Sembilan 👴🏃

0 0 0
                                    


Aku hanya bisa memasang wajah malas saat Wisnu kembali melanjutkan tes itu lagi. Bersama juga dengan Bagas. Seperti biasa Kayla terlihat sangat antusias sedangkan aku biasa saja, aku memilih duduk sembari memegang botol air mineral, untuk siapa lagi kalau bukan untuk Wisnu.

Merasa bosan aku menaruh botol itu dan pergi dengan alasan ke kamar mandi. Tiba-tiba Budhe Jum menghampiriku katanya ada tamu, temannya Kayla. Aku langsung pergi untuk menemuinya. Dan dugaanku benar, Airin datang kesini.

"Hai, Ay. Kamu disini juga?"

"Iyalah, kan ini rumah Kakek gue," ucapku setengah tidak suka. Entah mengapa sejak SMA aku tidak terlalu menyukainya. Terkadang aku khawatir sendiri dengan Kayla. Dari cerita teman-teman di kelas waktu SMA, Airin memang kelihatan baik hati apalagi dia memang cantik tapi dalemnya aslinya gosong semua, begitulah kata salah satu teman laki-laki di kelasku dulu.

"Ngapain kesini?" Tanyaku langsung setelah Budhe Jum menyuguhkan teh untuknya. Dari pakaiannya saja sudah kekurangan bahan begini.

"Gapapa. Aku disuruh Kayla kesini, karena nanti malam ada acara di rumah salah satu temen kuliah kita, kita berdua diundang kesana."

"Jadi lo nanti nginep disini?"

"AIRIN!" Teriak Kayla dan langsung berlari memeluk sahabatnya itu. "Ya ampun, kangen banget sama kamu. Udah lama kita gak ketemu."

"Ini Airin nanti nginep disini?" Tanyaku lagi untuk memastikan.

Kayla melepaskan pelukannya. "Iya emang. Aku yang suruh Airin nginep di rumah disini. Habis ini aku mau bilang ke Kakek. Lagian ranjang kita bisa buat bertiga kok."

"Kenapa gak bilang dari kemarin sih? ya mana bisa begitu."

"Kalo kamu gak mau ya sudah, Ay. Intinya dia harus satu kamar sama aku. Dia udah jauh-jauh kesini loh. Masa kamu gak bisa berbagi sih, Ay?"

"Yodahlah, terserah Lo deh." Aku kembali ke taman belakang melihat Wisnu sudah bercucuran keringat. Dia langsung menghampiriku.

"Muka kamu gak pernah di setrika atau bagaimana, Ay? Saya lihat kok semakin kusut?" Tanya Wisnu seperti sengaja menggodaku. Budhe Jum yang duduk tak jauh dariku hanya menutup mulutnya dengan tangan seperti ingin menahan tawa.

"Diem," balasku pelan.

"Ya udah, cerita sama saya. Ada apa? Pelan-pelan aja ngomongnya biar Budhe Jum gak dengar," ucap Wisnu setengah berbisik padaku.

Aku menggeser badanku agar lebih dekat dengan Wisnu lalu menyuruh Wisnu untuk mendekat. Wisnu menurut kemudian sedikit menundukkan kepalanya agar bisa mendengarkan suaraku. "Kesel banget gue sumpah. Sekarang itu ada tamu, sahabatnya Kayla, si terong-terongan itu. Masa iya Kayla bilang dia katanya mau nginep disini, tidur di kamar gue. Mana bisa buat bertiga. Karena ntar katanya ada acara di rumah salah satu teman kuliahnya dulu."

"Terus?"

"Nah, masalahnya gue gak bisa kalo tidur bertiga. Makin sempit yang ada. Kayla ngotot pengen satu kamar sama Airin, si terong-terongan itu. Lo tau kan tempat tidurnya kek gimana? Gue bingung."

"Kamu mau tidur sementara di rumah saya? Biar saya bilang ke Mama saya, daripada kamu bingung. Di rumah saya masih ada dua kamar kosong."

"Gak mau lah."

"Terus maunya gimana? Lagian kamu kurus, Kayla kurus, emang cewek itu sebesar apa?"

"Plis, jangan ngira kalo dia itu cewek gemuk, pakek kacamata, sama rambutnya kek Dora. Gue gak tau lo tergoda atau enggak pas ngeliat dia, tapi saran gue lo kudu hati-hati. Ayo, kita lihat dia biar lo tahu." Aku langsung bangkit dan langsung menarik tangan dia. Dia menghembuskan napasnya dan berdiri kemudian mengikuti langkahku dengan tangannya yang ku tarik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akan Kukejar MbahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang