Part 5

2 0 0
                                    


Setelah bangun tidur, Natalie bergegas merapikan tempat tidur dan bersiap-siap. Ia tidak ingin saat Andrew menjemput harus menunggu lama karena dirinya yang masih santai.

Wanita itu tidak mau terlihat jelek dan mengecewakan di depan Andrew. Setidaknya Natalie harus tepat waktu agar Andrew menganggap dirinya salah satu karyawan yang mempunyai disiplin yang tinggi.

Selesai memoles bibir tipisnya dengan lipstick berwarna cokelat. Natalie langsung mengambil stileto berwarna hitam untuk mempercantik kaki jenjangnya. Penampilannya sempurna, tubuh ramping dengan kaki jenjang tampak sangat menarik dengan memakai bawahan di atas lutut.

[Aku sudah sampai.]

Pesan dari Andrew masuk. Natalie langsung senang karena semua tepat waktu. Wanita itu langsung keluar dan melihat mobil Andrew terparkir beberapa meter dari tempatnya.

Andrew langsung keluar pintu dan menyambut kedatangan Natalie. Lelaki itu langsung menampilkan senyum terbaiknya. Membuat hati Natalie semakin leleh. Wanita itu hanya tersenyum dan masuk ke dalam mobil saat Andrew membukakan pintu untuknya.

"Sudah siap?" Andrew masih saja tersenyum melihat Natalie. Membuat bawahannya di kantor itu merasa percaya diri jika pria di sampingnya benar-benar telah tertarik padanya.

Natalie hanya mengangguk. Ia tidak bisa berkata apa pun. Kalau bisa, Natalie hanya ingin salto untuk meluapkan rasa senangnya. Pagi hari yang sangat indah dan sempurna.

Andrew datang menjemput dan lelaki itu terlihat sangat perhatian. Satu hal yang menjadi nilai plus bagi Natalie.

Mereka sampai di gedung parkir bagian atas. Andrew mematikan mesin mobilnya dan membuka kuncian mobil.

"Kamu masuk aja dulu. Nanti aku menyusul." Andrew tersenyum dan semakin membuat hati Natalie leleh.

"Kenapa enggak bareng?"

"Aku masih harus bertemu teman. Kita ketemu lagi di ruang meeting. Jangan lupa siapkan semua keperluanku. Kamu hati-hati di jalan."

Natalie hanya menurut mendengar perintah Andrew. Wanita itu langsung keluar mobil dan masuk melalui pintu darurat yang tersedia. Sesekali Natalie menoleh dan melihat Andrew yang masih tersenyum kepadanya.

Hati Natalie makin bersorak melihatnya. Ah, harinya pasti akan sangat menyenangkan. Wanita itu hanya mengulum senyum dan membayangkan hal menarik akan terjadi di antara mereka.

"Nath!" Seseorang terdengar menyapa Natalie saat wanita itu menaiki tangga darurat.

Natalie memicingkan matanya memastikan siapa pria yang memanggilnya. Wajahnya sangat tidak asing, tetapi Natalie benar-benar lupa siapa lelaki itu.

"Kita kenal?" Natalie langsung bertanya. Melihat lelaki yang menyapanya hanya memakai seragam OB membuat Natalie sama sekali tidak tertarik untuk menyapanya.

"Kita baru saja bertemu kemarin. Kamu lupa?"

"Waktuku tidak terlalu banyak untuk mengingat semua orang." Natalie terdengar ketus.

"Aku Jordan. Kamu masih tidak mengingatku?"

"Jordan?" Natalie masih berusaha mengingat. Wajahnya memang tampak tak asing. Hanya saja Natalie memang tidak ingin terlalu dengannya.

"Teman SMP di Surabaya. Dua hari lalu kita bertemu di halte depan. Kamu tidak ingat sama sekali?"

"Ah, ingat. Jordan yang jadi OB sekarang, kan." Natalie melihat penampilan Jordan dari atas sampai bawah. Ia sangat yakin jika seragam yang Jordan kenakan bukan seragam OB di tempat kantornya bekerja.

One Thousand Percent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang