Makan malam kali ini di jalani dalam keadaan yang begitu canggung dan sunyi, Hanya ada suara nyaring dari dentingan sendok dan garpu yang beradu. Jennie masih sangat ingat bagaimana Roseane mencumbunya dengan hangat dan berakhir meninggalkannya sendirian di kamar, Dan kini pria itu sudah bersikap selayakanya seseorang yang tidak memiliki dosa sedikitpun.
Ruang makan kali ini benar-benar sepi, Tidak seperti biasanya. Karena kedua adik kembar Roseane sudah kembali ke inggirs untuk menyelesaikan studi mereka, Dan kini tinggalah Jennie, Roseane dan kedua orang tua suaminya Jennie. Sesekali Jennie melirik kearah Ibu Roseane yang terlihat tidak nyaman dan terlihat seolah-olah ingin mengungkapkan isi hatinya saat ini.
Mungkin ingin bertanya apa yang sedang terjadi, Dan Jennie sangat mengerti akan hal itu. "Tidak ada, Ryujin dan Hyujin. Rumah terasa sepi ya?" Akhirnya Prempuan tiga anak itu membuka suaranya.
"Ini sangat bagus, Tidak ada kebisingan di rumah" Sahut Roseane.
"Ros, Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu. Lagian rumah ini tidak akan terasa sepi jika kamu dengan segera memberika Eomma seorang cucu"
Uhukkk!
Jennie tersedak seketika, Bahkan Jennie sudah terbatuk-batuk seperti orang bodoh. Sedetik itu juga para penghuni yang berada di meja makan tampak panik, Terlebih Ibu Roseane yang kini sudah memberikan Jennie segelas air minum. Sementara Roseane terlihat biasa saja menatap Jennie dengan penuh tanya. Apa Roseane mengira jika Jennie sedang berakting? Ya Tuhan!.
"Sayang, Gwaenchana?" Ibu Roseane terlihat memastikan jika Jennie baik-baik saja.
"E-eoh, Gwaenchana..."
Ibu Roseane menghela nafasnya legah. "Baiklah, Karena kita sudah terlanjur membahasnya. Jadi Eomma ingin bertanya..." Sial! Jennie sungguh membeci hal seperti ini, Dan Jennie sungguh merasa sangat khawatir. Sungguh!. "Jennie, Kamu tidak menolaknya kan, Sayang. Jika Eomma ingin seorang cucu dari kamu, Nak?"
Jennie pun hanya mampu menundukkan kepalanya perlahan, Jennie sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Hanya saja saat ini masalahnya ada pada Roseane. "Kita akan segera memberikan, Eomma seorang cucu" Roseane pun menjawab cepat.
Wajah Jennie terangkat seketika menatap Roseane, Pria itu telah menyelamatkan Jennie. Tapi Jennie masih sedikit tidak mengerti, Kenapa Roseane mengatakan hal itu. Maksud Jennie... Tadi dia meninggalka Jennie, Jadi Jennie berpikir jika rencana mereka melakukan hal itu batal.
Terlihat wajah Ibu Roseane berbinar bahagia, Dan sungguh Jennie benar-benar takut mengecewakannya saat ini. Meski terlihat Roseane yang telah meyakinkan Ibunya itu. "Kamu sedang tidak membohongi, Eomma kan Nak? Maksud Eomma... Hubungan kalian berdua memang sedang baik-baik saja bukan?" Lagi dan lagi Ibu Roseane mencoba untuk memastikan.
Jennie maupun Roseane tahu jika Dara sedikit khawatir dengan hubungan keduanya, Dan Jennie pun merasa demikian. Apa lagi sebuah fakta jika Ibu Roseane tahu jika Jennie pergi dari rumah untuk beberapa hari saat itu. "Kami berdua baik-baik saja, Eomma. Kemarin kami berdua hanya mengalami sedikit kesalahpahaman" Jawab Jennie dengan lembut.
"Eomma khawatir jika kamu pergi lagi dari rumah, Nak. Jika Roseane membuat kesalah terhadapmu bilang saja pada Eomma, Nanti Eomma lah yang akan memarahinya" Jennie hanya mampu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, Ibu Roseane memang begitu sayang menyayangi Jennie selayakanya anak sendiri. Dan juga sebaliknya, Jennie pun juga begitu menyayanginya selayaknya ia menyayangi sang Ibu nya sendiri.
..........
Makan malam pun telah usai di jalankan, Kini Jennie sendiri sedang menyibukkan dirinya untuk membersihkan beberapa piring kotor dan membereskan sisa-sisa makan malam dengan di bantu Ibu Roseane dan juga beberapa pekerja. Sementara Roseane sedang sibuk dengan Ayahnya, Hinggalah...
KAMU SEDANG MEMBACA
JENNIE KIM
FanfictionTidak ada yang dapat dilakukan Kim Jennie selain mengikuti perintah dari kedua orang tuanya, Setelah terikat penuh oleh seorang pria bernama Roseane Park. Seorang sulung kaya raya dan merupakan pengusaha yang sukses, Kini kehidupan Jennie berubah sa...