"udah ran, kita langsung pulang aja" ucap Chika dingin.
Zahran hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Tapi ternyata ia tak benar-benar membawa Chika pulang, ia membelokkan stir mobil dan memakirkan mobil milik Aldo di sebuah cafe.
"Loh kok ke cafe sih ran" ucap Chika kesal
"Kita pulang sekarang ya, jangan aneh2 lu ran" sambungnya"Ya elah cuma ke cafe Chik bukan club malam" ucap Zahran santai
Akhirnya dengan terpaksa Chika mengikuti sosok laki-laki yang ada di depannya itu.
"Duduk sini" pinta laki-laki itu
Sudah lama ia dan Zahran tak nongkrong bareng di cafe, mungkin terakhir kali mereka ngedate itu 5 tahun yang lalu satu hari sebelum Zahran yang tiba-tiba menghilang.
"Aku ajak kamu ke sini cuma karena aku pingin ngobrol sama kamu" ucap Zahran yang tiba-tiba saja ia menggunakan kata ganti aku dan kamu.
"Emang lu mau ngomong apa sih ran, nggak cukup apa lu dulu nyakitin gua" ucap Chika sewot
"Soal kejadian lima tahun lalu aku minta maaf Chika" ucap Zahran lirih.
"Sebenarnya gua udah maafin lu ran, tapi itu tetap nggak bisa menghapus semua rasa sakit yang udah lu kasih ke gua" ucap Chika yang kini mulai terdengar bergetar.
"Sebenarnya Chik, lima tahun lalu yang lalu aku ada niat buat seriusin kamu saat nanti kita udah sama2 lulus kuliah, aku utarain niat aku ke ayah dan bunda tapi ayah nolak aku Chik. Dia bilang tembok kita terlalu tinggi, ayah nggak mau salah satu dari kita harus mengalah" ucap Zahran
Sedangkan Chika ia hanya bisa diam membisu mendengar penuturan mantan kekasihnya itu.
"Setelah ayah ngomong kayak gitu niat aku pupus begitu aja Chik, aku buang jauh-jauh niat itu. Sebulan setelah kejadian itu aku tetap mau kelihatan baik2 aja didepan kamu, saat itu yang tahu kondisi aku cuma Febrian sahabat kita" ucap Zahran
"Saat itu aku pikir kita harus sudahin hubungan kita waktu itu, tapi aku nggak mau ngucapin kata perpisahan itu secara langsung karena aku tahu kamu pasti nggak akan mau kita pisah. Sampai akhirnya ide itu muncul, aku mutusin untuk nerima permintaan abiku untuk kuliah di Kairo, Mesir. Saat itu juga orang pertama yang aku kasih tau adalah Febrian, thats why kenapa aku tahu kamu akan nikah itu karena satu-satunya orang yang masih hubungin aku itu cuma Febrian. Dia yang kasih tau aku kalo kamu akan menikah Chik. Maaf kalo waktu itu aku sama sekali nggak kasih kabar ke kamu sekali lagi aku minta maaf Chik udah bikin kamu sakit hati" ucap Zahran sekarang ia sudah menangis tersedu-sedu.
"Dan maaf juga kalo aku lancang masih naruh perasaan cinta ke kamu yang sekarang udah resmi jadi istri orang" sambungnya sambil ia menundukkan kepalanya.
"Aku udah maafin kamu ran, aku nggak nyangka ternyata itu alasan kamu 5 tahun yang lalu tiba-tiba pergi gitu aja" ucap Chika yang kini matanya mulai berair.
"Untuk sekarang kita udah nggak bisa ran buat bareng2 lagi sebagai sepasang kekasih. kamu memang masih punya spot spesial di hati aku tapi for now separuh hati aku udah ada orang lain yang mengisi ran dan itu adalah Aldo suami aku. Maaf ran untuk sekarang ini kita cuma bisa jadi seorang sahabat seperti waktu sebelum kita pacaran dulu" Ucap Chika yang sekarang sudah meluruhkan semua air matanya.
"Jangan nangis Chik ini bukan salah kamu atau siapapun this is my fault" ucap Zahran sambil ia menghapus air mata yang mengalir dipipi Chika.
"Aku senang lihat kamu bahagia Chik, walaupun kamu bahagianya bukan sama aku" imbuhnya sambil tersenyum.
"Kamu juga harus bahagia ran, kamu juga harus move on dari aku. You deserve to be happy" ucap Chika yang juga tersenyum.
"Makasih Chik, aku janji akan lebih bahagia mulai dari hari ini" ucap Zahran.
Tbc...
Jangan lupa komen dan vote
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
We get married!! [Finish]
Fanfiction⚠️ Short story ⚠️ Don't expect to much Chika Aruna perempuan muda berumur 24 tahun sudah mulai mendapat desakan untuk segera berumah tangga, kesabaran orang tuanya sudah habis, akhirnya mereka memaksa Chika untuk di jodohkan dengan seorang pemuda ya...