ꜱᴇᴊᴀᴋ ꜱᴀᴀᴛ ɪᴛᴜ ꜱᴇɴʏᴜᴍᴋᴜ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ᴘᴜʟꜱᴀ

1.5K 163 12
                                    

Suasana di kamar pasangan itu cukup mencekam. Seongeun dengan wajah dinginnya dan Gimyung yang menunduk merasa bersalah.

Kenapa bisa seperti itu? Karena setelah Seongeun menemukan bahwa anggota tubuhnya bertambah, Gimyung baru mengakui apa yang ia lakukan di tenda Nix.

"... Kalo lo mau gue mati bilang, Gim." Mendengar itu Gimyung segera menegakkan kepalanya, menatap Seongeun dengan tatapan terkejut, ia menggeleng cepat. "Enggak! Gak mungkin aku-"

"Kalo nggak, kenapa lo tuangin cairan yang bahkan lo aja gak tau kandungannya apa! Kalo itu racun gimana, brengsek?!"

Gimyung bungkam.

Seongeun menghela napas berat, berniat kembali bertanya, meski sedikit takut dengan pertanyaan yang ia ajukan akan berdampak pada dirinya. ".. Alasan lo nerima minuman itu apa? Karena cantik ya? Semok? Atau lo yang digoda makanya mau?"

Dia yang nanya, tapi dia juga yang sakit hati. Seongeun berharap Gimyung bakal jawab enggak juga, tapi.. pria itu masih diam. Membuatnya makin nyut-nyut.

Padahal. Gimyung terdiam itu karena melihat sklera mata Seongeun yang memerah. Ia tak fokus mendengar pertanyaan Seongeun. Tangannya berniat untuk mengusap air mata yang hampir jatuh namun langsung ditepis kasar oleh si empu.

"Sammy.. maaf.."

Seongeun mengalihkan pandangannya, "Keluar," ucapnya membuat Gimyung terkejut lagi. "Tapi.."

"Mau lo yang keluar atau gue?" Melihat keterdiaman Gimyung, Seongeun bangkit berdiri, berniat mengambil bantal dan gulingnya. Tapi dihentikan Gimyung.

"Jangan. Aku aja yang diluar," ucapnya lalu segera mengambil bantal & gulingnya. Kemudian beranjak keluar.

Seongeun pun merebahkan tubuhnya, pikirannya kalut, 'Gue harus nerima kenyataannya ya? Gimyung cowok juga.. normal dia kegoda.'

'... Tapi dada gue kok sesek..' Kesempitan itu bajunya.g.cnd.

Seongeun menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Mau nangis semaleman aja dia tuh. Cem perawan-eh, dah gak perawan deng.

Gimyung yang diluar juga ikut menggalau. Sedih, karena..































































DIA KEPENGEN NETE. MULUTNYA GAK ENAK KALO GAK NETE SEHARI AJA SAMA SEO. Buajingan memang.

'ANJING TUH BU-IBU! JATAH NETE GUE BERKURANG BANGSATTT! Sammy gue marah lagi..' pikirnya frustasi.

Gimyung bangkit berdiri, "Gue cari aja kali ya tuh ibu-ibu?!" ucapnya, namun ia kembali terduduk, "Tapi udah jam segini, ntar yang gue temuin malah Festival setan lagi. Besok dah."

Dia menghela napas lalu membaringkan tubuh besarnya di sofa, "Pengen meluk Sammy.. begadang ini gue mah.." gumamnya sedih. Gimyung baru bisa tidur kalo udah nete, bro.

Gimyung mikir-mikir lagi. "Kalau Sammy jadi sapi.. bisa ngeluarin susu gak ya?" Namun ia segera menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran setannya. Tapi sayangnnya malah makin setan.

Membayangkan melihat Seongeun dibawahnya dengan wajah memerah, bibir bengkak, mata sayu, telinga sapinya turun, putingnya ngeluarin susu, dan ekor sapinya gerak-gerak manja sambil ngedesah manggil-manggil namanya, "Gimyungh~"

Gulp!

Gimyung nelan ludah gugup, dia bisa ngerasain bagian bawahnya mengeras. 'SIALAN! GUE KEPENGEN!'

Dengan terpaksa dia solo di kamar mandi subuh-subuh sekaligus mandi.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jam sudah menunjuk pukul 06:00 pagi.

Gimyung sudah siap dengan seragamnya. <· Akibat gak tidur makanya rajin, kalau gak sekarang dia masih goleran di kasur, nahan-nahan Seongeun buat gak masuk sekul.

Nasi uduk Mang Jinyoung depan Apartemen sebagai sarapannya pagi ini. Gimyung sedikit memeriksa isi nasi uduknya, soalnya kadang Mang Jinyoung ngasihnya yang nyeleneh. Orang mau beli nasi uduk dikasihnya spaghetti. Jauh banget. Nyebrang negara lagi.

Setelah makan ia melangkah ke kamar, Tok! Tok!

"Sammy?" panggilnya. Namun tak ada sahutan, ia pun membuka pintu kamar. 'Alhamdullilah kagak dikunci.'

Begitu pintu dibuka, ia menemukan Seongeun yang masih terlelap. Bibirnya mengulas senyum kecil, kedua tungkainya mendekati Seongeun.

Gimyung duduk di pinggir ranjang, ia arahkan tangannya mengelus surai hitam itu dan turun ke pipi. "Lucu," ucapnya sambil menatap wajah Seongeun tertidur damai. Tapi keningnya tiba-tiba mengkerut, "Kok matanya kelihatan bengkak?" cemasnya.

Ia khawatir, tapi tak mau menganggu tidur kekasihnya ini. Pengen bolos juga, tapi yang ada kena omelan Seongeun lagi. Salah serba.

Gimyung hela napas. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Seongeun, menyatukan kening mereka. "Sammy, jangan sedih. Aku yang salah kemarin, jadi jangan salahin diri kamu sendiri dan jangan terlalu overthinking, ya? Love you, sayang."

Cup!

"Aku berangkat sekolah dulu," Gimyung mengecup bibir Seongeun sebelum keluar kamar.

Gimyung tak sadar jika sebenarnya Seongeun sudah bangun, pria itu mendengar semua ucapannya. Makanya sekarang lagi salting dibawah selimut.

"Hati-hati," gumamnya.

❛ ━・❪ ♠︎ ❫ ・━ ❜

Tebecehs|

- hay 💟

𝑳𝒂𝒊𝒕 𝒅𝒆 𝑽𝒂𝒄𝒉𝒆 𝑺 [ Gimyung x Seongeun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang