6. Stupid Question

84 8 0
                                    

*kruk kruk* suara perut yang berbunyi, dari seorang wanita yang tengah membaringkan tubuhnya di atas ranjang miliknya, membuat sang wanita meringis kesal.

Huang Renjun, wanita yang tengah lapar di waktu malam. Membuat dirinya terpaksa bangun dari kegiatan nonton biasnya sambil tiduran.

"Bisa bisanya laper pas malam seperti ini! Mana makanan di kulkas mulai abis lagi! Mau masak juga males! Keluar juga males banget lagi! Mana si bang Doy lagi keluar dari abis maghrib sampe sekarang!" Ocehan yang terus Renjun keluarkan. Namun tak menghentikan dirinya untuk beranjak dari ranjang miliknya.

Renjun langsung mengambil hoodie kebesaran berwarna kuning milik abangnya, lalu memakainya. Sebenarnya hoodie itu tidak kebesaran di pakai abangnya. Tapi kalau dirinya yang makai? Hoodie itu sangat kebesaran untuk dirinya. Membuat tubuhnya tenggelam dalam hoodie itu, dan sepertinya dia tidak perlu untuk memakai celana tambahan.

Renjun itu sangat suka memakai baju milik abangnya. Padahal baju di lemarinya sudah banyak. Tapi entah kenapa dia sangat suka memakai baju abangnya. Kecuali celana ya! Karena sangat kebesaran untuknya.

Memakai hoodie, lalu mengambil card holder dan juga ponselnya. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal? Ia pun segera memutuskan ke bawah. Yup, dia memutuskan untuk mencari makanan sendiri. Karena dia itu sangat sekali menyukai makanan. Ibarat laper perut, ia juga sering sekali laper mata.

Mengunci pintunya, lalu berjalan menuju pangkalan ojek yang ada di sekitar rumahnya. Biasanya, dia itu sering memakai ojek online. Namun karena lapar sudah menyerang perutnya, dia langsung memilih untuk naik ojek biasa. Karena tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Sampai di pangkalan ojek, Renjun langsung menyebutkan alamat yang ia tuju, serta melakukan tawar-menawar harga. Setelah mencapai kesepakatan, ia langsung naik ke atas jok belakang motor. Lalu sang Ojek pun langsung menjalankan motornya, menuju tempat yang ia sebutkan.

Renjun itu bukan tipikal anak yang mudah dekat dengan orang lain. Apalagi orang yang baru pertama ia kenal. Ia hanya akan menjawab pertanyaan yang di lontarkan orang yang baru pertama kali dia temui. Jadi, di selama perjalanan? Tidak ada obrolan lebih antara tukang ojek dan dirinya.

Sampai akhirnya Renjun tiba di tempat yang ia tuju. Ia langsung membayar sang ojek, lalu mulai masuk ke dalam kedai pecel lele pinggir jalan. Ia juga mulai memesan lele plus nasi uduk, dan juga minumnya es teh manis. Menu langganan yang sering ia pesan, kalau makan di tempat ini.

Ini salah satu tempat langganan Renjun. Karena pecel lele serta pecel ayam yang ada di sini sangat enak.

Tak lama, pesanan yang ia pesan pun tiba. Ia mulai menyantap makanan itu, tentu saja setelah dirinya mencuci tangan, dengan baskom kecil berisikan air serta jeruk nipis di dalamnya.

Makan dengan hikmat tanpa adanya obrolan atau main ponsel. Sampai akhirnya suara seseorang menganggu acara makannya. "Renjun?" Sapa seseorang yang baru saja masuk ke dalam kedai.

Renjun yang tengah makan sambil menunduk pun langsung mengangkat wajahnya, guna melihat siapa yang menyapanya.

Kunyahan yang ada di dalam mulutnya terhenti, begitu melihat crushnya yang saat ini sudah ada di hadapannya. Iya! Lee Taeyong! Pria yang ketampanannya sangat tidak nyata, layaknya karakter anime. Pria yang saat ini tengah ia sukai.

"Kan, bener! Ini pasti Renjun adiknya Doyoung yang lucu plus gemesin abis." Seru Taeyong di sertai senyuman, dan juga kedua tangan yang langsung menyubit pipi Renjun dengan gemas.

Bagaimana tidak gemas kalau melihat Renjun dengan mulut yang penuh di kedua pipinya. Serta tatapan membulat, dengan binar mata di dalamnya. Benar-benar seperti anak kucing. Membuat semua orang yang menatapnya pun gemas.

"Lagi apa di sini?" Tanya Taeyong, yang tiada hentinya untuk memamerkan senyum kepada Renjun.

Renjun terkesiap. Ia langsung melanjutkan makannya kembali. "Gue lagi makan, lo sendiri ngapain di sini? Sendirian aja?" Tanya Renjun, seraya menatap sekitar.

"Ya pengen makan juga, sama kayak lo. Sendirian? Kata siapa? Gue gak sendirian kok! Kan ada lo sekarang." Ujar Taeyong, seraya menaik-turunkan kedua alisnya.

Renjun yang melihat itu pun meringis. Batinnya sudah menjerit melihat kelakuan crushnya ini. 'Bahaya banget lo, Lee Taeyong! Bisa-bisanya gue teriak cuma karena lihat alis lo doang!' Batin Renjun.

"Suka banget lele?" Tanya Taeyong, karena tidak mendapat balasan dari Renjun.

"Suka-lah. Kalo gak suka, ngapain gue makan, bang. Lo sendiri mesen apa?" Balas Renjun, lalu bertanya kembali kepada crushnya.

"Bener juga ya. Gue sendiri pesen pecel ayam." Balas Taeyong, sedikit merutuki pertanyaan tidak berbobotnya.

"Btw, kenapa bisa suka sama lele? Lo tau sendirikan lele itu kayak gimana semasa hidupnya?" Tanya Taeyong, yang emang udah tau filosofi lele itu kayak gimana.

Renjun mendesis begitu mendengar ucapan crushnya. "Tau gue bang. Ngapain takut sama jijik sih? Lo aja gak takut plus jijik begitu temen lo makan lo." Balas Renjun, yang emang gak pernah jijik, setelah tau filosofi lele yang sebenarnya.

"Aish. Maksud lo temen makan temen? Udah jadi makanan sehari-hari itumah." Ujar Taeyong, yang paham akan ucapan wanita yang ada di hadapannya ini.

"Nah, sama gue juga. Jadi hal ini masih biasa buat gue." Ujar Renjun, seraya menujuk lele yang ia makan.

"Oh iya, tumben lo gak nongkrong, bang? Bang Doyoung udah keluar dari abis maghrib tadi, sampe sekarang belum pulang." Tanya Renjun yang heran akan keberadaan crushnya yang ada di sini.

"Nongkrong kok. Ini baru aja balik." Seru Taeyong.

Baru saja Renjun ingin membalas ucapan crushnya lagi, supaya obrolannya tidak terpotong, tukang lelenya datang seraya membawa sebuah bungkusan untuk crushnya.

"Mas, ini 2 pecel ayam plus nasi uduk, dan satu es teh manis serta es jeruknya sudah selesai." Ujar abang jualnya, seraya memberikan bingkisan itu ke crushnya.

Tanpa tunggu lama, Taeyong langsung mengambil bingkisan itu, dan langsung mengeluarkan dompet serta beberapa lembar uang, untuk membayar pesanan dia. "Makasih ya bang." Seru Taeyong.

"2 bang? Buat siapa? Buat abang sama Ibunya ya?" Tanya Renjun, menatap crushnya dan bingkisan yang ia bawa.

"Ah bukan, bukan buat Ibu gue. Tapi buat Jennie. Dia nitip minta beliin pecel ayam tadi. Karena gue lagi di jalan pulang, gue mampir dulu deh ke sini." Jelas Taeyong yang sukses membuat suasana hati Renjun berubah.

Seketika Renjun badmood begitu mendengar jawaban dan penjelasan crushnya. Bukan hanya badmood! Dia juga menyesal karena bertanya seperti itu kepada crushnya, supaya bahan obrolannya tidak habis.

"Renjun udah selesaikan? Ayo bareng, biar gue yang nganterin lo pulang." Ajak Taeyong.

"Ah, gak usah bang. Gue bisa pulang sendiri kok." Tolak Renjun, yang masih berusaha menutupi rasa kesalnya.

"Buat apa pulang sendiri kalo ada gue? Gapapa kok, biar gue anterin lo pulang. Hitung-hitung irit ongkos." Ujar Taeyong, yang masih berusaha membujuk Renjun.

Lagi-lagi Renjun menggelengkan kepalanya. "Gak usah bang. Gue gak langsung pulang kok. Gue pengen pergi ke suatu tempat dulu. Lo duluan aja pulangnya. Pesanan lo udah di tungguin itu!" Titah Renjun.

"Beneran nih? Kalo gitu gue duluan ya Njun!" Ujar Taeyong, yang langsung pergi meninggalkan Renjun.

Sementara Renjun, ia langsung meneruskan makannya yang tertunda. Setelah habis, barulah dia pulang. Tapi, sebelum pulang, ia bayar dulu makanan yang telah ia pesan.

"Jadi berapa, bang?" Tanya Renjun, yang udah menyiapkan 1 lembar uang 100 ribuan.

"Udah di bayar sama abang yang tadi, neng."

CRUSH ON HIM - TAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang