, Hinata tidak akan berharap apapun dari keluarga egois ini. Tahu bahwa ini bukanlah kesalahan Hinata, Hanabi akhirnya bersuara. "Oneechan tidak salah! Saat perlombaan tadi ada anak laki-laki yang sengaja mematahkan pensil warna Nabi, karena itu pemberian Niichan, jadi aku memintanya untuk ganti rugi. Tetapi... anak itu malah menyebutku aneh." Jelas Hanabi pada tiga orang dewasa disana.

Notebook : You're My Moon 🌙 [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang