Suara deru mobil terdengar memasuki pekarangan rumah keluarga Yoon. Mendengar adanya suara mobil, sang kepala rumah tangga pun memilih untuk keluar, dan mencari tahu siapa yang datang ke rumahnya malam-malam begini.
Senyumnya terbit kala mengetahui siapa yang mengunjungi rumahnya. Itu adalah Junkyu, sahabat sekaligus saudaranya. Jaehyuk pun menghampiri Junkyu.
"Gue kira siapa, ternyata lo." ucapnya, yang mana hanya di balas senyuman oleh Junkyu.
Namun setelahnya, alis Jaehyuk bertaut. Junkyu tidak datang sendirian ternyata. Melainkan bersama Mashiho dan juga Haruto.
Alhasil, ia pun menyuruh ketiganya untuk masuk, dan segera memanggil Asahi, juga Jeongwoo.
"Kalian bertiga, ada maksud apa datang kesini?" tanya Jaehyuk setelah memastikan Asahi dan Jeongwoo ikut duduk di sebelahnya.
Junkyu menghela napasnya, sebelum membuka suara. "Gue kesini mau minta maaf sebelumnya."
Jaehyuk mengernyit heran. "Buat apa, Kyu?"
Junkyu melirik ke arah Haruto, membuat si tunggal Kim itu menundukan kepalanya.
"Haru minta maaf, Pa. Haru dan Jeongwoo sudah melakukan hubungan intim." ucapnya dengan sedikit rasa takut di dalamnya.
Jaehyuk menggertakan giginya. "Apa maksud kamu, Haruto?"
"Haru menjebak Jeongwoo, Pa. Haru-"
Jaehyuk bangkit dari duduknya, menarik paksa kerah jaket Haruto, dan..
Bugh!
Satu pukulan mendarat tepat di sudut bibir Haruto, membuatnya terjatuh di atas marmer. Pukulan yang membuat empat orang lainnya terdiam.
"Bangun, Haruto."
Kilat amarah Jaehyuk terlihat sangat jelas di matanya. Membuat mereka semua tidak mampu berkutik sedikitpun.
"Saya menjodohkan kamu dengan Jeongwoo, agar kamu menjaganya, bukan merusaknya."
"Haru minta maaf, Pa.."
Jaehyuk menggeleng, sebelum akhirnya kembali mendaratkan beberapa pukulan di tubuh Haruto. Haruto hanya bisa pasrah, tubuhnya sudah sangat lemas sekarang.
Jaehyuk kembali menarik kerah Haruto, menatap tajam ke arah putra dari sahabatnya itu.
"Saya kecewa dengan kamu, Haruto. Saya dan istri saya memberimu kepercayaan sepenuhnya, namun dengan mudahnya kamu bertindak brengsek seperti ini? Dimana otakmu?" sarkasnya. Haruto tidak berani untuk sekedar melirik ke arah Jaehyuk.
Jaehyuk menghempaskan kasar tubuh Haruto. "Kalian semua pulang lah. Untuk pernikahan Haruto dan Jeongwoo, mungkin akan dipercepat pelaksanaannya."
Jaehyuk berbalik, hendak melangkah menuju kamarnya, namun Junkyu lebih dulu menahannya.
"Jae, gue minta maaf atas semuanya. Gue-"
Jaehyuk tersenyum tipis, lantas menepuk pelan pundak Junkyu. "Udah malam, Kyu. Lo baru pulang flight kan? Pulang gih, istirahat. Gue sama Asa, dan Jeongwoo juga butuh istirahat."
Junkyu mengangguk, mengerti akan pengusiran secara halus itu. Ia pun memilih untuk membawa Mashiho dan Haruto meninggalkan kediaman Yoon.
Jaehyuk menghela napasnya, dan melangkah menuju ruang kerjanya, menyisakan Asahi dan Jeongwoo disana.
"Ma.."
Asahi tersenyum, lantas merentangkan tangan untuk Jeongwoo, tentunya disambut oleh si manis.
"Jeje minta maaf, Ma.." lirihnya.
Asahi mengusap lembut surai Jeongwoo. Ini bukan salah anaknya. Jeongwoo dijebak, dan Haruto lah yang bersalah disini.
"Anak Mama yang manis ini ngga salah apa-apa, ngga usah minta maaf ya, nak."
Jeongwoo mengangguk. "Ma, Papa marah banget ya pasti?"
Asahi terkekeh, ia meregangkan sedikit pelukannya. "Susul Papa gih. Bicarain baik-baik. Kalau sama kamu, Papa pasti ngga akan marah."
Jeongwoo berpikir sebentar, sebelum akhirnya mengikuti saran Asahi. Ia mengetuk pintu berwarna cokelat di hadapannya, dan melangkah masuk selepas mendengar sahutan sang ayah.
"Pa.."
Jaehyuk hanya mencoba fokus dengan mengalihkan pandangannya ke arah laptop di depannya, mencoba mengacuhkan sang putra.
"Pa, Jeje minta maaf.."
Jaehyuk masih diam, tetap menggerakam jarinya diatas keyboard laptop.
"Paa.. hiks.. Jangan diemin Jeje.." si manis mulai menangis. Tangannya sibuk memilin ujung hoodienya.
Ah, kalau sudah begini, Jaehyuk mana tahan untuk tidak memeluk si kecil. Ia pun berdiri, lantas membawa putra kesayangannya ke dalam dekapan.
"Cengeng banget anak Papa Jae. Papa ngga marah sama Jeje, dan Jeje ngga salah, jadi jangan meminta maaf ke Papa." ucapnya.
Jeongwoo memberanikan diri untuk mendongak, menatap Jaehyuk.
"Papa.. Jeje minta maaf.."
Jaehyuk menggeleng, tangannya mengusap sisa air mata di pipi Jeongwoo.
"Kamu ngga salah, Jeongwoo. Papa cuma kecewa sama perlakuan Haruto ke kamu. Udah ya, jangan minta maaf lagi, udahan juga nangisnya."
Jeongwoo mengangguk, dan kembali masuk ke dalam pelukan Jaehyuk, membiarkan sang ayah mengusap punggungnya.
"Sstt, udah ya, jangan nangis lagi. Besok kan kamu mau fitting baju sama Mama, fitting cincin juga sama Haruto."
Jeongwoo menggeleng. "Jeje ngga mau, mau sama Papa aja.."
Jaehyuk tertawa kecil. "Papa flight besok, Je. Nanti pas nikah baru sama Papa."
Jeongwoo hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Jujur saja, dia masih benci melihat wajah Haruto. Dan enggan rasanya ia menerima perjodohan ini. Jika saja bukan karena orang tuanya, dan juga bayi yang mungkin akan ada setelah kebodohan Haruto malam itu, jadi tidak ada kata selain iya yang bisa diucapkan Jeongwoo.
"Udah sana tidur, Papa mau pacaran sama Mama."
Jeongwoo mendengus kesal. "Dasar bucin. Udah deh, Jeje mau bobo. Good night, Papa."
Jeongwoo kembali ke kamarnya, tentunya meninggalkan satu kecupan di pipi sang ayah sebelum ia kembali.
Jaehyuk mengusap wajahnya kasar. "Hah.. Benar-benar hari yang buruk.."
...
Hai hai hai
Sambil nunggu Hello dan Untouchable, aku bakal kasih kalian asupan sebagai tebusan air mata wkwk. Ngga, bercanda..
Disini, cuma gambaran, semisal Jaehyuk masih ada ya..
Ada beberapa chapter kemungkinan. So, hope y'all enjoy it 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Captain || Jaesahi ft. Jeongwoo
أدب المراهقينIni hanya kisah klise tentang Yoon Jaehyuk, salah satu pilot kebanggaan T-Airlines bersama sang istri, Yoon Asahi. Juga keingintahuan si kecil, Yoon Jeongwoo.. Just a fictional character, also imagination ^^