Seminggu berlalu Jennie di rawat di rumah sakit, Dan selama itu juga Roseane mengurus semua tentang Jennie dan mengambil cutinya. Dan semuanya berjalan dengan baik, Bahkan keluarga keduanya menyambut bahagia kehamilan Jennie. Dan itu rasanya benar-benar sempurna untuk Jennie.
Perhatian Roseane benar-benar luar biasa, Bahkan menurut Jennie. Roseane sedikit berlebihan dan cenderung terlihat over protective, Seperti ketika Jennie akan makan. Roseane akan mencoba terlebih dahulu makanan apapun yang akan masuk kedalam perut Jennie, Tidak hanya itu Jennie juga tidak diperbolehkan untuk turun dari ranjang. Bahkan untuk ke kamar mandi saja Jennie digendong oleh Roseane.
Sedikit menyebalkan dan membuat Jennie merasa tidak nyaman, Namun di sisi lain... Jennie merasa senang karena Roseane benar-benar memperhatikannya. "Kau tidak kerja?" Tanya Jennie.
"Cuti" Jawab Roseane pendek.
"Lalu kerjaanmu bagaimana?"
"Ada Appa yang mengurusnya"
"Ya! Kasihan Appa, Sudah seharusnya Appa istirahat dari pekerjaannya"
Roseane yang sedang mengupas jeruk untuk Jennie seketika menatap Jennie dengan tatapan penuh selidik. "Kamu ingin mengusirku dengan cara yang lembut?"
"Aniya! Aku hanya tidak ingin terlalu merepotkanmu"
"Merepotkan katamu? Dalam hal ini kamu yang sudah terlalu aku repotkan, Karena sudah bersedia untuk mengandung anakku. Jadi berhentilah berpikir yang tidak-tidak!"
Seketika Jennie tersenyum, Sungguh Roseane manis sekali. Dia memperlakukan Jennie selayaknya seorang ratunya, Karena telah mengandung anaknya. Dan itu benar-benar sangat manis.
Dulu, Saat Jennie sempat menolak di jodohkan oleh Roseane, Ibunya pernah berkata. "Menikahlah dengan laki-laki yang menyayangi dan menghormati ibunya, Karena dia sudah pasti akan menyayangi dan menghormati kamu sebagai ibu dari anak-anakknya"
Dan Ibunya benar, Roseane benar-benar tampak sangat menyayanginya dan menghormati Jennie. Dan menjadikannya ratu ketika dia mengandung anaknya, Sangat manis. "Dan lagi pula, Aku akan tetap mengontrol pekerjaanku dari jauh" Ujar Roseane yang menujuk laptopnya yang terletak di atas meja tak jauh dari ranjang.
Memang beberapa kali Jennie melihat Roseane sibuk di depan laptopnya saat dirinya tengah asik menonton televisi. "Nanti siang Irene akan kesini, Bolehkan jika meninggalkan kami hanya berdua?" Tanya Jennie yang mampu membuat Roseane menatapnya penuh dengan selidik. "Girls time" sambung Jennie.
"Asal tidak turun dari ranjang" Sahut Roseane.
"Tenang saja, Kami hanya akan bercerita sedikit"
"Tentang apa?" Tanya Roseane menuntut.
"Hmm... Maybe tentang kehamilan, Yang pasti ini akan sangat membosankan untuk laki-laki. Jadi kusarankan, Jika kau lebih baik untuk mengobrol bersama dengan Seulgi. Ngopi misalnya, Agar kau dapat mengenal suami Irene itu" Jelas Jennie yang mencoba untuk mempengaruhi Roseane agar mau meninggalkannya berdua dengan Irene nantinya.
Walaupun tidak ada hal yang spesial yang akan di bahasnya bersama dengan Irene, Tapi... Ayolah, Ini akan menjadi sesi curhat yang sangat panjang. Mengingat selama seminggu terakhir ini Jennie tinggal di rumah sakit yang tentunya terasa sangat membosankan untuknya, Apa lagi ketika Roseane berubah menjadi manusia yang super posessissive.
"Guere" Tanpa Jennie duga jika Roseane nenyetujui keinginannya.
"Kau serius? Akan pergi keluar bersama dengan Seulgi?" Tanya Jennie yang masih mencoba untuk memastikannya.
"Hm, Sepertinya tidak terlalu buruk"
"Eoh... Seulgi orang yang sangat baik, Aku tahu itu" Jawab Jennie mendukung.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENNIE KIM
FanfictionTidak ada yang dapat dilakukan Kim Jennie selain mengikuti perintah dari kedua orang tuanya, Setelah terikat penuh oleh seorang pria bernama Roseane Park. Seorang sulung kaya raya dan merupakan pengusaha yang sukses, Kini kehidupan Jennie berubah sa...