Idol And Her Personal Life Part 1

973 126 26
                                    

Saat waktu menunjukkan pukul setengah 2 subuh, Marsha Lenathea Lapian terbangun karena backsound anime yang ditayangkan di laptopnya. Anime yang ia tonton sebelum ia tertidur di meja belajarnya setelah ia pulang dari kegiatannya.

Marsha sendiri yang berprofesi sebagai idol selama 6 tahun belakangan ini memilih untuk tinggal di sebuah apartemen kecil nan nyaman yang baru bisa ia beli dengan hasil keringatnya sendiri.

Karena masih merasa lelah, ia mematikan laptopnya dan membetulkan selimut serta bantalnya. Setelah nyaman, Marsha pun mencoba menutup matanya.

1 menit, 2 menit, 5 menit bahkan sudah 10 menit tapi Marsha belum bisa tertidur. Dia sedang memikirkan hal lain yang terjadi di masa lalu.

Flashback - 7 tahun yang lalu

"Matchaa!!" Seorang pemuda meneriakkan namanya dengan senyum lebarnya sambil berlari mendekatinya.

Pemuda berkacamata memegang sebuket bunga yang sangat indah. Pemuda itu adalah Azizi Asadel, teman dekat Marsha.

Marsha dan teman dekat laki-laki nya itu sedang 'berkencan' di sebuah taman tempat mereka sering bertemu satu sama lain. Taman yang merupakan hidden gem karena tak banyak yang tau akan keberadaannya. Padahal taman itu begitu indah dengan hamparan sungai, pepohonan dan taman bunga. Tempat yang sempurna untuk kencan.

"Azizi..." Marsha mendekati Zee.

"Nih!! Buat kamu.." Zee memberikan sebuket bunga itu dengan malu-malu.

"Aaa... Bunganya cantik banget! Aku suka! Makasihh Zee."

"Iyaa cantik kayak kamu." Bisik Zee yang masih bisa didengar Marsha. Membuatnya salah tingkah namun gadis cantik itu bisa menahannya.

"Oh iyaa. Aku bikinin sandwich kesukaan kamu." Kali ini Marsha yang memberikan Azizi kotak bekal.

"Woahh... Kamu yang bikin?"

Yang dibalas anggukan kepala dan senyuman oleh Marsha.

"Wedeghh kerenn... Akhirnya Marsha bisa masak!" Goda Zee pada Marsha karena gadis lucu itu belum bisa memasak sebelumnya.

"Zee kamu ngeselin ihh!!" Marsha pun memanyunkan bibirnya yang membuat Zee rasanya ingin mencubit pipi teman dekatnya itu.

"Hahah yaaa bagus dong Cha kalo kamu udah bisa masak. Udah cocok jadi istri aku ntar." Ucap Zee tanpa sadar. Marsha sempat terdiam dan wajahnya memerah. Azizi yang baru menyadari kata-katanya langsung mengklarifikasi.

"Eh? Ma-maksudnya... Itu loh Cha.. aku.." wajah Zee langsung memerah dan ia terlihat gugup.

"Zee??"

"Hahah... Aku bercanda tadi Cha. Maksudnya siapapun yang jadi suami kamu nantinya, pria itu bakalan beruntung." Jelasnya dengan senyum tipisnya.

"Apaan sih Zee! Jangan ngomong gitu..."

"Aku serius loh Cha. Dia beruntung banget. Siapapun itu. Aku kadang kepikiran waktu kita dewasa nanti, bakal banyak yang berubah. Termasuk kita berdua... Mungkin aja kita gak akan bisa bersatu da-"

"Udah Zee! Stop!" Marsha benar-benar tak suka dengan topik obrolan Zee barusan.

"Maafin aku, aku cuman mau mengutarakan apa yang sering muncul di pikiran aku akhir-akhir ini. Marsha... Aku boleh selamanya berada disamping kamu gak?"

Pertanyaan yang terdengar seperti pengakuan bagi Marsha. Gadis cantik berusia 16 tahun itu hanya diam dan ingin pemuda yang setahun diatasnya itu melanjutkan kata-katanya.

ZEESHA'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang