"Bahagia...?! Apa hal seperti itu mungkin untuk ku?" -Hong Vinny
"Kau sangat menjengkelkan, tinggal percaya saja. Aku tak akan mengusik mu lagi, tapi jika kau masih belum berubah aku akan mendatangimu lagi"
"Untuk apa kamu datang lagi?"
"Untuk merebut posisimu, Han Aeri."
______________________________________
"Ughhh.."
"Jika kau masih belum berubah, aku akan mendatangimu dan merebut posisi mu Han Aeri. Camkan itu"
Mataku terbuka saat kata kata itu tidak lagi terdengar ditelingaku. Suaranya menggema seperti tenggelam di dasar laut yang sangat dalam. Tapi anehnya aku tak bisa menggerakkan seluruh tubuhku saat aku mencoba mendongak, aku melotot kaget. Banyak sekali selang infusan yang ada di sekujur tubuhku. Samar samar aku melihat ke arah jendela, satu satunya sosok yang aku lihat adalah wanita yang sedang menatapku sendu. Rasanya aku mengenal sosok itu
"I-ib-ibu.."
Aku mencoba mengangkat satu tanganku dengan sekuat tenaga. Aku, aku tak mau sendirian disini.. Tunggu. Ugh!! Aeri tak boleh bergantungan dengan orang lain, meskipun itu ayah dan ibu sekalipun! Aeri pasti bisa!
Aku mengurungkan niatku, mataku kembali terpejam dan terbuka kembali melihat langit langit dinding dengan wajah yang datar. Tiba tiba saja pintu di buka menampilkan seorang dokter dan dua suster yang membawa troli yang berisikan air infusan dan beberapa jarum suntik.
"Nona Aeri, anda sudah siuman?" Dokter itu terkejut. Dokter itu mengira Aeri masih tertidur karna saat ia masuk Aeri masih memejamkan matanya. Ucapan dokter itu hanya diangguki oleh Aeri.
"Baiklah, jangan terlalu banyak bergerak dulu. Karena jika nona banyak bergerak itu akan membuat saluran darah nona terganggu lagi. Sekarang saya akan melepaskan semua selang infusannya karna kondisi darah nona sudah mulai stabil.
Dokter dan kedua suster itupun melepas satu persatu jarum infusan dari tubuhku. Setelah itu salah satu suster menaruh nampan yang berisikan makanan di atas meja disamping tempat tidurku.
"Saya akan memberitahukan keluarga nona bahwa nona sudah siuman. Saya permisi, semoga nona Aeri cepat sembuh"
Dokter itupun pergi, dan sesaat dokter itu pergi pintu kembali dibuka menampilkan tiga sosok yang sangat dikenal Aeri
"HWAAAWAWAAHWAHWHA!! PUTRIKU!!!!!" Syona, iya Syona. Ia histeris dan duduk di lantai sambil nangis tersedu sedu, ia sudah seminggu tak tidur karna menunggu putrinya untuk siuman. Saat dokter memberitahu bahwa Aeri sudah siuman ia langsung histeris bukan main
Plak!
"Kau berisik! Nanti mengganggu pasien lainnya!" Ibunya Syona pun memukul kepala Syona. "Sakit Bu!" Syona pun memegangi kepalanya. "Aeri, Aeri sudah baikan?" Arlit menggenggam erat tangan putri kecilnya itu. "Kepalaku masih pusing" Syona pun ikut menggenggam erat tangan putrinya. "Ibu.. ibu rindu Aeri.. Aeri sudah baikan kan???" Aeri, tentu saja terkejut. Melihat keadaan Syona yang acak acakan itu. Rambut yang kucel wajah yang kusam dan baju yang berantakan. "Huhuhuhu...." Syona terus menangis, Aren saja sudah geleng geleng kepala. "Aeri beneran sudah tidak papa kok bu, berhenti menangis ya? Aeri jadi ikut sedih.."
KAMU SEDANG MEMBACA
She's just a little girl!
FanfictionHan Aeri adalah gadis imut dan lucu. Siapa sangka ia akan menjadi incaran para om om di Lookism. Tetapi Aeri menderita suatu Syndrome yaitu syndrome Cinderella Complex, dan dirinya juga tidak peka. Akan kah pawang pawang Aeri akan kerepotan? Jangan...