Karena perkataan Maria, membuat Elnara memilih untuk segera pulang ke apartment. Mami, dan Dad sangat senang, dan bernapas lega setelah Elnara kembali dengan keadaan sehat.
Setelah membersihkan tubuhnya, Elnara langsung menuju ke rumah sakit. Ada Keylanna, dan Ares yang tengah menemani Kieran di sana.
Sepertinya waktu tiga hari, sudah cukup untuk Kieran berpikir ulang, tapi entahlah jawabannya tetap sama atau berbeda, Elnara hanya bisa berdoa agar Kieran merubah keputusannya.
"Nana!!" Pekik Keylanna, saat melihat Elnara membuka pintu.
"Key, Kieran lagi tidur," tutur Ares.
Sebelah tangan Keylanna menutup mulutnya sendiri, "maaf, kelepasan."
Elnara memeluk Keylanna, tiga hari tidak bertemu membuat nya begitu merindukan adik perempuannya ini, "Nana dari mana aja?" Tanya Keylanna.
"Nana nggak kemana kemana kok. Kiki ngapain?" Tanya Elnara dengan suara pelan.
"Lagi tidur, udah dari tadi siang," sahut Ares.
"Kiki berisik banget gak ada Nana, yang minta pulang lah, nyuruh aku cari Nana sampai ketemu, belum lagi tadi nggak mau makan, mau nya langsung minum obat, ngeselin kan," keluh Keylanna.
"Makasih loh udah jagain Kiki," tutur Elnara dengan terkekeh, "kalian dari tadi di sini?" Tanya Elnara.
"Iya," sahut Ares, dan Keylanna dengan kompak.
"Nana, lihat Kiki dulu ya."
Keylanna menahan lengan Elnara, "Nana kita keluar sebentar ya, mau cari makan. Aku udah laper banget," ujar Keylanna.
"Iya gak papa, kalian kalau mau pulang juga gak papa. Biar Nana yang jaga di sini," jawab Elnara, ia mengeluarkan beberapa lembar uang, dan memberikannya pada Keylanna, "buat beli makanan."
"Nana nggak usah, aku ada kok," tolak Ares.
"Udah gak papa, uang mu di simpan aja. Keylanna ini jajan nya gak sedikit soalnya," sahut Elnara.
"Enggak mana ada, aku jarang jajan tau," sanggah Keylanna.
"Iya jarang beli sendiri, keseringan nitip soalnya."
Ares tertawa mendengar itu, ia menggandeng tangan Keylanna, dan berjalan bersamaan keluar dari ruang tunggu, Elnara meletakkan tasnya di meja, sebelum masuk ke ruang rawat Kieran.
Wajah Kieran begitu tenang saat tertidur, sebelah tangan Elnara tergerak untuk mengelus lembut rambut Kieran yang sudah mulai memanjang.
Kieran yang merasakan ada sentuhan di kepalanya, langsung terbangun, "Nara," panggil Kieran, ia sedikit tidak percaya kalau perempuan yang tengah duduk di sebelah nya ini Elnara.
"Hai, aku ganggu kamu tidur ya? Maaf ya," tutur Elnara.
"Enggak kok," Kieran berusaha untuk bangkit, dan duduk. Elnara yang melihatnya segera membantu Kieran untuk bangun.
"Gimana kabarnya?" Tanya Elnara.
"Baik, kamu?"
"Puji Tuhan baik. Senang dengar kalau kamu udah baikan, oh iya tadi Mami nitip ini, makanan buat kamu, mau makan sekarang?"
Tangan Kieran tergerak untuk meraih tangan Elnara, ia menatap bola mata Elnara dengan tatapan yang sangat dalam, "Nara, jangan bersikap seolah kita nggak ada masalah," ujar Kieran membuat Elnara terdiam.
"Aku kira waktu tiga hari kemarin aku nggak kesini, bisa buat keputusan kamu berubah Al. Ternyata enggak ya? Kayaknya aku yang terlalu ber- hmpp."
Belum selesai Elnara berbicara, Kieran sudah melumat bibirnya terlebih dahulu, membuat Elnara terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mandalika II [ONGOING]
Teen FictionSequel of Mandalika. ‼️Di sarankan untuk membaca Mandalika 1 terlebih dahulu‼️ "perjalanan baru." Babak baru untuk Elnara, dan Kieran. Bagaimana dengan kisah Elnara, dan Abram, apa pernikahan paksa itu tetap berlanjut? Dan apakah Kieran selamat di h...