Chapter Fourteen

175 24 15
                                    

Pukul 8 malam, keadaan villa sudah semakin sepi. Hanya tersisa—tentu saja—Gadis dan ketiga sahabatnya karena mereka jelas akan menginap, Arga, Nino, Martin, Karin—kekasih Martin, Sea dan beberapa orang lainnya yang masih betah berenang termasuk Sharon dan kawan-kawan.

Kalau sore tadi bertemakan garden party dengan penampilan live musik sederhana, maka malam ini Gadis mengadakan pool party untuk teman-teman terdekatnya. Dengan barbeque dan berkaleng-kaleng bir serta beberapa botol wine yang memang sengaja ia seludupkan.

"Gue nggak ngerti sama jalan pikiran lo berdua." Sebuah suara tiba-tiba terdengar di belakang tubuh Calista yang sedang memanggang daging bersama Gadis.

Sharon dengan rambut basah dan bikini yang sudah ia balut dengan bathrobe, duduk di samping Calista.

Calista mengangkat sebelah alis, "Maksud lo? Gue sama Gadis?"

Sharon menggoyangkan jari telunjuk sambil menggeleng. Ia menuangkan wine pada gelas. "Lo sama Arga."

Di hadapan Calista, Gadis tersenyum sambil mengangkat gelasnya, merasa setuju dengan ucapan Sharon.

"Emangnya gue sama Gaga kenapa?"

"Gue tau, kalian udah kenal dari kecil dan mungkin karena alasan itu dia pinjemin lo ini, instead pacarnya sendiri," Sharon menyentuh ujung jas Arga yang dipakai Calista. "Tapi..." Sharon menjeda ucapannya. Gadis itu meminum winenya sambil tersenyum menggoda pada Calista. "Gue liat kalian berdua masuk ke kamar."

Perkataan Sharon membuat Gadis seketika menegakkan tubuhnya. Ia tidak tahu-menahu soal ini.

"Dan..." Sharon memeragakan tangannya seakan sedang mengunci pintu. Kemudian gadis itu memajukan tubuhnya pada Calista seraya berbisik. "Kalian berdua ngapain?"

Di tempatnya, Calista memakan dagingnya sambil berusaha tenang mendengar semua perkataan Sharon.

"Kalian berdua ngapain?" Kali ini suara Gadis yang bertanya dengan intonasi yang menuntut penjelasan. Jauh berbeda dengan intonasi Sharon yang terdengar menggoda.

Calista mengelap mulutnya dengan tissue. "Kita nggak ngapa-ngapin."

Ucapan Calista sontak membuat Sharon tertawa keras. "Lo percaya, Dis?"

Gadis mendecih seraya menggelengkan kepala.

"Cal, gue masih di sana sampe Arga keluar dengan muka terang-benderang kayak abis dikasih blow job."

Calista tersedak. Buru-buru ia menyambar segelas air mineral di hadapannya lantas meneguknya sampai tandas. "JANGAN GILA LO!"

Melihat sahabatnya kelimpungan membuat Gadis ikut terbahak. "Jadi kalian di kamar ngapain? main uler tangga?"

"Iya, terus Gaga menang makanya dia seneng."

"Gue serius, Cal."

Calista mendesah lantas menghembuskan nafas keras. "Iya, sedikit."

"Sedikit apa maemunah? Jelasin yang bener. Jangan bikin gue mikir yang iya-iya walaupun sebenernya kalian berdua emang ngelakuin yang iya-iya." Sharon terkikik. Ia senang sekali menggoda Calista.

"Sedikit kissing." Calista mengangkat bahu acuh seakan apa yang diucapkannya bukan masalah besar.

Gadis dan Sharon kembali tertawa. Meski hanya di terangi dengan lampu taman yang temaram, mereka berdua masih bisa melihat semburat merah yang muncul pada kedua pipi Calista.

"Lo yakin sedikit, Cal?"

"Sedikit sampe bikin lo sariawan?"

Calista menatap Gadis dan Sharon dengan tatapan membunuh.

Nothing Like UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang