SL²

65 8 0
                                    

Hay welcome my story salam toleransi untuk semua.. ini merupakan cerita kedua ku, semoga kalian suka, tetapi sebelum membaca alangkah baiknya kalian vote dan komen terlebih dahulu. Jangan lupa follow akunku. Baiklah selamat membaca stay enjoy..... Semua foto berasal dari pinterest.

••●●♢✠♢●●••

Chpt 2 : Belenggu perak dari masalalu

Hancurnya sang jiwa yang terbelenggu perak membara. Dan kebangkitan jiwa semu

Sepuluh tahun yang lalu ...

Brakk

Sosok gadis berumur sebelas tahun menatap kosong pemandangan di depannya. Pena dan buku gambar yang di pegangnya ia genggam dengan erat.

"Apa apaan kamu ini mas! Aku ada kerja lusa, dan itu penting gak mungkin aku tinggalin. Kenapa tidak kamu saja yang menemani anak mu bermain, sekali-kali ngerti lah sama kesibukan aku!" Pekik seorang perempuan dewasa menatap nyalang sosok di depannya

"Ngerti? Emang selama ini kamu ngerti sama kesibukan aku ha? Emang kamu pernah ngertiin aku? Aku juga kerja banting tulang demi orang rumah!" Sentak pria bersetelan jas hitam

Gadis berusia sebelas tahun yang berdiri tak jauh dari sana menatap kosong pasangan suami istri di depannya, tangan gadis itu mengepal dengan kuat, membuat buku gambar yang ia pegang lecek.

Tak lama datang sosok gadis lain yang lebih dewasa dari arah tangga

"Mama! Papa!" Pekik gadis itu kesal

Kedua orang dewasa yang tengah beradu argument itu menoleh, sejenak mereka terdiam melihat kehadiran Putrinya.

"Kalian bisa tidak sehari saja tidak perlu bertengkar!, Aku capek aku capek denger kalian berantem terus!" Sentak gadis itu menatap nyalang kedua orang tuanya

"Kamu pikir mama tidak capek? Kamu pikir mama mau berantem terus ha? Salahin itu papa kamu dia tidak pernah mengerti mama!" Balas wanita dewasa itu

"Tidak mengerti katamu!. Lalu selama ini yang aku lakukan itu kamu anggap apa ha?!, Aku membiarkan kamu kerja, aku membebaskan mu menjadi wanita karir!, dan aku juga tidak lepas tanggung jawab kamu bilang aku tidak mengerti, di mana otak mu ha?!" Bentak sang pria tersulut emosi

"Papa! Mama cukup!" Gadis dewasa itu mulai terisak ia menatap mama dan papanya yang semakin bertengkar

"Diam kamu! Anak kecil tidak tau apa-apa!, Menyusahkan saja kalian ini!" Bentak pria itu pada putrinya.

Gadis dewasa itu semakin menangis merasa terluka akan ucapan papanya.

Di sisi lain senyum getir tersungging dibibir kecil gadis berusia sebelas tahun, yang sejak tadi menyimak kejadian di depannya. Meski bibirnya tersenyum mata gadis itu tak bisa berbohong air matanya juga luruh membasahi kedua pipi chubby-nya.

Ia ingin mendekat dan ikut memisahkan kedua orang tuanya seperti yang di lakukan kakaknya tapi pekikan di kepalanya, memukulnya mundur ,teriakan teriakan itu menghantuinya membuat langkah kecilnya goyah.

'kakakmu saja hanya anak kecil yang tak tau apa apa!, Apa lagi dirimu, hanya bayi merepotkan yang akan memperumit suasana jika kau kesana! Kamu tidak berguna di sana, mereka bertengkar juga karena mu, kamu terlalu kecil dan tak berdaya lihatlah mereka seperti itu karena dirimu!'

SENI LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang