Part 6

2 0 0
                                    

Natalie masih membayangkan bagaimana ekspresi Kevin saat mendapat tendangan darinya. Wanita itu merasa puas telah memberi pelajaran pada Kevin. Ia berharap lelaki itu tidak akan berbuat semakin kurang ajar kepadanya. Beberapa kali mendapat ciuman mendadak dari Kevin membuat Natalie semakin kesal. Lelaki itu dengan sengaja menciumnya saat dirinya lengah.

"Nantikan saja apa yang akan aku lakukan nanti malam." Natalie tersenyum tipis. Ia masih memandang wajah Kevin dari seberang.

Saat Andrew memimpin jalannya meeting, Natalie merasa puas bisa mengejek Kevin dari kejauhan, sedangkan lelaki itu hanya bisa terdiam dan tidak bereksepresi. Ia terlihat masih merasakan sakit yang berlebih akibat tendangan Natalie.

Kevin tidak terlihat banyak bicara. Ia menyetujui semua konsep yang diberikan Andrew untuk event launching produk terbaru yang akan diselenggarakan di puncak. Kevin tidak mengubah sedikit pun konsep yang diminta dari pihak perusahaan Andrew. Event launching produk baru perusahaan tempat Andrew bekerja dipegang oleh EO milik Kevin. Yang berarti lelaki itu akan lebih sering mengunjungi Andrew dan otomatis Natalie akan bertemu dengannya setiap saat.

Akhirnya keptusan final didapat. Andrew dan Kevin akan mulai mempersiapkan event secepatnya. Mereka akan mengatur jadwal untuk mensurvey lokasi di puncak. Kevin terlihat tersenyum menang dengan agenda yang Andrew tawarkan. Ia hanya mengangguk dan menyetujuinya. Toh, semua itu sama sekali tidak merugikannya. Kevin tetap dapat keuntungan lebih dalam proyek barunya.

"Nath, kamu siapkan semua keperluan kita besok." Andrew mendekati Natalie saat meeting telah usai. Hanya tinggal Andrew, Natalie dan Kevin.

"Besok?"

"Iya, besok kita akan langsung ke puncak untuk mensurvey lokasi event launching." Andrew merapikan laptop di depannya. Lelaki berkulit putih itu merasa ada yang aneh antara Kevin dan sekretarisnya. "Apa terjadi sesuatu antara kalian berdua?"

"Tanyakan saja pada sekretaris barumu itu." Kevin masih menahan rasa sakitnya.

"Aku tidak sengaja." Natalie menimpalinya.

Andrew hanya memicingkan matanya mendegar mereka. Lelaki itu kembali melihat Kevin dengan ekspresi yang berbeda. Ia sangat paham dengan karakter Kevin. Lelaki yang selalu mendekati wanita cantik dan selalu menggodanya. Hal itu seolah telah melekat pada diri Kevin. Menjadi seorang playboy saat masih kuliah membuat Kevin tidak pernah menjalin hubungan serius dengan siapapun meskipun Kevin telah memiliki seorang kekasih.

Status hubungannya seolah tidak berpengaruh dengan keinginannya untuk selalu mengajak berkencan gadis lajang lainnya.

"Nath, kamu cari referensi penginapan untuk besok. Jangan lupa siapkan beberapa dokumen yang harus kita ajukan ke bagian keuangan untuk acara besok." Andrew memberi kode pada Natalie untuk segera kembali ke ruangannya.

Wanita berkulit kuning langsat itu menyetujuinya. Lagi pula ia merasa tidak nyaman dengan pandangan Kevin yang terlihat menagih janjinya. Natalie harus memutar otak untuk membuat Kevin jera karena telah menggaggunya. Ia berharap lelaki itu akan berhenti mengejarnya karena Natalie sama sekali tidak tertarik dengan Kevin. Baginya Andrew seribu persen lebih menarik dari sosok Kevin yang pernah membuatnya terkesima saat bertemu pertama kali.

"Kenapa kamu menyuruhnya keluar?" Kevin terdnegar protes. Ia merasa Andrew sangat tidak adil padanya.

"Katakan padaku apa yang telah kamu lakukan pada sekretaris baruku?"

Bukannya menjawab, Kevin malah tetawa lebar. Lelaki itu terlihat begitu tenang.

"Aku hanya ingin bermain dengannya, tidak lebih!"

"Kevin ... jangan menakut-nakuti Natalie. Aku tidak ingin dia ketakutan karena ulahmu."

"Takut?" Kevin seolah protes.

One Thousand Percent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang