3

155 23 0
                                    

semenjak melihat sekilas makhluk tak kasat mata secara riil, yunho belum bertemu hwana lagi. tentu saja mereka masih bisa chatan tapi tidak seintens dulu. yunho pikir mungkin hwana sudah bekerja atau gadis itu beneran sibuk sampai tidak ada waktu main hp.

hari ini yunho dapat panggilan interview di salah satu supermarket besar di tengah kota. dia belum tau mau ambil posisi apa karena sebelumnya dia tidak punya pengalaman kerja. intinya penting keterima aja.

di samping supermarket tersebut, saat yunho selesai interview, matanya berkedip dua kali. dia mengenali bentuk tubuh itu dari kejauhan sedang mengangkut 3 rim kertas A4 kemudian masuk ke kantor legal yang tepat di sebelah supermarket.

"wah beneran dah kerja ya dia.." gumam yunho sumringah. dia tidak sempat memanggil hwana, yunho sangat menghargai pekerjaan sahabatnya itu, mungkin yunho bisa menunggu hwana selesai bekerja.

laki-laki itu duduk di depan supermarket sambil jajan dan mengamati kantor tersebut. seharusnya dia juga bisa kerja di sana, sesuai dengan jurusan juga tapi kenapa bisa kepikiran kerja di supermarket. entahlah, yang penting kerja.

tibalah jam istirahat siang, hwana keluar dengan dua orang, perempuan dan laki-laki yang sepertinya juga masih pegawai baru. dua orang asing itu meninggalkan hwana dengan menaiki mobil kantor.

"kang hwana!"

"yunho?"

hwana melepas nametag dan duduk di samping yunho, "ngapain di sini?"

"menurut lu?"

yunho tersenyum, matanya mengisyaratkan hwana untuk melihat penampilannya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


yunho tersenyum, matanya mengisyaratkan hwana untuk melihat penampilannya hari ini.

"ohh, interview dimana?"

"di sini.."

"dah kelar?"

"kelar tiga jam yang lalu sih."

"lah, ngapa gak balik?"

"nungguin lu, gada kabar soalnya.."

yunho melonggarkan dasinya, "ga bilang-bilang kalo dah kerja."

hwana tersenyum simpul, diliriknya pakaian yang seragam dengan yunho.

"pokoknya kalo keterima di sini, kasih tau gue ya.."

"dih, gamau. lu harus nyari gue kayak gue nyari lu, siapa tau gue bukan di sini, kali aja di cabang lain."

hwana menggaruk pipinya, wajahnya sedikit berminyak karena terlalu lama di ruang AC.

"jangan gitu ah, gue juga di sini masih newbie. belum sah jadi pegawai tetap."

yunho menatap sendu temen sepernganggurannya ini, "cape banget ya? kek di bawah tekanan gitu?"

"haha, kerja mah cape, yang penting ngehasilin duit aja gue mah meskipun ya ga terlalu gede."

yunho mengambil tangan kanan hwana yang memerah, "pasti lu kebanyakan nulis di dalem sana, tulisan lu kan bagus." diberinya sedikit pijitan.

"tau tauan lu."

"ya taulah, kan kita sempet magang bareng di pengadilan, lu di ruang panitera, gue di ruang sidangnya jadi tukang buka tutup pintu sidang haha."

hwana teringat saat terakhir hari magang mereka, beberapa panitera berharap hwana bisa terus di sana di hadapan semua anak magang beserta dosen pembimbing magang.

"serius dah gue ga nyadar kalo kita satu instansi dulu."

yunho beralih memijat tangan hwana yang satunya lagi.

"gue sempet mau ditaroh di ruangan lu, tapi karena kebanyakan cewe, gue minta di bagian regis nomor perkara sama ruang sidang aja."

"enak di kalian bisa nontonin drama sidang, lah gue sibuk nulis, nempel materai, ampe manjat kursi cuma buat nulis di papan tulis gede."

kali ini yunho menggunakan kedua tangannya untuk memijat dua tangan hwana sambil tertawa kecil.

"pasti cape di jalan juga kan, kampus kita jauh dari sono."

"iya, kudu bangun pagi balik sore belum lagi kalo ada kelas online dadakan sama kuis UTS dadakan."

yunho terus tersenyum mendengar keluhan gadis itu, memang masa magang mereka sangat melelahkan setiap harinya harus buat laporan bahkan untuk makan saja lupa karena ketiduran langsung.

jelas yunho tidak terlalu mengeluhkan karena dia cukup santai dan memang energinya banyak, tapi yunho pikir sudah berapa lama hwana menahan lelahnya masa perkuliahan dulu sampai separuh jam istirahat gadis itu terpotong gara-gara ngeluh.

"isi kepala lu pasti rame banget ya waktu itu.."

"sekarang juga rame."

yunho meletakkan tangan hwana di meja "gimana dah mendingan?"

"makasih, lu cocok di tukang pijet."

yunho berdecak, "makan sana, gue tadi lihat ada rice box yang diskon."

hwana mengacungkan jempol dan dengan langkah ringan masuk ke dalam supermarket.

tbc.

me after you | jeong yunho ATEEZ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang