chapter 7

296 27 6
                                    

Author Pov

Astaga! Apa yang kamu tadi lakukan, ada apa dengan dirimu Ali?! Lihat, kamu telah mengusap pucuk kepala perempuan. Dimana harga dirimu? Ali mengerutuki dirinya yang terlihat bodoh sekarang.

Prilly melanjutkan konsentrasinya, sedang Ali lagi merenung tentang kejadian sebelumnya, bahkan ia seperti pria yang mencintai kekasihnya saat bersama prilly. Sungguh membingungkan.

Sebuah suara menyentakan lamunan Ali yang diam tak bergeming. "Ali, aku sudah selesai mengerjakan ini. ternyata aku ngerti, jadi enggak perlu nanya sama kamu. Kamu bisa pulang sekarang" ucap prilly.

"Lo, ngusir gue?"

"Eh, bukan gitu maksudnya..-"

"Bercanda kok gue.."

"maaf udah ngerepotin kamu" ujar prilly sambil membereskan buku-bukunya.

"Ah, santai aja kali, kan gue juga yang mau belajar bareng disini harusnya gue yang minta maaf ngerepotin lo." Kata ali lalu menaikkan kaki kanannya dan bertumpu pada kaki kirinya.

Cool. Ya, malam ini Ali memakai kaos polo berwarna abu-abu dan celana pendek berwarna coklat muda.

"Iya, kamu mah disini gak belajar, numpang nongkrong sama ngemil doang" prilly menggerutu sebal dan pura-pura kesal. Terdengar tawa berat dari sebelahnya.

"Ya gapapa, kan gratis. Mumpung lagi bokek"

"Aku yang tekor, ish"

"Hahaha, lagian sih ada ada aja. Seminggu belajar mulu juga gak enak kali, bosen. Lo juga gitu kan pasti?" Tanya Ali sedikit mendekatkan tubuhnya pada prilly. Prilly menelan ludahnya serat. Bukan Karna Ali yg mendekat tetapi karna pertanyaan Ali yang menohok kesadaran prilly

Aku pikir dia tiap hari belajar makanya otaknya bisa seperti itu. Batin prilly

"Iya juga sih" prilly menunjukan deretan giginya yang putih. "Aku pikir kamu pinter karna belajar mulu" lanjut prilly.

"Ya, enggak lah, bisa panas otak gue nanti" jawab Ali diiringi kekehan kecil nya. "Mmh.. tapi itu dulu sih" lanjut Ali dan tawanya berhenti. Prilly mengerutkan keningnya.

"Maksud kamu?" Tanya prilly penasaran. pembicaraan ini mulai serius.

"Iya, dulu gue punya temen kecil gitu dia tuh pengen banget gue jadi pinter atau minimal nilai gue di SD dulu bagus lah. Karna gue dulu bandel banget anaknya, hiperaktif lah. Nah, gue berusaha keras, gue pengen banget ngewujudin permintaannya karna cuma dia doang temen yang gue punya, ya walaupun cewek sih, tapi gak masalah.

Sampai akhirnya gue bisa dapet peringkat pas dibawah dia, gue peringkat 2 dan dia peringkat 1. Kita terus jadi partner sejak itu, sampai keluarga gue mutusin buat pindah ke luar negeri yang saat itu gue masih kelas 3 SD." Ali berhenti sejanak menatap taman yang ada di belakang rumah prilly.

Pikiranya tidak menentu mengapa bisa ia menceritakan dengan lancar kisahnya pada orang lain selain Kevin.

"Oh, sorry prill, jadi curhat bego nih gue" lanjut Ali tersenyum geli. Malu mungkin lebih tepatnya.

"Eh, enggak kok.. Terusin aja kalo mau cerita lagi. Aku siap dengerin" gadis itu memamerkan senyum terbaiknya sambil menopang dagunya menggunakan satu tangannya.

"Oh iya, kenapa teman SD kamu saat itu cewek? Kenapa enggak cowok gitu?" Tanya prilly lanjut.

"Cowok nya banci semua kali, gak berani main sama gue"

Happiness is SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang