chapter 3

589 63 6
                                    

ALI POV.

Saat Bel istirahat Tiba, gue keluar kelas Dan berjalan kearah kantin. tetapi Sebelum sampai di kantin gue sudah dipanggil oleh seseorang yang gue rasa dia ada dibelakang.

"Aliiii..." Teriaknya. Gue pun berhenti Dan berbalik menghadapnya

"Ada apa Kev ?" Tanya gue pada Kevin. Ya, kenalin dia Kevin sahabat gue dari SMP, gue Dan Kevin juga sudah seperti saudara. Bahkan gue Dan Kevin gak  sungkan jika kami bergantian menginap. paling sering sih dia yang menginap di rumah gue. Tapi gapapa biar gue juga ada temen.

Dia mengatur nafasnya yang memburu. Kelihatan nya berita ini penting sekali, sampai dia berlarian seperti itu.

"Eh..li, lo dipanggil kepsek tuh.." Ucap Kevin sambil mengatur nafasnya.

Gue  mengerinyitkan dahi. "Ngapain ?" Tanya gue bingung.

"Gak tau..katanya penting, udah sono jangan lama lama nanti di marahin. Soalnya, kata pak Rusdi ini penting" cerocosnya sambil menepuk pundak gue.

Baru saja gue ingin bertanya lagi. Dia sudah berlalu dari hadapan gue. Dasar kurang ajar!

Gue berjalan sambil menggerutu kesal. Bagaimana tidak, baru saja gue ingin makan Karena perut yang sedari tadi Sudah berbunyi, malah disuruh keruang kepala sekolah. Nasib.

Semua orang yang melihat gue berjalan hanya tertunduk. Takut ? Tentu. Katanya sih gue cowok paling dingin disini. Ah tapi gak juga, jika mereka mengenal gue lebih dalam pasti mereka gak akan  menggangap gue seperti itu.

Kini gue sudah didepan ruang kepsek. Gue memberanikan diri mengetuk pintu.

*Tokk..tokk..tokk..

"Masukk.." Sahutnya dari dalam.

Gue pun masuk, Dan langsung duduk dihadapan pak Rusdi. Sekilas gue lihat Senyum pak Rusdi mengembang.

"Saya pikir kamu tidak akan datang" katanya sambil menegakkan tubuhnya.

"Tadinya pak!" Jawab gue santai yang membuat pak Rusdi terkekeh.

"Kamu ini, sifatnya memang susah dirubah ya" katanya terkekeh.

Gue pun hanya diam. Karna mungkin memang hanya gue satu satunya murid yang seperti ini!

"Saya memanggil kamu kesini karena ingin membicarakan soal persiapan olimpiade matematika untuk minggu depan, Dan kamu yang akan mewakilinya!" ucapnya yang terdengar santai.

"Apa saya hanya sendiri pak, yang mewakili sekolah ini ?" Kata gue serius.

"Tidak! Saya sudah Cari teman untukmu sebagai pendampingnya."

'Sudah dicarikan ? Siapa dia ?' Batin gue bertanya Tanya.

"Siapa pak?" Tanyaku. Tiba Tiba ada yang mengetuk pintu.

*Tokk..tokk..tokk..

"Masukk.." Sahut pak Rusdi.

Sontak gue kaget. Kerena yang gue lihat  dihadapan gue sekarang. Prilly. Ya, Dia wanita yang selalu menabrak gue jika bertemu. Tatapan gue beralih ke pak Rusdi. Dia terseyum. Apa benar prilly, yang akan menjadi sebagai pendamping saat olimpiade nanti? Ya, kepintarannya memang gak jauh dengan gue. Tetapi tetap saja gue yang lebih pintar dari nya.

"Nah ini dia yang ditunggu tunggu akhirnya datang juga" ucap Pak Rusdi. benarkan dugaan gue.

"Sini prill..duduk disamping Ali" lajut pak Rusdi. prilly pun duduk disamping gue.

"Maaf pak, ada apa ya pak memanggil saya kemari?" Tanya prilly, Yang gue rasa dia terlihat bingung.

"Saya menyuruhmu datang kesini untuk membicarakan soal olimpiade nanti. kamu mau kan menjadi pendamping Ali saat olimpiade nanti ?" Tanya pak rusdi.

Happiness is SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang