Sepanjang acara aku hanya diam saja memasang wajah datar. Berbeda dengan Kayla yang terus berteriak memberikan semangat untuk Bagas. Ku lihat Wisnu juga terlihat semangat sekali. Pria itu memang sudah gila. Dia sudah mempersulit hidupnya sendiri. Sudah kuduga Kakek akan memberikan ujian seperti ini.Ku lihat Bagas sudah kehabisan tenaga, dia berhenti dengan napas yang tidak teratur. "Kamu kenapa berhenti, Gas?!" Tanya Kakek dari jauh.
"Mas Bagas!" Kayla langsung berlari menghampiri Bagas lalu memberi Bagas minum, mengajak Bagas duduk di bawah pohon. Kemudian kulihat Wisnu masih berlari, keningnya penuh keringat, kaosnya pun basah karena keringat.
"Dua putaran lagi!"
Aku melongo, dia sudah berlari sebanyak tiga belas putaran. Berarti kurang dua putaran lagi dia akan lulus dan melanjutkan ke babak selanjutnya? Astaga, dia benar-benar bekerja keras untuk hal yang tidak berguna.
Tanpa menunggu aku pergi ke dapur untuk mengambil botol air mineral untuk Wisnu, pria gila itu. Aku kembali duduk yang berada agak jauh dari orang-orang disini dengan membawa botol, sedangkan Budhe Jum terus berteriak menyemangati Wisnu.
"HOREEE! Mas Wisnu bisa!" Teriak Budhe Jum bertepuk tangan dengan gembiranya.
Wisnu yang melihatku langsung berjalan ke arahku dan duduk di sampingku begitu saja, tentunya dengan senyum-senyum yang tidak jelas. "Seru juga ya ikut ginian?"
Aku memasang wajah datar. Seru dari mana coba. Bagas aja wajahnya sudah pucat begitu. Tapi ku lihat dari badannya sepertinya Wisnu memang suka berolahraga. "Nih, minum. Siapa tahu gilanya hilang." Aku menyodorkan botol mineral padanya.
"Saya memang gila, Ay. Hahaha! Canda." Dia menerima botol itu, "terimakasih ya, tumben kamu perhatian sama saya."
Aku terdiam. Wisnu benar, kenapa aku jadi seperti ini? "Ya, siapa tahu pas gue kasih minum lo cepet sadar. Gak guna tahu gak. Kalo lo emang suka olahraga ya bilang aja ke Kakek, jangan bawa nama gue juga."
Dia tersenyum sambil membuka tutup botol."Ya gapapa. Kalo saya bilang pengen ikutan olahraga, bukan tantangan dong. Kalo begini kan saya merasa tertantang."
"Terserah lo deh."
Mataku tak sengaja melihat ke arah dimana Kayla terlihat sangat khawatir dengan Bagas yang disana. Bahkan Kayla mengusap keringat di kening Bagas. Terlihat sangat romantis sekali. Tak lama kemudian Kayla mengajak Bagas masuk ke dalam rumah.
"Ay." Panggil Wisnu.
"Apalagi?" Tanyaku malas.
"Kamu masih mencintai Bagas?" Tanya Wisnu langsung dengan suara pelan namun aku bisa mendengarnya dengan jelas.
"Hah? Suka ama dia? Enggak lah, ngapain gue suka sama Dia. Gila kali gue suka sama pacar sepupu gue," jawabku tanpa menatap ke arah Wisnu. Apa maksud dia coba bertanya seperti itu.
Sesekali aku melirik ke arahnya, dia malah tersenyum.
"Bohong. Kamu jujur aja, Ay. Kamu kira saya gak tahu? Kamu tinggal disini tujuannya untuk menjauhi Bagas kan? Tapi ternyata Bagas dan Kayla justru kesini, tinggal satu atap sama kamu. Kamu.."
"Stop." Aku menghembuskan napas. "Iya."
Wisnu menarik alis."Iya apa?"
"Gue masih ada perasaan sama Bagas. Tapi gue sadar diri. Gue sadar Bagas itu cintanya sama Kayla, bukan sama gue. Gue gak mau jadi orang ketiga, Nu. Gue pengen ngilangin perasaan ini. Itu sebabnya gue kesini. Tapi nyatanya mereka justru datang kesini," ucapku yang berusaha untuk baik-baik saja.
Tanpa kuduga Wisnu langsung memelukku dan mengusap punggungku. Wisnu melepaskan pelukannya, dia memegang pundakku, matanya menatap ke arahku. "Saya yakin kamu pasti bisa. Berarti Bagas bukan yang terbaik buat kamu, Ay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Akan Kukejar Mbahmu
Roman pour AdolescentsGenre : Romance dan Comedy Kisah tentang perempuan bernama Ayumi yang pergi ke rumah Kakeknya demi untuk melupakan sang pujaan hati yang nyatanya justru melamar sepupunya sendiri. Tak disangka di rumah Kakeknya, dirinya bertemu dengan Wisnu, pria y...