Luna adalah satu dari segelintir penulis Indonesia yang hak cipta hasil karyanya berhasil dibeli oleh penerbit luar negeri. Tulisan Luna sendiri dikenal kaya akan nilai-nilai feminisme, karena dirinya memiliki ketertarikan dengan isu gender, seksualitas, budaya, dan politik.
Dua tahun belakangan ini ia memutuskan tinggal di Korea karena jalinan kerja sama antara dirinya dan perusahan penerbit. Hidup di luar negeri merupakan salah satu impian Luna dan Alhamdulillah mimpinya itu bisa ia wujudkan. Selama menetap di Korea mengajarkan Luna banyak hal. Benar kata orang, guru terbaik adalah pengalaman.Cuaca indah sore ini mengajaknya untuk bersepeda di pinggir sungai hangang. Bersepeda merupakan salah satu hal yang Luna suka lakukan apalagi setelah berkutat dengan layar laptop selama beberapa jam. Ia butuh melihat pemandangan luar dan udara segar. Butuh waktu dua puluh menit menggunakan sepeda antara jarak apartemennya dan sungai hangang. Setelah memarkirkan sepeda Luna duduk dikursi panjang. Menikmati pemandangan sore dalam diam. Sesekali ia akan menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya lagi. Mencharge energinya agar terisi kembali setelah kehabisan kata untuk menulis novel yang sedang ia kerjakan.
Bagian dibawah jembatan ini tidak begitu ramai seperti bagian sungai Han lainnya. Para pengendara sepeda yang biasanya akan berhenti dan mengetahui tempat ini. Setelah keheningan Luna memasang headphone dan mulai memutarkan lagu. Kali ini yang ia pilih adalah lagu balad berharap mendapatkan ide untuk menulis kelanjutan novel. Warna langit berubah, matahari mulai terbenam di barat sana. Senja hari ini sangat indah.
Luna memutuskan segera pulang baru saja ia mengayun sepedanya namun rantai sepeda miliknya rusak. Gadis itu sedikit kebingungan melihat beberapa orang yang masih tersisa disana namun sama sekali tidak ada yang perduli bahkan berniat membantunya. Inilah salah satu hal yang dibenci Luna dari Korea. Dengan mengandalkan diri sendiri tanpa bantuan alat apapun Luna berusaha memasang kembali rantai yang keluar. Sepuluh menit berlalu Luna masih gagal.
"Ada yang bisa ku bantu?" Bagi Luna mendengar suara itu bagaikan mendengar malaikat penolong yang datang
Luna ngangkat wajahnya untuk melihat sang pemilik suara yang masih berdiri beberapa langkah dari sepedanya.
"Kamu!!!" Ucap keduanya bersamaan
Luna berdiri kemudian melakukan bow begitupula pria yang didepannya walau menggunakan masker Luna masih mengenali siapa pria ini.
"Ada apa dengan sepedamu?" Tanya Namjoon
"Rantainya keluar" jawab Luna seadanya
Namjoon memarkirkan sepedanya ke tepi jalan kemudian berjongkok untuk membantu Luna. Hanya butuh waktu tiga menit untuk pria itu memperbaikinya dan sepeda Luna sudah berfungsi kembali.
"Terimakasih Namjoon-shii jika tidak ada kau mungkin aku akan sampai malam disini"
Namjoon tersenyum memperlihatkan dimple "sepertinya aku sengaja dikirim tuhan untuk membantumu Luna-shii"
Luna mengangguk setuju. Sepertinya tuhan memang sengaja mempertemukan mereka lagi setelah dua Minggu yang lalu berpisah di stasiun kini mereka kembali dipertemukan. Padahal Seoul kota yang besar. Bersepeda merupakan hobby Namjoon. Idol itu sering mengendarainya untuk pergi ke gedung perusahaan apabila sedang malas menyetir. Dan tidak sengaja tadi saat rutenya menuju apartemen ia melihat seorang gadis yang sedang berkutat dengan sepeda melihat tidak ada yang membantu hatinya bergerak untuk langsung membantu gadis itu. Dan ternyata gadis itu Luna. Gadis berhijab yang cukup melekat diingatannya.
"Jadi kau akan kearah mana?" Tanya Namjoon
"Tentu saja kearah ini" jawab Luna menjelaskan arah sepedanya
"Kita searah. ingin bersama?" Namjoon sadar akan ucapannya dan segera meralat "maksudku.... Ayo berjalan bersama"
Luna tersenyum melihat mimik wajah Namjoon "Let's go" Luna menaiki sepedanya dan mulai mengayun dengan pelan disusul Namjoon disampingnya. Jalanan milik berdua.
Matahari sudah tenggelam digantikan langit malam. Dan kebetulan Luna dalam periode libur untuk sholat jadi ia tidak khawatir untuk kembali lebih cepat ke apartemen.
"Namjoon-shii" panggil Luna
Namjoon menoleh kesamping. Roda Sepeda mereka masih berputar
"Bisa berhenti sebentar?" Tanya Luna kemudian mengisyaratkan Namjoon untuk menepi. Dan langsung dilakukan idol itu.
"Maaf Namjoon-shii Kau bisa melanjutkan perjalananmu. Aku masih ingin menikmati udara disekitar sini. Kau bisa pulang duluan"
Namjoon berpikir dalam tiga detik "bolehkah aku ikut menemanimu?" Ucap Namjoon tanpa ragu. Ia masih ingin bersama dengan Luna
Luna mengangguk ragu "boleh saja. Tapi apakah kau tidak masalah?"
"Tenanglah aku tidak seterkenal itu" ucap Namjoon merendah bermaksud menenangkan sang lawan bicara
Akhirnya Luna setuju. Keduanya mencari tempat untuk mereka duduki. Tepat sekali ada kursi kosong yang langsung menghadap sungai.
Jujur saja Luna merasa kurang nyaman duduk berdua dengan Namjoon. Dikarenakan ia terbiasa menjaga jarak dari laki laki lain yang bukan keluarganya. Dan ini merupakan kali pertamanya duduk bersama orang lain diluar kepentingan pekerjaan. Ingin menolak rasanya ia terlalu sungkan tadi. Jadilah sekarang ia hanya diam.
Namjoon sedari tadi juga merasa kikuk ia sibuk memikirkan topik apa yang akan ia tanyakan ke gadis berhijab ini
"Luna-shii kau bilang kau seorang penulis. Karya seperti apa yang biasa kau hasilkan?"
Luna menoleh sebentar ke arah Namjoon yang bertanya "emm... Novel, aku penulis novel"
Namjoon mengangguk "aaa.... Novel romance kah?"
"Ya seperti itulah" Luna kembali menoleh "dan Namjoon-shii apakah sedang segang?" Tanya Luna sebenarnya hanya basa basi. Bts terkenal akan jadwalnya yang sangat padat.
"Untuk hari ini bisa dibilang begitu"
Hening...
Namjoon tanpa sadar menatap lama wajah Luna yang sedang menghadap kearah sungai. Gadis berhijab ini terlihat sangat mempesona dibawah temeram lampu jalan. Entahlah hijab yang ia kenakan menambahkan keeleganan bagi Namjoon yang melihat.
"Maaf jika aku lancang, Luna-shii apakah kau memiliki kekasih?" Entahlah Namjoon dengan spontan bertanya
"Apakah harus aku jawab?" Tanya Luna kembali
Namjoon membuang nafas berat "tentu saja. Aku harus tau jika ingin mendekatimu" jawab Namjoon percaya diri
Luna yang mendengar jawaban Namjoon terdiam mencerna maksud dibalik kata kata yang Namjoon ucapkan.
TBC...
terimakasih sudah membaca. Sehat selalu kalian 💜
N.A💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Part [Kim Namjoon]
Fanfiction📌Cerita ditulis Desember 2022 dan masih dalam penulisan. Pertemuan tak sengaja antara Namjoon sang idol terkenal dengan Luna yang mengantarkan pada kisah yang bisa dibilang rumit.