7. I Don't Have Boyfriend

97 6 0
                                    

Demo ukm yang menandakan hari terakhirnya masa orientasi, telah tiba. Renjun, Winter dan Karina, saat ini tengah bergegas menuju lapangan sekolah. Sampai di lapangan, sudah banyak siswa dan siswi yang berkumpul. Berkumpul sesuai kelas mereka masing-masing. Renjun, Winter dan Karina akhirnya kedapatan barisan tengah, karena keterlambatan mereka.

"Tadi gue liat Bang Taeyong lagi latihan dancer di ruang dance." Ujar Karina, yang sukses membuat netra Winter dan juga Renjun menoleh.

"Sendirian? Berati Bang Taeyong yang bakalan tampil? Ciee Renjun." Ledek Winter, seraya menatap Renjun dengan senyuman jahilnya.

"Iya kayaknya. Gue ngeliat dia lagi pemanasan suara tadi. Tapi sumpah, kayaknya dancenya bang Taeyong cakep banget, Njun. Luwes, terus hentakannya juga dapet." Seru Karina, mendeskripsikan apa yang tidak sengaja ia lihat tadi, yang membuat Renjun semakin penasaran.

"Tapi, btw. Emangnya bang Taeyong masuk ke seni tari?" Tanya Winter penasaran. Pasalnya, temennya ini kasih tau dirinya kalau Taeyong itu ikut les seni lukis, sama pecinta alam doang.

"Kayaknya iya deh. Dia ngambil ukm seni lukis, seni tari modern, sama pecinta alam. Dan katanya, dia juga ambil kelas vocal sama rapper tau." Jawab Karina, yang mendengar gosip yang beredar, mengenai kakak tingkatnya yang aktif dalam beberapa kegiatan mahasiswa yang ada di kampus.

"Test! Test! Oke guys! Mumpung semua udah pada kumpul. Acara langsung kita mulai ya. Pertunjukkan pertama, akan ada anak paskibra." Ujar sang ketua bem.

Dan kemudian anak olahraga pun masuk. Menampilkan beberapa jenis olahraga, untuk menarik mahasiswa/wi baru, agar mereka masuk ke dalam ukmnya. Setelah anak olahraga. Acara di lanjutkan dengan pertunjukkan photography.

"Bang Doyoung tampil kapan, Njun?" Tanya Winter, menatap Renjun yang pandangannya tengah ke depan.

"Mana gue tau Win." Jawab Renjun acuh.

Winter mendelik begitu mendengar jawaban Renjun. "Lah, lo kan adiknya. Masa iya lo gak tau sih?" Tanya Winter tidak percaya.

"Gue emang adiknya. Tapi bukan berati gue tau semua jadwalnya. Lagipula dia kalo ditanya, jawabannya gak pernah jelas dan gak pernah nyambung. Gue males nanyanya. Udah gitu jawaban dia keseringan bohong." Jawab Renjun.

Renjun gak tau otak abangnya tuh isinya apa. Setiap ia tanya, jawabannya gak pernah bener. Terakhir kali ia tanya mau kemana? Abangnya  malah jawab mau ke padang mashyar. Dia tanya lagi mau pergi naik apa? Abangnya jawabnya malah buraq. Dia bilang jangan pulang malem-malem, abangnya malah langsung pergi dan berakhir pulang pagi. Gak jelas emang.

Demo pun terus berlanjut. Semua ekskul mulai menampilkan bakat mereka, guna menarik maba kelas agar ikut ke dalam kelompok ukm mereka. Suasana pun mulai ricuh, terlebih ketika anak dancer dan cheerleaders yang tampil.

Anak Cheerleaders merupakan club dengan anggota cantik. Jadi tak heran kalau ricuh. Bahkan kakak kating pada keluar, hanya untuk menontoni mereka. Di Indonesia itu yang penting cantik. Masalah otak dan akhlak belakangan. Kalau lo cantik? Lo akan menjalani hidup dengan mudah.

"Lah, lo mau kemana Njun?" Tanya Winter, begitu melihat Renjun beranjak dari tempatnya.

"Mau ke toilet gue. Kebelet banget." Ujar Renjun, yang langsung pergi.

Winter hanya menghela nafas kasar. Padahal tadi dia pengen ikut Renjun. Tapi Renjun udah keburu pergi. Sementara Karina hanya tersenyum melihat waja kesal Winter.

Renjun terus melangkahkan kakinya menuju kamar mandi khusus siswi. Menyelesaikan segala urusannya di dalam sana. Setelah itu, Renjun langsung keluar, kembali ke lapangan lagi.

Namun sebelum kembali, Renjun memutuskan untuk pergi ke kantin. Membeli beberapa minuman serta makanan ringan. Setelah dari kantin, Renjun memutuskan untuk pergi ke ruang dance. Ia sangat penasaran dengan keberadaan crushnya. Terlebih mengenai tarian crushnya yang sangat indah.

Namun, begitu Renjun keluar dari kantin, dirinya malah bertemu dengan crushnya. "Renjun!" Sapa Taeyong, yang saat ini ada di hadapannya.

Renjun kikuk bukan main. Ia membalas sapaan crushnya. "Eh bang-- mau jajan ya?" Tanya Renjun. Tidak mungkin kan dia nanya crushnya mau ngapain?

"Iya nih. Udah makan belom? Temenin gue makan ya, sekalian lo makan. Gue tau pasti lo belum makan." Ujar Taeyong, yang langsung menggenggam tangan Renjun, dan menarik Renjun masuk ke kantin lagi.

Taeyong mendudukkan Renjun di kursi tengah. "Mau makan apa?" Tanya Taeyong yang masih dalam posisi dirinya, sedangkan Renjun sudah duduk.

"Eum, samain aja deh bang." Balas Renjun. Ia takut ngerepotin crushnya, kalau pesanannya beda.

Taeyong tersenyum begitu mendengar jawaban Renjun. "Simple dan gak banyak maunya. Gue demen nih cewe begini." Ujar Taeyong, yang tidak sadar kalau ucapannya membuat wanita yang ada di hadapannya salah tingkah.

"Tunggu ya, Njun. Gue pesen makannya dulu." Sambung Taeyong, yang langsung pergi meninggalkan Renjun.

'Duh bisa gila gue! Bisa-bisanya dia bilang demen, kayak gak ada beban gitu.' Batin Renjun, seraya menggelengkan kepalanya, menghadapi sikap crushnya ini.

Tak lama kemudian, Taeyong pun datang dengan membawa nampan yang berisi makanan. "Karena tadi malam lo udah makan pecel lele. Sekarang gue pesenin soto ayam. Lo suka kan?" Tanya Taeyong, dengan tangan yang sibuk memindahkan makanan dan minuman dari nampan, ke atas meja. Setelahnya, ia duduk di hadapan Renjun.

"Suka gue mah. Btw, ini jadi berapa bang?" Tanya Renjun, menunjuk makanan dan minuman miliknya.

"Ck! Lo kira gue abang Shapee, Gijek, sama Ge-reb." Ujar Taeyong di sertai dengusan kasar.

"Ya kan gue mau bayar pesenannya." Ujar Renjun bingung.

"Gak usah bayar, Njun. Sebagai gantinya, lo harus nonton gue perfome nanti ya." Seru Taeyong.

"Oh jadi nanti lo yang bakalan perfome? Di ukm seni tari, kan?" Tanya Renjun, yang pura-pura tidak tau, dan mulai menyantap makanannya.

"Iya lah di ukm seni tari, yakali pecinta alam. Mau nampilin apa nanti di pecinta alam. Nonton ya! Jangan sampe enggak!" Peringat Taeyong.

"Iya-iya. Gue bakalan nonton. Toh emang harus ngumpul semua di sana kan? Terutama para maba." Balas Renjun.

"Oh iya Njun, lo masuk ukm seni tari atau seni lukis dong." Seru Taeyong.

"Emangnya kenapa?" Tanya Renjun, yang langsung menatap crushnya yang tengah sibuk dengan makannya.

"Gue pengen lo masuk situ." Balas Taeyong.

"Emangnya kenapa? Gue gak bisa nyanyi bang." Dusta Renjun. Padahal mah suara Renjun gak ada duanya.

"Sebagai moodbooster gue. Anak seni tari sama lukis pada gitu semua, gak ada yang lucu kayak lo." Ujar Taeyong.

Taeyong gak tau apa ya kalau saat ini Renjun tengah menahan rasa salah tingkahnya? Menahan rasa ingin berteriak? Bisa-bisanya dia ngomong kayak gitu, dengan biasa saja, seperti tidak ada beban.

"Oh iya, btw gue udah punya nomor lo. Gue minta sama abang lo. Gue belom massage lo, karena gue pengen bilang dulu sebelum chat lo. Jadi gapapa kan kalo gue nge-chat?" Tanya Taeyong.

"Ya, gapapa. Emangnya kenapa?" Tanya balik Renjun yang heran atas ucapan crushnya.

"Ya kali gitu ada yang marah. Kali aja peliharaan lo marah kalo gue chat." Ujar Taeyong.

"Lah, gue gak punya peliharaan bang." Jawaban polos yang Renjun lontarkan.

"Aduh Renjun~~~kenapa polos banget sih? Jadi makin gemesh kan. maksud gue tuh bukan peliharaan sungguhan. Doi alias pacar lo."

"Ah itu, gapunya pacar gue bang."

CRUSH ON HIM - TAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang