Chapter 01

707 93 1
                                    

Lima bulan sudah Jennie hidup bersama dengan putra keluarga Park, Dan selama itu pula tidak ada hal spesial yang di alaminya. Sungguh hidup Jennie terasa sangat hambar dan membosankan, Dan sama sekali tak memiliki warna.

Jennie kini tinggal di kediaman Roseane sebagi seorang menantu dan juga sebagai seorang Istri disana. Beruntung Jennie mendapatkan sosok mertua yang baik hati seperti Kedua orang tua Roseane, Dan Hyujin maupun Ryujin juga sangat baik dan memperlakukan Jennie selayaknya kakak kandung mereka.

Walaupun begitu, Jennie tidak sama sekali merasakan bahagia dengan keluarga suaminya yang begitu menyayanginya. Nyatanya Jennie hanya merasakan kesepian, Hampa dan juga merasa sangat terkekang. Jiwanya yang dulu dapat bebas, Kini seakan terikat dengan status seorang istri. Bahakan kini Jennie tidak pernah lagi berkunjung ke perusahaan butiknya, Dan juga bertemu dengan teman-temannya. Dan lebih gillanya lagi, Kemanapun Jennie pergi. Seorang sopir sewaktu-waktu akan bisa menjelama menjadi seorang bodygraud yang akan selalu disampingnya.

Benar-benar gila, Dan semua ini tentu karena permintaan dari Roseane.

Sungguh, Sampai sekarang Jennie sendiri tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran pria itu. Hubungan keduanya benar-benar berjalan selama lima bulan, Roseane menikahi Jennie dan hanya itu. Setelahnya, Jennie hanya dijadikan pajangan untuk keluarga Roseane.

Mereka tidur di satu kamar yang sama, Namun tidak pernah melakukan apapun. Makan di satu meja yang sama, Namun Jennie sangat yakin jika Roseane sama sekali tidak pernah memperhatikan makanannya, Seperti makanan apa yang Jennie sukai atau makanan apa yang tidak Jennie sukai. Dan yang lebih parah lagi menurut Jennie, Mereka tidak pernah berbicara jika tidak ada hal yang sangat penting.

Ya Tuhan, Jika selamanya seperti ini maka Jennie akan lebih cepat menjadi gila.

Jennie ingin melepaskan dirinya dari Roseane, Namun sial. Saat melihat raut wajah ibu Roseane, Jennie terbayang dengan raut wajah Ibunya dan hal itu mampu membuat Jennie tidak tega. Keduanya begitu menyayangi Jennie, Namun disisi lain. Jennie merasa tidak kuat atau mungkin tidak sanggup jika harus hidup seperti ini selamanya.

Seraya menghela nafasnya kesal, Jennie meraih tas nya dan bersiap untuk pergi meninggalkan kamar. Namun, Saat Jennie berjalan menuju pintu kamar. Roseane tiba-tiba sudah menghalagi jalan Jennie di ambang pintu dengan tubuh kekarnya yang ia senderkan di pintu.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Aku ada janji dengan teman sekaligus klein ku" Jawab Jennie dengan nada yang terdengar sedikit malas.

"Tidak bisa, Kau tidak boleh pergi malam ini. Karena Ibu dan Ayahku ingin mengajak kita makan bersama dan membahas sedikit hal"

"Tapi aku sudah janji dengan mereka, Oke jika aku membatalkan janjiku dengan temanku. Tapi, Kleinku?" Jawab Jennie yang masih tidak ingin mengalah.

"Saya juga tidak mungkin bilang sama mereka jika kamu tidak bisa ikut makan malam bersama karena sedang menghabiskan waktu di Club malam" Balas Roseane dengan penuh penekanan, Bahkan rahangnya sudah mengeras pertanda jika pria itu tidak ingin di bantah.

"YA! Aku tidak ke club malam, Aku ada proyek besar"

"Ck! Jangan berbohong karena saya sudah mengetahui semuanya"

Jennie hanya mampu menatapnya penuh dengan rasa kesal, Ia melangkahkan kakinya dengan sedikit di hentak-hentakkan dan melempar begitu saja sepatu dan tas nya di atas ranjang. "Ini sungguh tidak adil untukku, Aku merasa sangat terpenjara sungguh!"

"Dengar, Kamu bisa pergi kemana saja dan kapan saja. Asalkan kamu tahu waktu dan batas, Ingat kamu itu merupakan seorang istri sekarang. Setidaknya hormati saya sebagai suamimu sesuai dengan apa yang tertera pada surat kontrak kita"

JENNIE KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang