I am the destiny

146 10 0
                                    

"Slamat pagi bibi"  "Slamat pagi juga nak Satrio kalo sudah cuci muka nya segera duduk di meja makan, makanya akan segera siap"  "Baik bibi"   "Oh slamat pagi nak Satrio gimana apa kamu betah tinggal di sini oh iya tadi malam amel ingin tidur dengan mu"   "Slamat pagi juga paman Paul ehh iya tadi malam amelia memaksa diriku maap ya paman takut nya paman salah faham"  "Hahaha santay saja nak tadi malam amel sudah meminta izin katanya dia ingin lebih mengenalmu,kalo begitu ayok duduk makanannya sudah hampir siap"  "Amel bantu ibu membawa sarapan ini" "Siap buk". Kami pun sarapan sambil bercanda tawa aku harus mencari cara kembali ke masaku dulu aku tidak ingin merepotkan keluarga ini lagi tapi bagaimana caranya.?

" Waktu nya sudah tiba, nak Satrio untuk 3 hari ke depan tolong jaga keluarga ku ya, oh iya amel maaf ayah tidak memberi tahu amel jika ayah mau pergi, ayah ada urusan pekerjaan mendadak jadi jaga rumah ya."  "Tapi ayah pergi nya tidak lama kan ayah tidak lupa dengan janji kita kan?"  "Tentu saja amel ayah tidak lupa"  "Janji ya ayah, ayah pokoknya harus pulang saat ulang tahun amel jika ayah tidak tepat waktu amel tidak mau berbicara dengan ayah 1 minggu hemm"  "Whahah du imutnya anakku tenang saja ayah berjanji akan pulang tepat waktu kalo begitu dada"  "Paul jangan lupa bekal nya di makan kami akan menunggu kepulangan mu" "Tentu saja istri ku, tolong jaga amel ya aku pergi dulu! ."   "Rumah ini sepi jika tidak ada ayah di sini,oh iya kak Satrio maukah kakak ikut dengan amelia?"  "Haa memang nya amelia ingin pergi ke mana?. "   " Biasanya ibuk akan pergi belanja sesudah sarapan pagi, berhubungan kak Satrio masih tidak tau dengan desa ini amelia akan mengajak kakak jalan-jalan sambil berbelanja "  "Boleh saja sih tapi amelia harus meminta izin ke mama nya dulu!"  "Tenang saja kak ibuk akan mengizinkan nya terkadang amelia berbelanja sendiri loh"  "Emang nya amelia tidak takut tanpa harus di temenin orang dewasa?" "Tidak kak orang desa isinya orang baik semua mereka baik pada amelia terkadang amelia di berikan permen oleh penduduk desa"  "Baiklah kalo begitu amelia izin dulu ke mama nya kakak akan menunggu di depan rumah".  " Yosh ayok kak aku sudah meninta izin ke ibuk, oh iya kak apakah liontin kemarin slalu di bawa oleh kakak?"  "Tentu saja ini barang berharga bagi kakak meskipun kakak ini hilang ingatan tapi kakak masih ingat itu pemberian ayah kakak."  "Ah desa nya sudah kelihatan kak nanti kita akan di tanyai oleh penjaga pintu desa tenang saja amel sudah akrab dengan penjaga pintu desa"

"Slamat pagi paman johan"  "Oho ternyata nak amel, slamat pagi juga tumben berbelanja tidak dengan ibumu? Oh iya pria muda di samping mu itu siapa? Paman baru melihatnya di desa ini?"  "Oh kakak ini adalah pasien ibu, ayah menolong nya saat tak sadar kan diri di hutan"  "Maaf jika paman merasa terganggu seperti yang amel bilang aku hanya orang asing yang di selamat kan oleh keluarga amel namaku bagus satrio paman salam kenal!."   "Salam kenal juga nak satrio tolong panggil paman johan saja kalo begitu lewat saja, jka dirimu itu orang yang dipercayai oleh keluarga watson pasti dirimu itu orang baik"  "Terima kasih paman kalo begitu permisi paman"  "Tuh kan paman johan baik sekali kan kakak tenang saja amelia akan mengenalkan kakak dengan penduduk desa yang amelia kenal hehe".  Kami pun berbelanja dengan normal dan amel mengajakku berkeliling desa, orang desa pun ramah ramah mereka menyambut ku dengan ceria sayang nya kelak desa ini akan hancur mengingat kembali ini adalah masa perang Dunia ke II aku ingin melindungi desa ini dan juga keluarga amelia tapi diriku tak mempunyai kekuatan. "Oh berbelanja sudah nak amel kalo begitu hati hati saat pulang tadi subuh paman melihat beberapa tentara yang lewat di pegunungan"  "Haa beneran paman kalo begitu amel harus berhati-hati dada paman!".

Di dalam luas nya semesta satrio tidak tau eksistensi- eksistensi yang menunggu nya kelak,di saat perjalanan pulang mereka berdua di cegat oleh tentara uni Soviet yang di mana itu adalah musuh nazi. "Berhenti di situ apakah kamu mata-mata?"  "Mundurlah amelia tetap di belakang kakak, maaf tuan kami hanya penduduk desa ini kami hanya ingin pulang!"  Tiba-tiba saja amelia jatuh di tanah satrio yang terlambat menyadari bahwa amelia sudah tertembak di bagian kepala mulai berkeringat dingin dan tak ia sadari air matanya jatuh berlinang. "Ameliaa, tuan apa yang Anda lakukan kepada adik saya"  "Hahay maaf nak kami harus tetap waspada mengingat ini adalah wilayah musuh kami harus membunuh orang yang mengetahui keberadaan kami dan giliran mu sekarang!"  Satrio yang sudah di kuasai berbagai emosi tiba-tiba saja langsung menyerang sekelompok tentara itu namun dia yang maju hanya bermodal emosi saja tidak akan menang melawan tentara yang bersenjata lengkap hingga dia tertembak di sekujur tubuhnya dia masih berdiri dan memasang muka yang membuat sekelompok tentara itu takut di saat saat tubuh nya tumbang tiba tiba saja arloji(liontin) yang dia bawa bersinar terang waktu pun terhenti seketika, peluru-peluru yang di tembakan itu terlihat terhenti dalam posisi hampir jatuh satrio melihat di depan matanya arloji yang melayang se akan akan melindunginya dia menatap arloji itu dan seketika dia masuk ke dalam dimensi yang ia tak ketahui.

Waktu Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang