7. Berubah

183 26 2
                                    

untuk kali ini kedua insan itu banyak bertukar pikiran membicarakan obrolan obrolan ringan hingga obrolan berat yang masih belum berakhir sepertinya pandangan Luna terhadap Namjoon kali ini sedikit berubah. Ternyata Sosok disampingnya ini benar seperti yang dibicarakan oleh para fansnya sosok berwibawa, berkarismatik, smart dan sopan. seriap penuturan yang pria tinggi itu ucapkan selalu sejalan dengan sudut pandang Luna. Tak terasa saat matahari terbenam tiba tiba hujan turun dengan deras. Entahlah Namjoon dan Luna pun tak menduga. Keduanya berlari kearah kafe terdekat untuk berteduh. Masuk kedalam kafe kemudian memesan dua teh hangat dan memilih tempat duduk dekat dengan jendela kaca.

"Benar benar tak terduga" ucap Namjoon sambil membuka topi yang ia kenakan agak basah

Sementara jilbab yang Luna pakai juga sudah hampir basah kuyup.

Kok bisa hujan? Monolog Luna dengan bahasa Indonesia yang tidak dimengerti Namjoo

"What?" Tanya Namjoon yang tidak mengerti

"Tidak, aku hanya berkata mengapa bisa turun hujan?"

Sang lawan bicara mengangkat bahu tak tau, Namjoon memperhatikan penampilan Luna sepertinya gadis itu kedinginan. Bagaimana tidak pakaian mereka hampir basah

Seorang pelayan datang mengantarkan dua cangkir teh hangat yang mereka pesan.

"Gamsahamida" ujar Luna sopan

Dan dibalas senyuman oleh sang pelayan

Keduanya langsung menyeruput teh hangat itu. Kehangatan teh membantu

"Membaik?" Tanya Namjoon

Luna mengangguk

Setelah memikir dengan tenang Namjoon akhirnya mengeluarkan pikirannya "Luna-shii sebaiknya kau segera pulang"

"Bukan maksudku mengusirmu. Aku hanya berpikir sepertinya kau sangat kedinginan"

Memang sekarang sudah memasuki musim dingin. Ditambah hujan suhu menjadi lebih menurun. Luna memang sangat kedinginan saat ini tapi ia tidak mungkin memperlihatkan itu.

"Tapi bagaimana dengan sepedaku?"

Benar ada sepeda. Namjoon kembali berpikir "ditinggalkan saja. Nanti aku akan mengirim seseorang untuk mengantarkannya ke apartemen mu. Bagaimana?"

Luna mengangguk patuh. Ia sangat tidak tahan dengan udara dingin. Bisa bisa bersin bersinnya akan keluar sebentar lagi.

Namjoon beralih menelpon seseorang yang Luna duga adalah asisten idol itu. Setelah menunggu lima belas menit. Namjoon mengajak Luna untuk keluar kafe dan menaiki mobil yang sudah terparkir di depan kafe tersebut. Bersyukur para pengunjung tidak ada yang menyadari keduanya.

Didalam mobil ada seorang pria yang langsung menyapa keduanya ketika masuk dan tentu saja Luna harus balik menyapa dengan sopan karena sudah diberi tumpangan. Setelah memberitahukan alamatnya Luna tidak bersuara sedikitpun sampai ketika sudah sampai ia berterimakasih sebelum keluar mobil.






...









Suara bel mengalihkan perhatian Luna yang sedang menata buku bukunya di rak. Hari ini adalah weekend ia berinisiatif menggunakan waktu liburnya untuk bersih bersih. salah satu kegiatan yang disukai Luna untuk dikerjakan saat merasa bosan.

Lagi dan lagi bel berbunyi. Luna berjalan tergesah mengambil jilbab instannya di sofa Tampa melihat ke monitor langsung membuka pintu terlebih dahulu.

Whattttttttttttttttt

"Hai" ucap sang tamu kikuk

"H..hai" balas Luna sesegera mungkin menormalkan kembali mimik wajahnya yang sempat terkejut

Bagaimana tidak? Yang datang adalah Namjoon. Iya! Namjoon si idol terkenal itu

Dengan menjunjung tinggi rasa kesopanan sebagai orang Indonesia akhirnya Luna mempersilahkan Namjoon untuk masuk ke apartemennya. Namjoon memang bukan pria pertama yang berkunjung kesini, ada beberapa rekan kerja Luna yang pernah berkunjung untuk membicarakan pekerjaan dan ada beberapa teman yang sama sama berasal dari Indonesia yang datang ke apartemennya.

Namjoon kegirangan dalam hati. Sebelum masuk lebih dalam pria itu membuka sepatu dan diberikan sandal rumahan oleh Luna.

Idol itu meneliti dengan seksama interior dalam apartemen gadis muslim itu. Walau apartemen ini tidak terlalu luas namun semuanya tersusun rapi dan bersih. Mencerminkan sosok Luna, sangat cocok.

Di ruang keluarga sekaligus ruang tamu terdapat sebuah tv lumayan besar di dinding, kemudian sofa cream dan terdapat satu dinding dimana diletakan sebuah rak besar yang dipenuhi oleh buku buku. Pentri dan set kitchen kecil dan meja makan. Semua ornamen dan interior didominasi warna putih. Sementara di balkon Namjoon lihat ada sebuah kursi dengan meja untuk bersantai dan beberapa pot tanaman yang menyejukkan mata jika dipandang. Bisa Namjoon tebak pasti Luna sering menghabiskan waktunya disana.

Luna yang tadinya tengah membuat minuman untuk sang tamu akhirnya kembali membawa secangkir teh hangat produk milik Indonesia.
"Silahkan"

"Thank you" Namjoon tersenyum menampilkan lesung pipinya. Pandangan pria itu kembali mengarah ke arah tumpukan buku yang tengah dibongkar Luna tadi

Luna merasa malu "maaf jika berantakan"

"Tidak perlu malu. Ternyata aku datang mengganggumu yang sedang bersih bersih" tebak Namjoon

Namjoon berdiri menghampiri koleksi buku buku milik Luna yang berserakan. Membaca beberapa judul.

Luna mendengus dalam hati sedikit panik. Haduhhhh, ngapain sih dia?

"Itu buku dari Indonesia" ucap Luna ketika Namjoon membuka sebuah buku

Namjoon mengangguk kemudian kembali membuka buku yang sangat ia kenali "kau membaca buku ini juga?" Tengoknya pada Luna yang masih berdiri

Luna mengangguk

"Apakah ini salah satu karyamu?" Tanya Namjoon memperlihatkan novel milik Luna ketika membaca nama Luna di buku tersebut.

"Ya" jawab Luna pendek merasa sedikit malu.

Namjoon lagi lagi mengangguk. Pria itu kembali berdiri di depan Luna

"Lanjutkan pekerjaanmu aku akan membantu menatanya"

Dengan cepat Luna menolak "no! Tidak perlu! kau tamu disini"

Lihatlah. Kenapa gadis ini menggemaskan jika berbicara cepat.

Namjoon hanya diam menatap Luna.

Gadis itu menghembuskan nafas dengan berat. Dari pada ditatap seperti itu akhirnya ia mengalah. "Ok!"

Senyum Namjoon makin melebar.

Luna berjongkok mengumpulkan beberapa buku berdasarkan kategori yang telah ia kumpulkan.

"Tolong letakan pada rak ke dua dari atas" pinta Luna sambil menyerahkan lima tumpukan buku pada Namjoon

"Ok" balas Namjoon semangat.

Lihatlah karena tinggi pria itu tidak membutuhkan tangga lipat disampingnya berbeda dengan Luna.

Tiga puluh menit mereka habiskan untuk menata buku buku Luna dan akhirnya selesai.

Walaupun cuaca dingin Namjoon tetap saja keringatan

"Mian, kau sampai keringatan begini" kata Luna merasa tidak enak telah menyetujui seorang aset negara membantunya. jika army tau mungkin ia sudah habis di-bully.















TBC ...







Happy weekend yorobun, stay healthy 💜



N.A 💜

Be My Part [Kim Namjoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang