"Nini ada yang ingin kami bicarakan padamu, Sayang"
Seorang wanita cantik yang baru saja duduk di kursi meja makan, Mendadak sedikit kebingungan dengan kalimat yang terlontar dari mulut pria paruh itu. Wanita itu meneguk sejenak susu hangat yang sudah tersedia rapih di hadapannya.
"Ada apa, Dad? Sepertinya sangat serius sekali" Sahutnya karena memang ia melihat gelagat yang aneh dari kedua orang tuanya saat melihat dirinya, Seakan-akan berebut untuk memberi tahu sesuatu padanya.
"Jadi seperti ini sayang, Kamu kenal bukan dengan Dara ahjumma?"
Wanita cantik bernama Jennie itu menganggukkan kepalanya pelan. "Eoh, Waeyo?" Tentu saja dia mengenalnya, Karena nama yang baru saja di sebuatkan oleh Ayahnya itu merupakan sahabat dekat Ibunya. Dan dia juga sangat sering berkunjung kerumah kami, Maupun ke perusahaanku. Dan aku pernah bertemu denganya beberapa kali, Namun tidak sesering saat aku kecil dulu.
"Jadi, Seperti ini..." Ibu Jennie tampak sedikit ragu, Dan itu mampu membuat Jennie semakin merasa ada yang tidak beres.
"Ya, Ada apa. Mom?" Tanya Jennie.
Ibu Jennie tampak menatap Ayahnya, Dan begitu pula dengan sebaliknya. "Dara Ahjumma, Kemarin berkunjung kesini. Dan dia melamarmu"
Uhukkk!
Jennie sontak tersedak, Ya Tuhan... Apa-apaan ini? Apa ini masih di zaman kaisar? Tunggu dulu melamarnya? Maksudnya, Jennie akan dinikahkan dengan putra keluarga Park yang bahkan namanya saja Jennie tidak dapat mengingatnya. Ini tentu mimpi bukan...
..........
Tidak! Ternyata itu bukan mimpi, Jennie benar-benar telah dilamar dan lebih tepatnya mungkin telah di jodohkan dengan keluarga Park yang bernama Roseane Park. Dan sejauh yang Jennie ingat, Usia mereka berbeda sekitar 5 tahun. Sial! Jennie bahkan tidak dapat mengingat jelas bagaimana wajahnya.
Dulu sekali, Saat Jennie masih kecil ibunya memang sering mengajaknya jalan-jalan bersama Dara Ahjumma. Namun, Dara Ahjumma lebih sering membawa anak kembarnya dari pada Roseane. Laku ketika besar menurut cerita Ibunya, Roseane memang tinggal di luar negeri. Sekolah disana dan menetap beberapa tahun disana, Dan dia baru kembali ke Korea sekitar 3 tahun yang lalu untuk meneruskan usahan Ayahnya menjadi CEO dari RsP Group.
Dan hari ini, Adalah hari dimana Jennie akan bertemu dengan Roseane untuk pertama kalinya setelah puluhan tahun tidak bertemu. Dan sungguh! Jennie benar-benar telah lupa bagaiman rupanya.
Ting!
Pintu lift terbuka membawaku pada lantai paling tinggi di gedung ini, Dimana CEO mereka sedang mendekam di ruang kerjanya yang berada di lantai paling atas ini. Jennie datang menemuinya, Karena sebelumnya mereka sudah membuat janji.
Setelah mendapatkan kabar jika kami akan dijodohkan, Pagi itu juga Ibu Jennie memberikan kontak Roseane. Berharap jika Jennie akan menghubungi lelaki itu atau mungkin mengajaknya berkencan, Namun ya yang benar saja. Jennie tentu tidak akan melakukannya, Tapi suatu hari. Nomor tersebut menghubungi Jennie.
Jennie tidak mengerti apa yang terjadi dengannya, Namun jujur saja jantungnya berdetak memburu saat itu. Suaranya terdengar begitu berat saat dia memperkenalkan dirinya sebagai Roseane Park putra dari Dara Ahjumma, Lalu Jennie diminta datang ke perusahaannya untuk membahasa sesuatu dan kini datanglah Jennie untuk menemuinya.
Seorang perempuan yang tadinya sedang duduk di balik meja kerjanya segera bangkit dan datang menyambutnya. "Miss.Jennie? Mari, Mr.Roseane sudah menunggu" Sapanya dengan begitu ramah.
Jennie hanya menganggukkan kepalanya, Lalu perempuan itu membawanya pada satu-satunya pintu dilantai ini. Pintu besar berwarna putih dengan beberapa ukiran khas yang bersorak keemasan. Saat pintu dibuka, Jennie melihat seorang laki-laki yang sedang sibuk dengan berkas-berkas di atas mejanya.
"Selamat siang, Mr. Miss.Jennie sudah datang" Pria itu mengangkat wajahnya menatap Jennie, Dan sedetik itu pula Jennie terpana pada ketampanannya.
..........
Jennie masih duduk di sebuah sofa panjang di ruangan ini, Sesekali matanya menatap kearah pria yang masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Sejak pertama kali melihatnya, Matanya seakan enggan meninggalkannya. Tampan hanya satu kata tapi bisa melukiskan semuanya, Dia begitu tampan dengan bola mata coklat pekatnya yang begitu mempesona.
Ya Tuhan! Jennie bisa gila, Bahkan kini Jennie sudah berpikir yang tidak-tidak. Jennie kembali meneguk jusnya yang ada di hadapannya saat ia merasakan area di sekitarnya mulai memanas. "Kurang?"
Jennie mengangkat wajahnya dan sedikit tersedak saat melihat pria itu membungkukkan tubuhnya begitu dekat dengannya, Jennie terbatuk-batuk sementara dia segera mengeluarkan sesuatu dari saku celannya. Itu adalah sebuah saputangan yang di berikannya pada Jennie, Jennie pun menerimannya dengan lembut. Ya Tuhan, Jennie merasa sangat bodoh saat berada di sekitarnya!
Roseane pun duduk tempat disisi Jennie, Dengan masih setia menatapnya. Dan untuk pertama kalinya Jennie merasa gugup saat berada di bawah tatapan mata seorang pria. "Sudah baikan?" Tanyanya.
Jennie hanya menganggukkan kepalanya pelan, Terlihat Roseane yang menghela nafasnya panjang sebelum berkata. "Jika begitu mari kita mulai" Roseane meraih sebuah map yang ternyata sudah di bawanya sendari tadi dan semapat di letaknya di atas meja di hadapan Jennie. "Jadi kamu pasti sudah tahu jika kita akan dijodohkan, Semua itu tentu karena Ibuku. Karena dia sangat menyukaimu" Ucap Roseane dengan tenang dan tampak penuh hati-hati.
"Dia tidak pernah berhenti-hentinya bercertia tentangmu, Padaku" Lanjutnya.
"Benarkah? Bahkan aku sangat jarang bertemu dengan Ibumu"
"Hm, Tapi bukan ini pembicaraan kita saat ini"
"Lalu?" Tanya Jennie penasaran, Sungguh pria yang berada di hadapannya saat ini sama sekali tidak berekspresi. Membuat Jennie cukup penasaran dengan apa yang ada di dalam kepalanya saat ini, Seperti apa yang sedang di rasakannya saat ini atau mungkin sejenisnya.
Tiba-tiba saja Roseane memberikan map tersebut pada Jennie dan dengan formal dia berkata. "Menikalah dengan saya" Tunggu dulu, Apa-apaan ini? Roseane sedang melamar Jennie? Dimana cincinya? Dan map ini... Apa maksudnya?
"Saya tahu kamu cukup bingung, Yang kamu perlu lakukan hanyalah menandatangi surat di dalam map ini lalu kita akan menikah"
"Maksudmu..."
"Kita akan menikah secara kontrak, Tentu saja kedua orang tua kita tidak perlu mengetahui tentang kontrak ini" Ya Tuhan! Apa yang harus Jennie lakukan? Haruskah dia menolaknya?
Tidak bisa! Jennie terlalu terpesona untuk memberikan sebuah penolakan padanya, Sementara menerimanya membuat Jennie merasa berdosa karena harus mempermaikan sebuah ikatan pernikahan. Apa yang harus Jennie lakukan selanjutnya?
Jambi, 19 April 2023
Lanjutt?
KAMU SEDANG MEMBACA
JENNIE KIM
FanfictionTidak ada yang dapat dilakukan Kim Jennie selain mengikuti perintah dari kedua orang tuanya, Setelah terikat penuh oleh seorang pria bernama Roseane Park. Seorang sulung kaya raya dan merupakan pengusaha yang sukses, Kini kehidupan Jennie berubah sa...