Hari ini, Zee kembali menemui Marsha di taman belakang kampus. Baru saja pemuda itu duduk, gadis di sampingnya langsung menyodorkan sebuah kotak bekal dengan senyum lebar yang menampilkan gigi gingsulnya.
"Aku bisa bikinnya kak. Yaa... Walaupun agak berantakan dan keliatannya gak enak. Tapi besok aku bakal bikin yang lebih enak lagi."
"Dia beneran masak buat gue." ucap batin Zee.
Zee dapat melihat ibu jari dan jari telunjuk Marsha yang terbalut plester. Ia terkaget dan menjadi merasa bersalah.
Zee pun mengambil kotak bekal dari Marsha lalu membukanya. Ayam bakar yang agak gosong dan nasi goreng yang terlihat agak pucat, tapi baunya sangat menggoda. Baru mencoba satu sendok, Zee langsung berkata.
"Asin banget!! Gimana gue ngabisinnya."
"Ma..maaf kak. Aku janji bakal berusaha bikin yang lebih enak lagi." ucap Marsha menundukkan wajahnya.
"Minum!!" kata Zee singkat.
"Aku gak bawa. Bentar ya kak biar aku yang beli ke kantin." tanpa menunggu balasan Zee, Marsha langsung berdiri dan berjalan menuju kantin.
"Dia bahkan gak marah sama gue." gumam Zee.
Zee jadi merasa seperti orang yang jahat. Ia kembali melihat kotak bekal pemberian Marsha. Walaupun nasi gorengnya asin dan ayam bakar yang pahit karena gosong, tapi rasanya lumayan enak. Ia kembali menyendokkan nasi goreng ke mulutnya dan menghabiskan.
Sekitar lima menit kemudian, Marsha kembali dengan sebotol air mineral di tangannya. Dengan napas terengah-engah ia memberikan botol minuman pada Zee.
"Ini kak."
"Makasih."
Melihat kotak bekal yang hampir kosong. Marsha tersenyum lebar.
"Yaa.. Walaupun asin tapi bisa dimakan lah. Sayang aja kalau gak kemakan." ucap Zee ketus lalu membuang wajahnya.
"Makasih kak. Besok ka Zee mau dibikinin apa? Biar aku bikinin." tanya Marsha bersemangat.
Jantung Zee langsung berdebar tak karuan melihat senyuman Marsha. Ia jadi merasa gelisah lalu berdiri dari tempat duduknya.
"Terserah lo!! Gue mau balik ke kelas!" dan ia pun meninggalkan Marsha sendirian di taman belakang kampus.
"Kok jantung gue jadi aneh gini?? Dan kenapa gue ngerasa kalau apa yang orang-orang bilang tentang dia itu gak benar."
Lalu hampir setiap hari, Marsha akan memasak untuk Zee. Dan masakannya makin terasa nikmat tiap harinya. Namun, semakin banyak pula luka dan jari-jari Marsha yang terbalut plester.
Hingga suatu ketika saat Zee kembali menemui Marsha di taman belakang kampus.
"Hai kak. Ini bekal buat ka Zee." ucap gadis cantik itu dengan senyuman manisnya.
Melihat jari putih Marsha yang terluka dan terbalut plester Zee merasa tak tega. Ia pun menerima kotak bekal pemberian Marsha. Tanpa memakannya seperti biasa.
"Lo gak perlu masak lagi buat gue!"
"Ke...kenapa kak?? Ka Zee gak suka?" tanyanya dengan nada sedih.
"Bukan!! Gue gak suka aja liat jari-jari lo yang dibalut plester. Lagian semenjak lo masak, gue bisa liat mata capek lo. Kayaknya lo sering bangun pagi-pagi buat nyiapin ini semua kan?"
"Iyaa kak." Marsha hanya mengangguk.
"Makanya lo gak usah masak buat gue. Gue gak mau sampe lo sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEESHA'S STORY
FanfictionKumpulan cerita bersambung Zee dan Marsha. Moga pada suka yaa 😚👍