"Ka Zee... Do you really love me?" Tanya Marsha dengan tatapan sedih.Zee menegang mendengar pertanyaan Marsha. Ia pun langsung membalikkan matanya dan menatap dalam mata coklat yang terlihat sedih bercampur takut.
"Kenapa kamu nanyanya tiba-tiba Marsha? Kan aku udah confess ke kamu waktu itu?"
"Aku tahu Ka Zee boong. Papa aku kan ya maksa Ka Zee buat confess?"
Ucapan Marsha barusan membuat Zee terkejut.
"Aku sempat denger percakapan Ka Zee sama Papa waktu kamu ke rumah aku hari itu. Aku gak tau kenapa Papa bisa sampe tau kalau aku suka sama kamu. Aku benar-benar minta maaf sama kamu kak." Jelas Marsha sambil menundukkan kepalanya.
"Jadi dia udah tahu dari awal." Ucap batin Zee.
"Ma...Marsha kamu udah tau?"
"Aku tau kalau Ka Zee gak suka sama aku waktu kamu confess hari itu. Dan lebih tepatnya, Ka Zee benci kan sama aku?" Ucap Marsha dengan suara yang terdengar menyakitkan. Pemuda itu masih terkejut dengan fakta yang ia dengar.
"Marsha, ak--"
"Ga papa kak." Ucapnya memotong perkataan Zee.
"Kalau aku jadi Ka Zee, aku juga pasti benci sama orang itu."Lanjut Marsha.
Walaupun gadis cantik itu mencoba untuk tegar, namun matanya mulai nampak berkaca-kaca.
"Kalau kamu udah tau dari awal, kenapa kamu masih nerima aku hari itu Sha? Dan kenapa kamu biarin aku bersikap kasar ke kamu?" Tanya Zee kali ini.
"Karena itu salah aku kak. Dan aku juga pantas diperlakukan kasar sama Ka Zee." Zee hanya terdiam mendengar jawaban Marsha. Ia jadi merasa bersalah.
"Dari kecil, kedua orang tua aku selalu ngerawat aku dengan sepenuh hati. Mereka bakal ngelindungi aku dari apapun. Dan juga mereka akan ngasih apapun yang aku pengen. Tapi kali ini, Papa aku udah kelewatan dan ngancam Ka Zee hari itu. Tapi, aku mohon jangan benci Papa aku ya kak. Dia ngelakuin ini semua karena dia emang benar-benar sayang sama aku. Dan ini semua pun terjadi karena kesalahan aku." Jelas Marsha panjang lebar.
"Awalnya aku pengen hentiin Papa. Tapi, disisi lain aku mau manfaatin kesempatan biar bisa deket sama Ka Zee. Aku gak peduli sama gimana sikap Ka Zee ke aku. Aku benar-benar bahagia ketemu Ka Zee tiap hari. Tapi, sekarang aku sadar kalau aku udah bertindak egois. Karena keegoisan aku bikin Ka Zee dengan terpaksa pacaran sama aku." Lanjutnya. Kali ini, air mata benar-benar sudah mengalir di pipinya.
"Padahal selama ini, gue yang salah menilai Marsha. Bisa-bisanya gue kemakan rumor-rumor yang mau ngejatuhin dia. Dan bodohnya gue udah kasar ke gadis polos kayak Marsha." Ucap batin Zee.
"Aku benar-benar minta maaf ke Ka Zee karena udah bikin Ka Zee dalam masalah karena keegoisan aku." Kali ini Marsha mencoba menatap Zee dengan mata yang agak sembab.
"Marsha bahkan gak benci sama gue. Dia malah nyalahin dirinya sendiri padahal dia yang jadi korban disini. Karena Papanya Marsha yang udah maksa gue dari awal. Ini semua bukan salah Marsha tapi gue sendiri juga yang salah disini." Ucap batin Zee menyesali perbuatannya.
"Gak Marsha. Harusnya aku yang minta maaf ke kamu. Maafin aku udah bohong sama kamu Sha." Ucap Zee dengan tulus.
"Ka Zee gak usah minta maaf. Ini bukan salah kamu kok kak."
"Ka Zee tau gak?" Tanya Marsha sambil menghapus kasar air mata yang mengalir di pipinya.
"Hari ini kamu tiba-tiba cium aku. Aku jadi ngerasa kalau Ka Zee mulai ngasih harapan ke aku. Makanya aku mau nanya pertanyaan barusan sama Ka Zee. Apa kamu benar-benar cinta sama aku? Kalau gak, aku akan bilang sama Papa buat ngebatalin perjanjian itu dan kita pun bisa lupain semua yang udah pernah kita jalani."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEESHA'S STORY
FanfictionKumpulan cerita bersambung Zee dan Marsha. Moga pada suka yaa 😚👍