10. I'm Really Badmood

70 4 0
                                    

Hari wawancara pun tiba. Dimana seluruh para Mahasiswa/wi baru, di haruskan untuk mengikuti wawancara untuk ukm yang mereka pilih. Kenapa bisa? Tentu saja bisa, kalau ini sudah menjadi aturan yang emang ada di kampus mereka.

Kepala kampus mereka takut kalau ada kegiatan ukm yang tidak di pilih murid baru. Jadi, kepala kampus memutuskan untuk memberikan kapasitas maksimal untuk masing-masing ukm. Dan murid yang tidak lolos wawancara ukm yang mereka inginkan, dengan terpaksa mereka harus ikut ukm yang masih kekurangan anggota.

Jangan tanya kenapa kayak gitu ya? Memang udah gitu peraturannya!

Dan sekarang Renjun tengah berada di ruang tari yang lumayan besar. Di mana di hadapannya sudah ada senior kakak tingkat semester 3. Senior yang sudah menempuh semester yang sudah di atas semester 3? Tidak di haruskan untuk mengikuti acara ini, karena kesibukan mereka yang kian menambah.

"Hallo semuanya! Taeyong's Here." Ujar Taeyong dengan nada bersahabatnya, yang membuat Renjun langsung mengangkat wajahnya, begitu melihat kedatangan dia.

Setelah berada ke dalam barisan temannya, Taeyong langsung mengedarkan pandangannya. Netranya langsung bertemu adik tingkatnya yang saat ini juga tengah melihat dirinya. Tanpa tunggu lama, ia langsung menghampiri adik tingkatnya, dan duduk di sampingnya.

"Pagi, Bang Taeyong!" Sapa Renjun, begitu crushnya ada di sampingnya.

"Pagi juga, Renjun. Are you ready?" Tanya Taeyong, seraya menaik turunkan kedua alisnya.

Tingkah crushnya sukses membuat dirinya teriak dalam hati. Melihat seringaian serta kedua alis yang naik-turun, membuat crushnya jejeritan bukan main.

"Njun." Panggil Taeyong, yang membuat adiknya membuyarkan lamunannya.

"Kenapa diam aja? Gugup ya?" Tanya Taeyong, yang langsung mengambil tangan adik tingkatnya yang sedang terkepal. Mengusapnya secara perlahan, guna memberikan ketenangan untuk adik tingkaynya. Karena menurut dia, Renjun itu tengah gugup, karena tes tari yang akan di jalankan. Padahal mah bukan itu! Renjun gugup karena ada dia yang saat inj di sampingnya.

"Sekarang gimana? Udah lebih baik?" Tanya Taeyong, yang langsung di balas anggukkan kikuk oleh adik tingkatnya.

Renjun langsung menarik tangannya dari tangan crushnya, dan memberikan sebuah burger buatan dirinya kepada crushnya. "Buat gue?" Tanya Taeyong, seraya menunjukkan burger buatannya.

Renjun menganggukkan kepalanya. "Emang gak seenak buatan mcd, kfc atau apalah itu. Tapi gak bikin lo kercunan, bang. Jadi di makan ya." Ujar Renjun, yang membuat crushnya terkekeh.

"Makasih sebelumnya. Tapi kenapa tiba-tiba?" Tanya Taeyong, menatap adik tingkatnya dengan sangat penasaran. Seraya menyantap burger buatannya.

"Kalo di liat dari insiden kemarin. Gue yakin pasti lo anak yang jarang makan." Ujar Renjun dengan bangganya.

"Kata siapa? Sok tau banget sih! Gue itu banyak makannya, tapi kalo inget." Ujar Taeyong, di akhiri kekehan di akhir kalimat. Serta mendapat sahutan berupa dengusan kasar dari adik tingkatnya.

Baru saja Renjun mau menimpali ucapan crushnya, suara seseorang sudah lebih dulu mengintrupsinya. Membuat Renjun mengurungkan niatnya, apalagi orang itu memanggil crushnya.

"Lee Taeyong!" Panggil Jennie melalu microfon. Membuat Taeyong yang lagi asyik makan, seraya menatap adik tingkatnya pun menoleh.

"Kenapa?!" Sahut Taeyong yang sedikit berteriak, supaya suaranya kedengaran.

Begitu melihat gestur tangan temannya yang menyuruhnya mendekat, dia pun menghela nafasnya kasar. "Njun, gue ke sana dulu ya. Sekali lagi makasih burgernya." Pamit Taeyong, sebelum pergi meninggalkan adik tingkatnya ini.

Renjun hanya bisa tersenyum, membalas pamitan crushnya. Dia tidak marah! Memang seharusnya crushnya ini berada di depan kan?

Dan tak lama Taeyong di depan, acara tes pun di mulai. Semuanya di panggil satu-satu untuk tes gerakan tari dasar, dan sampai tekniknya. Di mulai dari pemanasan, sampai teknik tarian yang di kuasai masing-masing.

Bukan hanya itu saja, mereka juga harus melewati tes tari, dan juga ketahanan nafas dalam menari. Supaya pernapasan mereka tidak merusak tarian indah mereka.

Sedari tadi, Renjun selalu melihat ke arah crushnya. Kharisma crushnya semakin bertambah, ketika dirinya sedang serius. Tentu saja hal itu membuat ia terkesima bukan main. Apalagi ketika crushnya sedang memberikan contoh berupa tarian. Dari tarian yang mudah, hingga nada teknik tarian yang sangat sulit.

Renjun gugup bukan main begitu namanya di panggil ke atas podium. Bukan apa-apa! Dia itu suka lupa kalau lagi gugup kayak gini. Dia takut kalau dia melewatkan tariannya, karena kelupaannya sendiri.

"Semangat." Satu kata yang keluar dari gerakan mulut Taeyong, begitu adik tingkatnya naik ke atas podium.

Tidak bersuara, namun Renjun dapat menangkap apa yang crushnya katakan, dari pergerakan mulutnya, dan itu membuat dirinya senang bukan main.

Dan mulai-lah Renjun mengikuti tes dengan kakak tingkatnya sekaligus ketua ukm seni tari, Jennie. Sama apa yang dilakukan peserta sebelumnya. Bedanya, pendamping yang mengetes dirinya adalah Jennie.

"Ulangi."

"Ulangi."

"Ulangi."

"Ulangi."

Perkataan ulangi terus di keluarkan oleh Jennie, ketika Renjun tengah melewati irama dan tidak sesuai tarian dia. Renjun kesal bukan main. Bukan karena dia merasa benar. Tapi memang tariannya memang sesuai dengan irama musik.

Perlu di ingatkan kalau Renjun mempunyai tingkat kesabaran yang sangat sedikit. Jadi ya kalau sudah sampai akhir? Dia tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan suaranya.

Seperti saat ini! Dirinya sudah tidak tahan atas kalimat ulangi yang terus di lontarkan kakak tingkatnya. Alhasil dia mengeluarkan protesannya. "Maaf kak, tapi di mana salah saya ya kak? Padahal tarian saya sesuai dengan irama dan juga beatnya. Lebih detail di banding contoh yang kakak berikan" Ujar Renjun, dengan nada yang masih sopan. Ia masih memandang Jennie ini sebagai kakak tingkatnya sekaligus ketua ukm tari saat ini.

Namun berbeda dengan Jennie yang langsung mencebik kesal. "Maksud lo, tarian lo lebih bagus dari gue? Gue lebih payah dari lo karena tarian gue gak sedetail lo?" Sarkas Jennie, memandang remeh adik tingkatnya.

"Gue gak bilang kayak gitu kak. Lo sendiri yang bilang kayak gitu. Kalau misalkan lo punya masalah pribadi sama gue? Bilang. Jangan mempersulit gue kayak gini." Ujar Renjun yang membuat kakak tingkatnya semakin marah.

"Yak! Maksud lo gue gak bisa profesional? Gue gak pernah mempersulit lo. Tapi emang tarian lo yang salah!" Pekik Jennie yang mengundang seluruh atensi yang ada di ruangan ini.

Renjun memutarkan kedua bola matanya malas. Apakah kakak tingkatnya ini sengaja membesarkan suaranya, sehingga mereka menjadi pusat perhatian?

"Kalau misalkan mau cari pusat perhatian, jangan kayak gini kak. Gue gak minta sama sekali." Seru Renjun, yang masih dalam posisinya, dan masih dalam posisi bicara yang pelan.

Jennie langsung merespon Renjun dengan tepukan tangan. Membuat rasa penasaran orang lain semakin besar. Bahkan saat ini mereka tengah di jadikan pusat perhatian.

"Baru adik kelas aja udah songong. Mentang-mentang ada abang lo di sini, lo jadi kurang ajar kayak gini?" Ujar Jennie, yang sukses memancing amarah Renjun.

"Kenapa jadi merembet kemana-mana? Ini masalah lo sama gue ya kak! Jangan pernah bawa abang gue ke dalam permasalahan ini! Lagi pula abang gue gak bawa pengaruh apapun kok!" Ujar Renjun yang mulai tersulut emosi.

"Yak! Kok--" Protesan Jennie terhenti karena Taeyong yang langsung membawa dirinya keluar. Meninggalkan ruang tari, dan juga Renjun di dalamnya.

Renjun yang sudah badmood karena Jennie, di tambah lagi karena crushnya yang lebih memilih untuk menarik keluar Jennie, daripada dirinya.

CRUSH ON HIM - TAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang