Chapter 07

575 93 5
                                    

Ketika Jennie sedang asik bergosip ria bersama Irene, Jennie melihat sebuah mobil yang sangat ia kenali terpakir rapih di halaman kafe milik Irene, Itu adalah mobil mewah milik Roseane. Jennie menghela nafasnya kasar, Sial! Pasti sopir pribadinya yang memberitahu tentang keberadaan Jennie saat ini.

Pria itu pun keluar dengan gagah dan berjalan masuk kedalam kafe milik Irene. "Lihatlah wajah bodohmu ini, Melihatnya jalan saja sudah membuatmu meneteskan salivamu. Huft, Dasar!" Irene mendorong pelan kening Jennie menggunakan jari telunjuknya.

Memang benar apa adanya, Jika Roseane memang terlihat begitu mempersona. Bahkan hanya dengan melihatnya berjalan saja mampu membuat Jennie terpesona dengan pria itu, Membayangkan tubuh kekar itu yang menindih tubuh mungil milik Jennie seperti yang dilakukannya tadi malam.

Ya Tuhan, Dasar otak mesum. Dan sejak kapan juga otak Jennie menjadi semesum otak Irene.

"Waktunya pulang" Jennie tersadar dari lamunanyan saat suara dingin milik Roseane menyapa gendang telinga nya.

"Sudah sana pulang, Lagian sudah sore" Sahut Irene yang mulai perlahan meninggalkan Jennie dan Roseane, Dasar tidak setia kawan!.

"Saya menjemputmu kesini untuk mengajakmu pulang bersama" Lanjut Roseane.

"Aku bisa pulang sendiri nanti"

"Bukankah saya sudah pernah bilang padamu jika saya tidak menyukai penolakan?"

Jennie pun menatap tajam Roseane. "Dan bukankah aku juga pernah bilang jika aku tidak menyukai sikap kakumu itu?"

Baiklah jika Roseane ingin bermain-main, Maka Jennie akan menanggapinya. Dia pikir hanya dia yang dapat menang dalam permainan ini? Yang benar saja. Roseane pun menghela nafasnya panjang, Dan dengan tiba-tiba saja pria itu menarik sebuah kursi yang berada di sisi Jennie dan mulai mendudukkan rapih bokongnya disana.

"Saya harus apa agar kamu bisa berhenti marah, Jen?"

"Aku tidak tahu"

"Jennie..."

"Apa kau tidak bisa berpikir? Kau tentu bisa meminta maaf, Sialan!"

"Baiklah, Saya minta maaf... Jadi kamu mau kan pulang bersama saya?"

"Tidak"

"Astaga Jen! Ada apa lagi?" Tanya Roseane dengan nada frustrasinya.

Jennie termenung sejenak, Apa ini kesempatan Jennie untuk bertanya tentang perempuan tadi? Dan apakah Jennie terlalu menuntut? Bagaimana jika Roseane berubah menjadi marah jika Jennie menanyakan tentang perempuan itu?

"Itu... Siapa perempuan tadi? Siapa dia?" Akhirnya Jennie pun menayakan hal yang menganggu pikirannya sepanjang hari ini.

Wajah Roseane menegang seketika, Terlihat jelas jika ia tidak suka dengan pembahasan perempuan itu. Apa dia benar-benar ada hubungan dengan perempuan itu di belakang Jennie?. "Jisoo" Jawab Roseane pendek.

"Aku tidak menanyakan siapa namanya"

"Teman sekaligus partner kerja saya"

"Benarkah hanya sebatas itu?"

"Lalu kamu berharap apa? Dia sudah memiliki suami" Desis Roseane.

Dan entah mengapa tiba-tiba saja Jennie merasa sangat lega. "Baiklah jika begitu masalah sudah selesai" Dan Jennie pun bangkit dari duduknya.

Roseane mengerutkan dahinya bingung menatao Jennie dengan sedikit tidak percaya. "Hanya itu?" Tanya Roseane dengan nada tak percayanya.

"Hm, Aku bukan perempuan cerewet yang menuntut banyak hal. Jika aku sudah mendapatkan apa yang kuinginkan maka semuanya telah selesai"

JENNIE KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang