berdebat panjang perihal mau nonton di rumah siapa, akhirnya mereka nonton di rumah masing-masing menggunakan aplikasi discord untuk nobar filmnya dumbledore. jadi pake akun netflix yunho terus hwana nonton live discord yunho, meskipun hanya hwana yang bisa melihat wajah yunho.
stunning, pikir hwana.
mereka larut dalam film, tapi beberapa kali yunho minta maaf kalau wifinya lemot. hanya sebatas percakapan kecil saja dan mereka memang tipe orang yang nonton tidak berkutik atau lebih tepatnya sangat menikmati film.
selama 2 jam 22 menit dan waktu menunjukkan pukul 2 malam, hwana masih fresh tidak terlihat ngantuk sama sekali gara-gara kopi dan yunho yang sebelumnya memang minum susu terlihat lelah. yunho menyelesaikan live nya dan menyambungkan videocall ke hwana. sedikit mereview film hingga hwana sadar kalau jam 10 nanti dia harus kerja dan ada satu kerjaan yang belum tuntas.
"gue temenin deh.." tawar yunho.
"tapi lu dah ngantuk anjir, tidur aja sana, abis kelar juga gue paksain tidur ini." hwana menaruh tab di samping laptop dan memulai mengerjakan kerjaannya.
yunho tidak menjawab, dia beranjak dari layar mengambil bantal tangan bewarna biru awan. ia menelungkupkan dagunya ke bantal tersebut dan memperhatikan hwana dengan mata sayu.
dari sisi yunho, gadis itu terlihat sangat profesional dengan secangkir kopi di tangan kirinya. pandangan yunho tidak bisa lepas karena sesungguhnya hwana sangat ekspresif jika sedang melakukan sesuatu, terkadang yunho hanya bisa tertawa tak bersuara saat bibir hwana merenggut dan ketika alis gadis itu menukik heran.
ketika melakukan perenggangan seluruh tubuh dan mungkin hwana tidak sadar kalau mereka masih videocall. tak lama satu notif dari hp hwana terdengar dari speaker yunho, laki-laki itu sedikit menegakkan kepalanya dari bantal dan matanya membulat sempurna saat hwana mulai memukul kepalanya berkali-kali setelah melihat pesan yang diterima.
"hwana! lu kenapa?"
hwana menoleh dengan lirikan matanya yang memerah lalu dengan spontan menekan tombol merah. panggilan video mereka terputus.
***
yunho menunggu di luar kantor hwana di jam pulang kerja. tidak ada balasan dari semalam dan saat kantor sudah sepi hanya ada beberapa orang di dalam, hwana belum juga muncul.
yunho mencegat salah satu pegawai yang keluar terakhir bersama satpam. jawabannya sesuai dengan dugaan, hwana tidak masuk hari ini.
"dia izin sakit."
"begitu ya, terimakasih.."
alis laki-laki itu mengerut, dia sangat khawatir, bagaimana tidak, semalam hwana memukul kepalanya berkali-kali sampai berbunyi keras. pasti ada sesuatu yang belum hwana ceritakan, salah satunya tentang kesehatan mental gadis itu.
yunho berjalan pelan sambil berpikir apa ia harus ke rumah hwana? tapi bagaimana kalau gadis itu tidak ada?
langkahnya terhenti, matanya menyorot sepasang sepatu yang dia kenal. pandangannya naik dan melangkah lebih dekat memastikan.
"hwana.." panggilnya pada perempuan yang terduduk di anak tangga yang menghubungkan dengan sebuah bar mini.
hwana jelas dari sana karena bau alkohol tercium dari tubuhnya. ketika yunho ingin menyentuh bahu hwana, gadis itu langsung menepisnya. kemudian ia berdiri sempoyongan menatap sinis lawan bicaranya.
"ga seharusnya lu nemuin gue sekarang, arghh gue harus sembunyi di mana?!"
yunho berlutut memegang kedua tangan hwana yang sibuk memukul pahanya sendiri sebagai bentuk kekesalan, dia tidak ingin bertemu orang yang dikenal dulu. hwana sangat kacau sekarang.
"lu harusnya cari gue, bukannya ke sini."
"yunho, memangnya lu siapa?"
"bukan gue siapa lu siapa, gue paham kalo lu cerita yang sebenarnya, lu kenapa bisa kayak gini? siapa yang ganggu lu hm?"
hwana menarik kedua tangannya lalu menyilangkan ke bahunya sendiri. jaketnya tertinggal di dalam dan pakaiannya memalukan juga terlihat murahan di mata laki-laki.
"jangan lihat gue," lirihnya.
yunho melepaskan jaketnya dan memasangkan langsung tidak hanya digantung di bahu saja, mendekati musim salju suhu di sini sudah cukup dingin.
"kak hongjoong tau lu di sini?"
"dia ga tau apa-apa.."
"sendirian ke sini?"
"iya.."
tatapan yunho meneduh, ia menarik pelan hwana agar berdiri dan jalan di sampingnya. hwana mengeratkan pegangannya pada pinggang yunho begitu juga sebaliknya.
"gue ngerasa bersalah kalo ga nemuin lu."
yunho meletakkan kepalanya di atas kepala hwana, mereka berjalan menyusuri jalan. hwana tidak menanggapi bahkan tidak bertanya. namun yunho yang berdialog sendiri, tentu saja kondisi hwana tidak memungkinkan untuk berpikir jernih.
"gue takut ga bisa nemuin lu lagi setelah apa yang gue lihat semalem."
"pertama kalinya bagi gue sefrustasi ini mikirin lu dari malem ke malem."
"gue paham gue bukan siapa-siapa, kita cuma temen lama yang baru aja akrab."
"hwana, lu butuh temen, harusnya sudah cukup kan?"
hwana mencengkram kaos yunho dan berhenti jalan.
"gimana rasanya di cap sebagai pelacur sama orang yang lu sayang?"
"siapa yang bilang gitu?"
hwana tersenyum miris, ia memundurkan langkahnya, "ibu.. dia yang bilang."
batin laki-laki itu seketika sakit, sebagai anak yang tumbuh di keluarga yang penuh cinta, yunho dibuat sangat tercengang. terlepas melihat hubungan hwana dengan hongjoong yang terlihat kakak laki-laki hwana itu sangat menyayangi adiknya tapi kenapa ibu yang tidak pernah diceritakan ini memberikan kesan jahat di benak yunho?
"gue ga pernah tidur sama cowo, pacaran pun ga pernah ketemu, gue di kamar terus, kenapa mudah banget ngomong gitu berkali-kali setelah sekian lama ga ada kabar?"
baiklah, yunho mengerti apa yang terjadi semalam.
"sekarang.." ucapannya terjeda, "pakaian gue mencerminkan sebutan itu, apa lu nganggep gue juga gitu?"
yunho langsung memeluk gadis itu tanpa menjawab, itu pertanyaan terbodoh yang pernah hwana tanyakan dan tangisannya tumpah saat itu juga.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
me after you | jeong yunho ATEEZ ✔️
Fanfictionbagaimana rasanya jadi yang pertama dari segala aspek dunia seorang jeong yunho? ft. OC since dec 2022 - jan 2023 present by joaapark