⚠Don't Copy My Book⚠
Di tengah sunyi nya malam terdengar suara teriakan seorang wanita yang tengah kesakitan. Di dalam gang sempit dan lusuh terdapat dua orang perempuan, salah satu perempuan itu tengah tersenyum miring melihat keadaan satu perempuan yang lainnya.
"Teruslah menjerit, jeritan mu itu bagaikan alunan melodi untukku" ucapnya dengan senyum psikopatnya.
"T-tolong am- phuni ak- u~" lirih perempuan itu lemah.
Gadis itu menatap perempuan yang terkapar lemas di bawahnya dengan salah satu alis yang di naikkan. "Apa kau bilang tadi? Ampuni mu? Ah sayangnya itu tak ada dalam kamusku"
Gadis itu melihat ke arah jam tangannya yang terciprat darah. "Sudah jam satu rupanya, ternyata cukup lama kita bermain. Ada pesan terakhir?"
Perempuan di bawahnya memandangnya dengan tatapan memohon dan takut, memohon agar tidak di bunuh, dan takut pada sosok gadis yang bagaikan malaikat maut yang siap mencabut nyawanya sekarang.
"Kau.. sung- uh kej- am"
Gadis itu tersenyum lebar mendengarnya. "That's me" ucapnya sambil tersenyum miring, lalu ia mengangkat tinggi tinggi pisau lipatnya dan ia langsung menusukkannya ke dada sebelah kiri perempuan itu tepat di jantungnya.
Ia mencabut pisau lipatnya, seketika darah langsung meluber kemana mana dan perempuan itu mati di tempat.
Gadis itu memungut potongan potongan bagian tubuh perempuan itu yang tadi sempat ia potong, lalu ia melemparnya ke tubuh tak bernyawa perempuan itu.
Ia menyiram tubuh perempuan itu menggunakan bensin yang ia simpan di botol kecil. Setelah merasa jika semuanya sudah habis, ia berjalan pergi menjauhi mayat itu dan melempar satu korek api dan seketika kebakaran pun terjadi. Tubuh perempuan itu terbakar sedikit demi sedikit layaknya daun yang di makan ulat.
"Permainan yang cukup menyenangkan" gumamnya lalu ia beranjak pergi meninggalkan gang sempit dan lusuh itu dengan mayat seorang perempuan di dalamnya.
Setelah tiga puluh menit pergi dan meninggalkan mayat perempuan yang ia bunuh, Gadis itu malah sedang asyik berjalan di pinggir jalan raya yang sepi sambil bersenandung kecil.
Tiba tiba ia melihat pohon mangga terletak di pinggir taman yang jaraknya tak jauh dari ia berjalan sekarang. Ia jadi ingat kalau ia belum makan selama 2 hari.
Bukan, bukan karna ia tak punya uang, ia hanya malas makan saja. Toh ga makan selama 2 hari tak akan membuatnya mati. Ia lantas segera berlari ke arah taman dan dalam sekali lompat, ia langsung duduk di batang pohon itu.
Lalu ia mengambil buah yang menurutnya sudah matang, dan mengupas kulitnya lalu langsung ia makan. Tak perlu di cuci ia yakin jika mangganya itu tak kotor.
"Haish sialan! Si tua bangka itu sudah sebulan lebih tak memberi ku misi, aku jadi bosan" keluhnya.
"Aku sudah lama tak menggunakan Carbie dan Aslan untuk memotong tubuh mereka lalu ku hancurkan jantung mereka menggunakan tanganku sendiri. Membayangkannya saja sudah membuat nafsu ku untuk membunuh jadi semakin tinggi" ucapnya lalu membuang biji mangga asal.
Gadis itu menyenderkan punggung sempitnya ke pohon mangga, ia sedikit lelah karna dari tadi hanya berjalan jalan tanpa adanya tujuan. Tiba tiba terlintas satu tempat yang akan membuatnya tidak bosan lagi. "Ya, aku akan ke arena" ujarnya riang.
Lalu ia langsung turun dari pohon mangga dan segera pergi menuju tempat yang akan ia tuju, arena balap.
Sesampainya
"Halo James, apa kabar?" Sapa Gadis itu ketika melihat temannya sedang sibuk.
James sedikit terkejut ketika melihat teman perempuannya ini tiba tiba berdiri di depannya. "Apa ada hal yang membuat queen arena datang kesini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seventh Mafia's And One Psycho Girl's [BoBoiBoy X Readers] (END)
Fantasy[Fullname] seorang gadis psycho. Ia di tugaskan oleh boss nya untuk membunuh tujuh mafia kembar. Akankah ia berhasil membunuh mereka? Atau malah ia yang terbunuh oleh ke tujuh mafia itu? Atau mungkin bukan keduanya? Lantas apa yang akan terjadi di a...