masih di malam natal yang penuh suka cita, hwana dengan bando tanduk rusanya pulang ke rumah. sepatu yang diselimuti salju diletakkan di sebelah dua pasang sepatu yang hwana yakini milik ayah dan kakak tirinya. ruang tamu dan dapur sangat sepi, tapi hwana bisa dengar suara mereka dari belakang rumah, bau asap bumbu bakar juga tercium. dia teringat hongjoong mengajak pesta seafood dan hwana sempat menolaknya.
gadis bertanduk rusa itu muncul dengan menenteng plastik minimarket, ya sebelum pulang yunho membelikan hwana jajanan dan minuman. dia mendekati hongjoong yang berdiri sambil memanggang daging sedangkan ayahnya menata beberapa makanan pendamping di meja bundar.
"balik juga ya lu, duduk sana sama ayah," suruh hongjoong dengan usilnya mengambil bando hwana dan mengenakannya di kepala.
hwana berjalan pelan, duduk di samping ayah lalu meletakkan jajanan di sampingnya.
"katanya pulang malem?"
"urusannya udah kelar sebelum malem yah."
ayah kim mengambil daging yang sudah matang dari hongjoong dan memotongnya kecil-kecil. hwana memutar tubuhnya menghadap ke kedua laki-laki kesayangannya itu. dia sudah berjanji dengan yunho untuk bicara perihal masalah terbarunya ini. dan tentu saja, hwana ingin segera bergabung dengan keluarga tercintanya secara resmi.
"ayah, aku mau ngomong sesuatu nanti tapi kalo ayah cape, lain kali aja gapapa." hwana berusaha memberanikan dirinya. hongjoong menatap hwana bingung namun beberapa detik kemudian dia tersenyum tipis, jarang sekali hwana bersuara di depan ayahnya.
"gue ga diajak?"
hwana melirik pasrah, "bebas.."
"bisa kok, abis makan aja ya nak."
hwana tersenyum manis, tangannya membuka plastik dan mengeluarkan isinya lalu di taruh di meja bundar kosong satunya lagi. mereka makan dalam diam, sudah biasa di keluarga ini. hwana menyuap sesumpit nasi dengan ragu-ragu, bukan karena makan malam mereka tidak enak, dia bingung dan sedikit takut harus memulai dengan kalimat seperti apa nanti.
hongjoong dan ayah membereskan meja dari peralatan makan sedangkan hwana di suruh diam di tempat. tak lama mereka bertiga kembali duduk melingkar.
"apa yang mau diobrolin?" tanya hongjoong.
bukannya membalas pertanyaan hongjoong, hwana menghadap langsung ke arah ayahnya dan memberikan hp dengan layar yang menampilkan beberapa pesan dari orang asing. hongjoong yang belum tau pesan baru tersebut mengambil berdiri di belakang ayahnya, ikut membaca.
"heh! lu kenapa ga bilang?!" semprot hongjoong sebelum ditahan oleh ayahnya.
"ini sudah keterlaluan, kita bisa laporkan ke polisi. masalah data-data pribadi kamu, biar ayah yang urus." ayah kim mengembalikan hp hwana. gadis itu menggigit bibirnya, ada satu lagi yang mau dia ucapkan.
"ayah, kak.. kalo ga membebani, aku mau masuk ke keluarga ini secara resmi."
hongjoong yang tadinya geram langsung terdiam dan tersenyum perlahan, "bertahun-tahun di sini gada yang nganggep lu beban. tenang aja. gue bantu ngurus dokumennya."
hwana menerima senyuman bangga dari ayah kim, "apa yang buat kamu berubah pikiran? bertahun-tahun juga kami membujuk kamu, kenapa baru sekarang nak?"
gadis itu menundukkan wajahnya, "aku punya impian yah dan aku sadar banyak yang sayang sama aku di dunia ini."
untuk pertama kalinya, hwana di peluk oleh seorang ayah.
***
masalah hwana tidak selesai sampai situ saja, beberapa kerabat dari saudara ibunya mengomentari keputusan hwana. bahkan sampai hati menyebut hwana anak durhaka di grup lama keluarga aslinya. selama ini hwana sangat menghormati tante dan pamannya meskipun jarang membalas, tiba-tiba surat panggilan dari pengadilan di kirim oleh nomor ibunya. di grup sana lah hwana dicerca hujatan dan tega menyebut keluarga kim sebagai penculik.
hwana dengan lingkar matanya yang menghitam merasa lebih baik tidak membalas balasan grup yang mencapai lebih dari 50 pesan itu. dia lebih fokus pada pekerjaan dan sesekali memejamkan mata yang panas.
meskipun mencoba fokus, bibir hwana tak berhenti bergetar menahan sakit hatinya. dia bisa saja keluar dari grup itu, tapi dia harus punya bukti. beberapa rekan kerja yang lewat meja hwana terus menanyakan keadaannya, siapa juga yang tidak menyadari kalau hwana menahan tangis sekuat mungkin. bahkan atasannya sempat mengira tugas hwana terlalu berat dan gadis itu berada di bawah tekanan.
"tidak ada yang salah, pak. saya cuma ada masalah internal keluarga saja," jelas hwana.
hwana menyelesaikan pekerjaannya secepat dan seteliti mungkin berhubung hari ini hari terakhir bekerja di tahun 2022, ya dia hanya ingin pulang cepat dan istirahat. setelah jam menunjukkan pukul 17.30, hwana keluar kantor memakai mantel tebal dan hot pack di tangannya. gadis itu berjalan pelan sambil menendang kecil salju yang menebal menyelimuti aspal. kemudian sepasang sepatu putih berhenti di depannya.
"yunho?" laki-laki itu menyodorkan satu tusuk eomuk pada hwana.
"lembur ya?"
"iya, libur hari terakhir. lu nunggu gue?"
"iya, lu ga baca pesan gue? soalnya gue dari sebelum natal udah libur, jadi waktu senggang gue banyak."
hwana meniup asap yang mengebul dari eomuk dan menggigit kecil, "yunho, kayaknya kita harus kenalan ulang deh."
beberapa jam yang lalu hwana terlihat sangat sedih dan tertekan, namun setelah yunho datang, hwana tak tahan untuk bercanda lagi seperti biasa.
"lah kenapa?"
"gue ganti nama awal tahun nanti."
yunho menghadang hwana dengan tusukan eomuk, wajah yunho sangat lucu saat terkejut.
"padahal nama hwana unik banget loh," terselip nada kecewa di dalamnya.
hwana tertawa pelan, "bukan gitu maksud gue.."
yunho menyipitkan matanya, tubuhnya sedikit menunduk menatap dalam ke arah mata hwana. tak lama senyuman teduh yunho muncul.
"kim hwana," panggil yunho. hwana mengangguk tersenyum lebar.
"kerja bagus!" laki-laki itu menepuk pelan pucuk kepala hwana. tangannya mengambil tangan hwana, berbagi hot pack satu sama lain.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
me after you | jeong yunho ATEEZ ✔️
Fanfictionbagaimana rasanya jadi yang pertama dari segala aspek dunia seorang jeong yunho? ft. OC since dec 2022 - jan 2023 present by joaapark