Hari ini adalah hari pertama aku menjadi siswa dari sekolah SMA terfavorit, aku beruntung menjadi salah satu siswa di SMA Wiyata. Aku berpikir di hari pertama ini mungkin tidak akan ada yang mau berteman dengan ku. Dengan semangat aku memasuki gerbang sekolah dan menyusuri koridor.
Braakk.....
Aku tidak sengaja menabrak seorang siswa didepan ku, dia terlihat terkejut. Segera aku meminta maaf padanya.
"Maaf.. maaf aku tidak sengaja, maaf karna aku kurang memperhatikan jalanku"
Tidak seperti yang kuduga ternyata dia hanya tersenyum dan menjawab.
"Tidak apa" jawabnya.
"Boleh berkenalan ?" Tanya dia.
"Em.. boleh " jawabku dengan tersenyum.
"Namaku Shalitta, aku masuk di jurusan IPA, kamu?" Tanya dia lagi.
"Aku Reisya, aku juga sama jurusan IPA" ucapku.
" Oh.. ya, kelas apa?" Tanya shalitta.
" Kelas IPA 5, kamu?" Jawabku exited ingin mendengar jawabannya, yah siapa tau ak bisa berteman dengannya hihihi.
" Lah kita sama yeeeee" ucapnya senang.
"Kita sebangku ya ya ya" pinta nya dengan wajah memohon.Aku hanya menjawabnya dengan tersenyum. Tanpa kita berdua sadari ternyata ada tiga pasang mata yang memperhatikan dari ujung koridor, ya disitulah kelasku dan Shalitta berada. Selama perjalanan menuju kelas kita saling bercerita tentang senangnya bisa mempunyai teman secepat ini, aku lebih tidak menyangka karena disekolah yang dulu aku sangat jarang bisa akrab dengan seseorang. Tidak tau kenapa dengan Shalitta, aku merasa nyambung ketika ngobrol.
Sesampainya didepan kelas tiga orang siswa tadi masih berjajar dan masih terus saja memperhatikan kami, Shalitta berjalan didepan ku. Aku terkejut karna dia tiba-tiba berbicara.
" Apa liat-liat gue emang cantik, temen gue juga cantik" kata shalitta.
Salah satu dari mereka menjawab.
"Dih ni cewek pede amat, siapa juga yang liatin lo" jawab Erza.
" Lah ya harus pede, banyak yang bilang gue cantik" ucap Shalitta.
"Iyain daaah biar seneng" Arzan menjawab.
Dan aku langsung menarik tangan Shalitta agar cepat masuk ke kelas. Aku tidak menyangka Shalitta yang kukira ramah ternyata sangat bar bar ketika berbicara dengan laki-laki. Tapi langkahku terhenti ketika suara dari belakang terdengar.
"Eh.... tunggu gue belum tau nama lo berdua siapa" tanya Irsyad yang daritadi hanya diam tidak mengeluarkan suara.
Lalu aku berbisik ke Shalitta.
"Shalitta sepertinya kamu dipanggil deh" Ucapku sangat pelan.
Shalitta lalu berbalik dan menjawab.
" Gue Shalitta, dia temen gue namanya Reisya" jawabnya."Temen lo kenapa kagak bisa ngomong bisu?" Tanya Irsyad.
Gue tampol mulut lo ya, temen gue gabakalan ngomong sama orang yang nggak penting kayak lo pada" ucap Shalitta.
Aku tidak sakit hati dengan pertanyaan Irsyad tapi jawaban Shalitta berhasil membuat ku terpaku di tempat. Bagaimana bisa dia seorang perempuan berkata seperti itu, seseorang yang belum mengenalnya pasti akan mengira dia orang yang pendiam, ramah, dan baik karena dia memakai jilbab sama sepertiku tetapi kenyataannya tidak begitu contoh seperti aku sekarang yang sangat shock dengan kelakuannya. Ternyata benar kita tidak boleh menilai orang dari penampilannya karna penampilan itu bisa menipu.
Kriiiiiiiingg.....
Bel tanda masuk pun berbunyi kita dengan cepat memilih bangku, Shalitta memilih bangku kedua dari belakang karna katanya lebih enak. Entahlah apa yang membuatnya berpikiran seperti itu. Dibelakang kita duduk tiga orang siswa yang sempat mengobrol di depan kelas dengan kita.
" Wee Lit ngapain sih lo duduk didepan gue" tanya Erza yang duduk bersama Irsyad.
" Lah terserah gue, Lo tu yang ngapain duduk di belakang gue tempat duduk sana juga kosong tu Gih pindah sana" ucap Shalitta mengusir.
"Bisa diem gak sih lo berdua capek kuping gue dengerin nya" Irsyad mulai berbicara.
"Kasian tu pacar gue berisik karna lo berdua" lanjut Irsyad.
"Haah... Pacar lo" jawab Shalitta dan Erza bersamaan.
"Heh pacar lo yang mana, kok gue gak lo kasih tau" "Jawab gue woii" Erza sedikit berteriak.
"Lo gk keliatan apa buta mata lo, jelas-jelas pacar gue duduk didepan gue" jawab Irsyad.
Deg.. aku hanya diam dengan mencoba mengolah omongan nya tadi. "Pacar? Aku? aah mungkin saja dia hanya bercanda" batinku.
Shalitta menatapku dengan tatapan bertanya, aku hanya mengangkat bahuku tanda tidak mengerti maksud dari Irsyad. Selama pelajaran berlangsung meja kami sangat berisik karna perdebatan Erza dan Shalitta, entah mengapa mereka tidak bisa akur. Aku sesekali tersenyum melihat tingkah mereka, begitu juga dengan Irsyad.
Tanpa aku sadari lagi ada sepasang mata yang menatap kearah kami dengan tatapan tidak senang. Sepertinya dia tidak suka melihat kedekatan kami, karna mungkin ini hari pertama kami sekolah aneh juga bisa langsung sedekat ini.
Bagaimana kelanjutan cerita antara Irsyad dan Reisya? Apa yang akan terjadi dengan perdebatan Shalitta dan Erza?
Akankah terjadi sesuatu pada Reisya?
Tunggu part selanjutnya ya ges 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE JOURNEY
Teen Fiction"Bisa diem gak sih lo berdua capek kuping gue dengerin nya" Irsyad mulai berbicara. "Kasian tu pacar gue berisik karna lo berdua" lanjut Irsyad. "Haah... Pacar lo" jawab Shalitta dan Erza bersamaan. Cieee si Irsyad baru kenal udah ngaku" pacar. Gima...