SL⁴

23 6 0
                                    

Hallo Back lagi sama ceritaku Happy reading Readers 😇

••●●♢✠♢●●••

Chpt: 4
Matrik semu batasan belenggu

••●●♢✠♢●●••

Seorang gadis melangkah keluar kamar dengan senyum manis terpatri di bibirnya siap menyambut pagi hari yang begitu cerah jam masih menunjukkan pukul 05.15 tetapi gadis itu sudah siap dengan seragam sekolahnya dan ransel yang ia sandang di sebelah bahu, Ia menuruni anak tangga dengan rasa senang mengingat malam tadi ia bisa tidur dengan lelap.

Namun tak lama senyum gadis itu pudar langkahnya memelan binar senang di matanya berganti dengan tatapan dingin nan kosong seiring langkahnya mendekat kearah sumber suara gadis itu semakin tak berani menatap apa yang ada di depannya.

Gadis itu menundukkan kepalanya, Ia berdiri tak jauh dari ruang tamu, di pejamkan matanya dengan kuat rahangnya mengeras dengan sendirinya pikirannya berkecamuk, darah dalam tubuhnya berdesir cepat bagi cambuk memecut pada titik yang sama, luka yang sudah menganga lebar kian membusuk karena tak tau obatnya.

Gadis itu tak ingin menatap hal yang paling ia benci, di genggamnya dengan kuat tali ransel yang ia pakai, Ia urungkan kembali niatnya yang tadinya ingin sarapan, perutnya tiba-tiba kenyang begitu saja hingga rasanya menjadi mual, gadis itu melangkahkan kakinya dengan cepat melewati orang-orang yang ada di ruang tamu dengan wajah datar

"Celine!" Seruan itu menghentikan langkah Celine yang sudah sampai gerbang rumahnya.

Celine berbalik Ia menatap kakaknya, "Apa?" Tanyanya setenang mungkin, meski terlihat tenang beda lagi dengan isi kepala gadis itu yang sudah bercabang kemana-mana.

"Lo punya mulut bisa di gunain gak sih!, Lo bisakan bantu gue pisahin Mama sama Papa paling gak Lo bisa tenangin salah satunya buka malah diem aja! Lo gak ada simpati sama sekali apa gimana?! Kek orang bisu tau gak Lo!" Sentak Naya kakak Celine

Celine memejamkan matanya mendengar sentakan itu, rahangnya menguat seirama dengan kepalan tangan di sisi tubuhnya. Hancur sudah fantasi pagi indahnya jika di ingat-ingat paginya memang tak pernah indah. Suara-suara itu terus saja mengusiknya.

"Gue gak tau mau ngomong apa" jawab Celine

"Lo goblok apa gimana sih Cel! Gak guna banget jadi anak!" Celine membuang muka saat mendengarnya

Kata-kata itu memicu sesuatu dalam benak Celine bangkit gadis itu mengumpat pelan, sial dia melupakan 'nya'.

Celine mengatur napasnya yang mulai memberat karena terus-terusan menekan sesuatu yang akan meledak dalam kepalanya.

"Gue emang goblok gak bisa apa-apa Lo pikir dengan gue ada di sana gue bisa apa? Yang ada gue di anggep bayi gak guna karena gak tau apa-apa!" Balas Celine dengan tajam

Kilatan amarah nampak di mata Naya gadis dengan pakaian formal itu menyorot tajam adiknya. "Lo bukan bayi lagi Cel!, Bisakan Lo bersikap dewasa dikit gue panas selalu dengar mama papa berantem terus!" Geram Naya kesal

"Nyata gue masih bayi yang gak tau apa-apa di mata mama papa! Gak bakal guna walau gue ngomong sampai berbusa-busa! Lo pikir gue juga gak panas liat mereka! " Tukas Celine meredam amarah ia tak ingin pagi ini bertambah buruk untuknya.

"Panas mana sama gue yang selalu berusaha buat mereka baikan lagi tapi Lo gak ngapa-ngapain padahal Lo bisa Cel! Lo bukan bocah lagi! Lo bisa tau mana yang perlu Lo lakuin! Seenggaknya buat mama papa kalo Lo gak bisa bantu gue!" Bantah Naya.

"Gue gak bisa udah gue bilangin gue gak bisa kak!" Bentak Celine kepalanya sudah pening karena seruan-seruan itu bergema seperti menembus dinding kepalanya berakhir berdengung dalam telinganya.

Brakk!

Mereka berdua sama-sama terkejut mendengar suara itu, nyaris saja mereka melupakan mama dan papanya yang masih bertengkar di dalam.

Naya menatap tajam adiknya"Lo!.. sialan anjing Batu! Gak punya perasaan!" Sentaknya sebelum kembali berbalik masuk kedalam rumah

Celine mematung di tempat pikirannya blank tangannya melemas seketika, cairan bening bertumpuk di pelupuk matanya, Ia memejamkan matanya yang terasa panas dadanya sesak 'salah gue lagi kalo gak bisa bantu Lo kak? Bukannya gue gak punya perasaan gue sakit juga liat mereka kek gitu kak! Tapi gue bingung kak, gue bingung cara bantu mereka, gue gak lebih dari bocah di mata mereka! Gue takut gue takut ujungnya akan sama seperti bayangan gue! Gue takut bayangan itu jadi nyata!'

Celine menghapus kasar air matanya yang jatuh tanpa izin, Ia melirik jam tangannya 05.20 masih terlalu dini untuk ke sekolah kemungkinan belum ada orang tetapi Celine tetap melanjutkan langkahnya ia tak ingin lama-lama mendengar suara-suara di rumah yang membuatnya seperti orang bodoh terlihat diam saja di dunia nyata padahal dalam bayangan nya ia sudah memaki-maki mereka dengan lancarnya. Ia takut jika nanti ucapan itu benar-benar keluar dari mulutnya dan berakhir melukai mereka.

Celine memang bodoh tanpa dia sadari perbuatan mereka jauh lebih menyakiti dirinya.

Di sepanjang perjalanan pikiran Celine tak berhenti berkecamuk, memory berputar acak dalam ingatannya inilah salah satu efek jika gadis itu mendengar ucapan yang melukai hatinya, Keluarga satu kata yang membuat hidupnya penuh dilema dan logika satu hal yang mengacaukan segalanya.

Lengkap sudah perasaan yang begitu mengganggunya, Celine menghela napas dengan berat di pejamkan kembali matanya, ia berusaha menepis segala suara yang berdengung dalam kepalanya. Langkahnya semakin berat saat bangunan yang ia tuju semakin dekat. Satu bangunan yang menjadi titik pusat hidupnya.

SMA Gemilang gadis itu sudah sampai di tempatnya menimba ilmu dan benar seperti dugaannya bangunan itu masih sepi jam yang terpasang dia atas gerbang baru menunjukkan 06.25. Fantasi liar nya kembali hadir seperti sebuah bisikan yang menghasutnya gadis itu menatap bangunan yang menjulang tinggi di depannya dengan kosong. Raganya di sini tetapi tidak dengan jiwanya pikirannya hanyut ketika merasakan ketenangan yang hadir, langkahnya membawa masuk semakin dalam. Derap langkahnya memecah sunyi gadis itu memasang wajah datar tetapi pandangannya kosong.

Belati tak kasat mata kembali merobek ingatannya, ucapannya kakaknya di putar secara paksa di dalam kepalanya berdengung layaknya begitu banyak mulut yang berbicara.

'lo gak guna! Lo ninggalin mereka gitu aja di saat kakak Lo butuh Lo buat pisahin Mama papa Lo pecundang Cel!, Lo pengecut! Lo bisa sampai sini juga karena mama dan papa tapi Lo gak bisa buat mereka baikan! Lo pecundang! Gak guna! Lemah! Goblok! Lo bener-bener goblok seperti yang kakak Lo bilang!'

Celine tak lagi bisa lagi menahan batasan yang ia ciptakan pada akhirnya suara itu ia dengar juga, seruan tak kasat mata yang terus membayanginya, bukan bisikkan pada telinganya layaknya pada Film horor seruan itu datang dari kepalanya mengusik memory yang sedang berputar acak dalam kepalanya, seolah menampilkan video klip betapa pecundangnya dirinya dari dulu hingga sekarang.

Celine terus diam melanjutkan langkahnya seolah tak terjadi apa-apa meski ia sedikit merasakan rasa pening karena berusaha mengabaikan suara-suara itu. Celine sadar suara itu terus berusaha menghasutnya, dan menjatuhkan nya pada jurang kegelapan seperti yang terjadi padanya beberapa tahun yang lalu. Sampai gadis itu nyaris melakukan hal gila yang begitu bodoh yang mungkin akan ia sesali seumur hidupnya namun naas di saat ia sadar dan berhenti melakukan hal gila dan bodoh itu alam bawah sadarnya seolah menjerit tak rela Ia seakan kehilangan kesenangan yang luar biasa. Dan Celine membencinya dia takut hal itu akan terulang, ia takut pada akhirnya dia benar-benar terjatuh ke dalam jurang itu.

Celine menghentikan langkahnya di depan pintu kelas, Ia menarik sudut bibirnya saat hendak masuk kelas "biarkan itu menjadi masalalu meski nantinya belum tentu berlalu, cambuklah diriku ketika terlepas dari batas waktu." Batinnya, ia kembali merapalkan hal yang sama seperti hari sebelumnya, Ia hanya tak ingin suara itu menganggu nya saat ia sedang belajar hingga membuat orang-orang di sekelilingnya merasa curiga atau merasa aneh dengannya, Meski konsekuensinya nanti Ia akan menanggung hal yang lebih besar dari ini ketika mulai terlelap di alam bawah sadarnya.

••●●♢TBC♢●●••

SENI LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang