Chapter 02

563 87 12
                                    

"Cieee, Yang pisah dengan suaminya dua hari! Udah seperti mayat hidup saja kamu. Ahjumma" Ya itu Irene yang baru saja melontarkan kalimat ejekannya pada Jennie yang baru saja sampai di ruang makan.

Jennie berjalan menuju lemari pendingin meraih sebotol air mineral dingin dan mulai meneguknya. "Dengar! Aku sedang tidak ingin bercanda, Rene!" Irene semakin terbahak-bahak mendapatkan balasan dari sahabatnya itu.

"Tapi Jen, Aku masih tidak habis pikir. Ternyata suamimu itu benar-benar sangat menyebalkan dan juga tidak memiliki hati, Disaat kamu kabur selama dua hari dia sama sekali tidak mencarimu?" Ujar Irene dengan senyuman lebarnya, Membuat Jennie semakin tampak kesal.

Jennie berjalan menuju meja makan, Tanpa rasa malu. Jennie meraih selebar roti tawar dan mulai mengoleskannya dengan selai strawberry, Dan mulai melahapnya. "Sudah ku katakan jika dia itu merupakan pria gila, Bahkan dia memberitahu orang di rumah jika aku sedang liburan ke Jeju"

"Apa?!"

"Ya, Ibuku menghubungiku dan berkata jika aku harus bisa menjaga diriku selama di Jeju. Siapa lagi yang memberi alasan seperti itu jika bukan Roseane?"

"Wahhh, Suamimu itu ternyata sangat cocok untuk menjadi seorang bintang film" Jennie hanya mampu menghela nafasnya kesal.

"Hon, Bisakah kamu memberitahu kita bagaimana keseharian Roseane di perusahaan?" Tanya Irene yang terlihat manja pada suaminya.

Tidak heran, Faktanya. Seulgi, Selaku suami Irene merupakan salah satu karyawan RsP Group. Tentu saja Seulgi mengenal Roseane selaku atasannya itu. "Roseane? Hm, Tidak banyak yang ku ketahui tentangnya. Namun yang sangat penting, Dia orang yang begitu tertutup dan memiliki aurah yang sangat misterius. Bahkan tidak semua karyawan dapat mengenalnya atau mungkin dapat bertemu dengannya"

"Benarkah? Apa mungkin sampai seperti itu?" Tanya Irene yang terlihat tidak percaya.

"Ya, Semua urusan yang menyangkutnya akan di urus dengan sekretaris pribadinya. Tidak semua orang dengan sesuka hati mereka dapat bertemu dengannya atau bahkan dapat sesuka hati mereka keluar masuk ke ruangannya"

"Membosankan, Itulah satu kata yang sangat cocok untuknya" Jennie membalas dengan mulut yang penuh dengan roti selainya.

"Aku mempunyai ide" Irene mengeserkan duduknya hingga mendekat kearah Jennie. "Jen, Kenapa kamu tidak mencoba untuk menggodanya. Aku sangat yakin, Jika dia tidak akan mampu agar tidak tergoda denganmu. Sepertinya seru membayangkannya" Jennie memutarkan bola matanya menatap Irene.

"Rene, Bukankah kamu sendiri yang bilang jika dia itu merupakan Gay? Jadi untuk apa aku membuang-buang waktuku hanya untuk mengoda pria gay? Lebih baik aku mengurusi kerjaanku yang tentu menghasilkan uang yang banyak"

Ya, Baiklah. Irene pernah berkata jika kemungkinan Roseane adalah penyuka sesama jenis. Namun Jennie sedikit tidak percaya, Laki-laki gay tentu tidak akan memiliki aurah yang sangat pria. Tentu laki-laki gay tidak akan seperti itu.

"Umm, Setelah dilihat-lihat. Sepertinya dia tidak Gay, Jen"

"Terserah padamu, Yang pasti aku tentu tidak akan ingin mengodanya. Yang benar saja, Mau di letakan dimana harga diriku?"

"Tapi Jen, Dia kan suamimu" Jawab Irene cepat.

"Lalu? Jika dia suamiku maka kau berpikir jika aku ingin mengodanya? Yang benar saja" Jawab Jennie yang tak mau kalah.

"Ck! Dasar keras kepala" Sahut Irene kesal dan tentu saja Jennie mengabaikannya.Satu hal yang tidak akan pernah Jennie lakukan di dunia ini adalah menggoda laki-laki yang jelas-jelas tidak tertarik padanya, Laki-laki seperti Roseane contohnya.









JENNIE KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang