Bolos

61 37 60
                                    

"Jomblo itu pilihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jomblo itu pilihan."

• See You •

Pagi ini Kiel telah menginjakkan kakinya di SMA Trimurti. Tapi, bukan kelas tempatnya belajar yang pertama kali ia masuki, melainkan ruang kepala sekolah.

Bagaikan sebuah hal lazim bagi seorang Kiel, masuk keruangan tersebut telah seperti rutinitasnya kala sampai disekolah.

"Sekarang kamu keluar!" bentak Pak Tules tajam.

Kiel mengangguk setuju, lalu membalikkan tubuhnya untuk keluar dari ruangan tersebut. Namun, sesampainya diambang pintu. Laki-laki itu berhenti dan menatap Pak Tules sejenak.

"Pak," panggilannya.

Pak Tules yang merasa terpanggil menghentikan aktivitas membacanya, dan menatap Kiel yang masih berdiri diambang pintu.

"Kenapa lagi?" tanya Pak Tules ketus.

"Jangan marah-marah, Pak. Nanti darah tinggi," ucap Kiel lalu berbalik dan berlari menjauh dari ruangan itu.

"Kiel Junislen! Pintunya!" teriak Pak Tules nyaring, yang membuat Kiel tertawa puas.

Laki-laki itu melangkahkan kakinya menuju lapangan. Ia bersandar disebuah pohon rindang yang berada di pinggiran, dengan sesekali bersenandung kecil. Hingga berhasil menarik perhatian gadis yang melintas di dekatnya.

Kiel menyipitkan matanya saat melihat sebuah mobil sangat ia kenal. Mobil kesayangannya. Ia menegakkan tubuhnya dan menepuk pelan pakaiannya. Melangkah dengan pasti kearah parkiran.

"Woy Gun!" teriaknya tepat saat seorang laki-laki keluar dari mobil tersebut.

Gun mengikuti asal teriakan. Dapat ia lihat sang pemilik mobil berjalan dengan menggebu-gebu kearahnya.

"Lo, sini sini," panggil Kiel.

Gun mendekati Kiel yang berhenti tidak jauh darinya. Menundukkan kepalanya sedikit untuk menerima hadiah yang akan diberikan Kiel.

Plak ....

Pukulan tersebut mendarat dengan mulus diatas kepalanya. Hadiah yang sempurna untuk Kiel kepada Gun di pagi hari yang cerah ini.

"Kemana aja sih lo bawa mobil gue?" tanya Kiel.

Kedua laki-laki itu melangkahkan kaki mereka menjauh dari area parkiran. Berjalan melewati koridor yang masih dipenuhi oleh penghuni SMA Trimurti.

"Jemput Zenia," jawab Gun singkat.

"Kenapa lagi? Berantem?"

"Mmh," saut Gun.

Kiel menatap Gun yang berjalan disampingnya dengan kesal. "Lagian es sama es disatuin, gimana nggak beku?" cibir Kiel.

"Gue kayaknya bakal putus deh," ucap Gun tiba-tiba yang berhasil membuat langkah kaki Kiel terhenti.

See youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang