Lima

1.3K 226 27
                                    

••
Beberapa kejadian di cerita ini terinspirasi dari kisah nyata kecuali bagian yang di lebih-lebih kan

☻ Happy reading ☻

Sudahlah mati saja...

Aku berlutut usai melihat video yang ditunjukkan oleh rei.

"Heii..."

"Kau gapapa won?"

"Kau bisa cabut nyawaku aja ga rei?"

"Hei kau bicara sembarangan banget."

Eh, tapi ada yang anehh... sekarang kan aku sudah gagal membuat wonyoung untuk dihujat. Tapi kenapa utusan dewi Urd itu belum menghancurkan jiwaku.

Apa jangan-jangan ada jalan keluar dari ini semua?









"TAPI APA!!!?"

"Hei won, kau makin lama makin aneh." Ujar Rei.

Hmm sekarang aku harus fokus memikirkan jalan keluarnya.

Brak!
Yujin mendobrak pintu, dia baru saja kembali dari toilet.

"HEI WONYOUNG KAU HARUS LIHAT INI!" Kata Yujin sambil menunjukkan handphonenya di depan mukaku.

"Aku sudah tau dari Rei..."

"Harusnya kau yang panik tau, kenapa jadi aku?"

"Diamlah jin, aku juga panik tau." Balasku.

Walaupun panik-panik begini, aku harus tetap bersikap tenang. Stay cool. Sekarang aku harus memikirkan sekuat tenaga cara untuk terlepas dari masalah ini.

Brak!
Dobrakan pintu yang kedua kalinya datang dari Liz yang baru saja datang membawa sandwich.

"WONIE KAU SUDAH LIHAT VIDE-"

"Aku dah liat. sudah ada tiga orang yang memberitahuku, salah satunya kau."

"Yaa kan cuman kasih tau." Gerutu Liz sambil memasukkan sandwich kedalam mulutnya.

"Temanmu kesulitan kau malah makan." Ujar Gaeul yang tiba-tiba ikut nimbrung. Sepertinya dia sudah mengetahui situasi yang ada.

Liz langsung memotong sandwichnya menjadi dua bagian, lalu menyumpelnya ke mulut Gaeul.

"Enak kan?"

"Dari pada kalian ribut sendiri mending bantu kasih saran deh." Ucapku.

Mereka semua terlihat berpikir keras untuk membantu penyelasaian masalahku ini. Tapi tidak ada satupun saran mereka yang membantu. Hahhh~

"Kau tinggal minta maaf saja kan?" Sahut Yujin.

Gaeul memutarkan bola matanya lalu berkata " kalau kayak gitu mah orang-orang malah makin percaya kalau wonie yang salah."

Benar juga, pintar Gaeul!

"Yang benar itu wonie harus melakukan kegiatan amal terus di rekam. Biar pencitraan kayak penjabat-penjabat gitu loh." Sambung Gaeul.

kutarik kata-kataku, dia sama saja bodohnya.

Kriettt...
Suara pintu yang terbuka secara perlahan.

Terlihat Leeseo yang sedang membawa secarik kertas di tangannya, bertanda cap Starship Entertainment.

"Hei wonie ini untukmu."

Apa ini? jangan-jangan aku dipecat sama Starship? Aku menggeleng-gelengkan kepala sejenak. Ah tidak mungkin, aku kan anak kesayangan Starship. Tidak mungkin semudah itu. Lagipula jika itu surat pemecatan, pastinya langsung kasih ke aku bukan ke Leeseo.

Jadi Wonyoung?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang