M2| parte 12

169 27 2
                                    

Elnara memasuki kamar Kieran, ah ralat sekarang menjadi kamarnya juga. Gadis itu membawakan secangkir lemon tea untuk suaminya, suhu udara yang dingin di luar sangat cocok dengan secangkir teh hangat.

"Nih lemon tea, cocok dingin dingin gini," ujar Elnara.

"Makasih istri," jawab Kieran seraya mengambil secangkir teh itu.

"Apaan sih!"

Pipinya bersemu merah, ya walaupun hanya dua kata berhasil membuat Elnara baper, sudah sering tidur bersama dalam satu kamar, tapi tetap saja rasanya berbeda untuk malam ini.

Tidak ada lagi batasan di antara mereka, dalam hal apapun, bebas melakukan apapun.

"Di luar kayaknya masih ada orang ya?" Tanya Kieran.

"Ada Keylanna, sama Ares," jawab Elnara.

Kieran meletakkan cangkir teh nya di meja kecil yang ada di sebelah kasurnya. Senyuman manis tak pernah luntur dari paras nya yang tampan.

"Cafe kamu gimana?"

"Kemarin sempat ada masalah sedikit sih, tapi masih bisa di atasi. Udah aman udah stabil semua," sahut Elnara, gadis itu tengah sibuk dengan ponselnya, ia sedang melihat-lihat beberapa foto saat pemberkatan di gereja tadi.

"Lihat deh, ekspresi kamu tegang banget," ujar Elnara seraya memperlihatkan foto Kieran yang tengah menunggu Elnara di altar.

"Semua pengantin pasti tegang kalau mau nikah, emang kamu nggak tegang tadi?" Tanya Kieran.

Elnara menggeleng pelan, "cuma mules sedikit."

"Masih mending aku," timpal Kieran dengan tertawa terbahak-bahak.

"Gak sih, sebenarnya aku biasa aja. Gugupnya itu waktu jalan ke altar, habisnya semua lihatin aku jadi berasa orang terkenal gitu," kilah nya.

"Kan kamu emang orang terkenal Nara," sahut Kieran dengan jengah. Bisa bisanya Elnara lupa kalau dirinya ini seorang model terkenal terutama di wilayah Eropa, dan Asia.

"Oh iya ya."

Otak lemot Elnara sepertinya belum sepenuhnya hilang dari dalam dirinya. Karena merasa gemas dengan Elnara, Kieran menarik Elnara yang duduk di depannya hingga gadis itu terjatuh di atas tubuh Kieran, untungnya kaki Kieran masih aman.

Tidak ada yang membuka suara, mereka hanya menikmati pelukan hangat yang membuatnya merasa nyaman. Elnara bisa mendengar jelas detak jantung Kieran yang berdetak cepat.

"Jantung kamu cepat banget detak nya," celetuk Elnara. Elnara bangkit dari posisinya, hingga tatapan mereka bertemu, gadis itu takut kalau terjadi sesuatu dengan suaminya.

"Kamu gak papa kan?" Tanya Elnara.

Kieran mengangguk perlahan, kedua telapak tangannya menangkup pipi Elnara. Sejenak ia terpaku dengan cantiknya paras istrinya ini, melihat bibir Elnara membuat Kieran tak tahan untuk tidak mengecup bibir istri nya.

Yang awalnya hanya kecupan biasa, kini menjadi ciuman yang memabukkan. Ini lebih dari ciuman yang pernah mereka lakukan saat masih berpacaran dulu.

"Nara, makasih, dan maaf," ucap Kieran dengan tatapan yang sangat lembut.

"Buat apa?" Tanya Elnara dengan bingung.

"Makasih kamu udah mau jadi istri aku, dan maaf aku belum bisa jadi suami yang baik buat kamu."

"Hei kita baru nikah tadi pagi, kamu baru beberapa jam jadi suami, sejauh ini kamu baik nggak ada salahnya," sanggah Elnara. Gadis itu kembali merebahkan tubuhnya di dada Kieran memeluk suaminya dengan erat.

Mandalika II [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang