Thirteen

1.2K 116 7
                                    

⚠Don't Copy My Book⚠

Di teriknya panas matahari di tengah hari, seorang gadis berbaju seragam merah putih sedang berjalan pulang dari sekolah menuju rumahnya.

Jika kamu bertanya mengapa gadis itu pulang sendirian dan tidak di jemput oleh orang tuanya? Alasannya karna jarak dari rumah ke sekolahnya hanya beberapa km.

Gadis itu berjalan sambil bersenandung kecil, di tengah tengah perjalanannya tiba tiba tujuh bocah kecil datang menghampirinya dari arah taman yang ada disana.

"Tha [Name] tha [Name] mali belmain ceppelti kemayyin (kak [Name] kak [Name] mari bermain seperti kemarin)" ucap salah satu bocah.

Ya, gadis itu adalah [Name]. [Name] yang masih berusia dua belas tahun dan ketujuh bocah kecil itu adalah BoEl yang masih berusia lima tahun.

[Name] tersenyum kecil, ia membungkukkan badannya agar tingginya dan ke tujuh BoEl sepantar. "Kalian bermain lah dulu di taman, kak [Name] pulang dulu untuk ganti baju dan nanti kak [Name] akan balik ke sini lagi lalu bermain bersama kalian"

Sudah menjadi hal biasa jika setelah pulang sekolah [Name] akan bermain bersama BoEl hingga sore hari di taman, [Name] tak mempunyai teman karna teman teman sebayanya menganggapnya aneh karna [Name] memiliki rambut berwarna putih seperti Nenek Nenek.

"Janjji yyaaa nanti keccini agyy (janji ya nanti ke sini lagi)" ujar Taufan kecil sambil mengacungkan jari kelingking mungilnya di hadapan [Name].

[Name] terkekeh kecil lalu ia menyatukan jari kelingkingnya dan jari kelingking mungil Taufan. "Iya, kakak janji"

Tangan [Name] terulur untuk menggusak surai coklat ke tujuh BoEl, setelah melakukan itu ia beranjak pergi dari sana melanjutkan perjalanan pulang ke rumah yang sempat tertunda.

[Name] mengerutkan kedua alisnya bingung saat melihat sebuah mobil berwarna hitam terparkir di depan rumahnya. Sejak kapan orang tuanya mempunyai mobil hitam? Fikirnya.

Orang tuanya memang mempunyai mobil, namun warna mobilnya berwarna putih bukan warna hitam.

Baru saja [Name] menapakkan kakinya di halaman rumahnya, ia mendengar jeritan sang Ibu. [Name] yang mendengar itu langsung panik, ia takut Ibunya kenapa napa. Lantas ia segera berlari masuk ke dalam rumah.

Pintu akses masuk ke dalam rumahnya terlihat rusak, seperti sudah di dobrak paksa oleh seseorang. [Name] kalap, sebenarnya apa yang telah terjadi selama ia sekolah?

Ketika masuk ke dalam rumah, keadaannya sudah seperti kapal pecah. Seperti sudah di obrak abrik oleh seseorang.

Lagi, jeritan Ibunya terdengar. Suaranya berasal dari arah lantai atas dimana kamar kedua orang tuanya berada. Dengan tergesa gesa [Name] berlari ke lantai atas hingga sesekali ia tesandung karna barang barang yang berceceran di mana mana.

Keadaan di lantai atas juga tak kalah berantakan seperti di lantai bawah. [Name] mempercepat jalannya ketika mendengar jeritan lagi, namun sekarang yang menjerit bukan Ibunya melainkan Ayahnya.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Mama dan Papa" cicit [Name] khawatir.

Semakin dekat jaraknya dengan kamar kedua orang tuanya, [Name] mendengar jika ada suara pria asing yang berasal dari kamar kedua orangnya.

Awalnya [Name] ingin langsung masuk ke dalam kamar orang tuanya namun ia urungkan ketika melihat beberapa pria berbadan besar yang ia tak tahu siapa.

Tubuh [Name] membeku ketika melihat keadaan kedua orang tuanya yang sudah di lumuri darah, ia menutup mulutnya berusaha agar tidak berteriak.

The Seventh Mafia's And One Psycho Girl's [BoBoiBoy X Readers] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang