Perkataan Kevin di lobi membuat Natalie tidak tenang. Gadis itu tampak gelisah saat menuju lokasi dengan Andrew. Berulang kali Andrew bertanya pada sekretarisnya apa yang sedang terjadi, tetapi Natalie tetap tidak berkata apa pun.
"Yakin kamu baik-baik saja?" Andrew memastikan keadaan Natalie.
"Iya, aku baik-baik saja."
"Mukamu sangat pucat, aku khawatir terjadi sesuatu. Kita kembali ke penginapan saja. Masalah lokasi biar menjadi urusan Kevin. Aku percaya dengannya."
"Ah, tidak usah. Sebentar lagi juga baikan." Natalie menolak ajakan Andrew. Ia tidak ingin Kevin semakin menang karena berhasil mengintimidasinya.
Natalie merasa harus tetap datang agar Kevin tidak semakin mempermainkannya. Menunjukkan rasa keberaniannya meskipun perkataan Kevin sempat membuat Natalie ketakutan.
Andrew yang masih merasa aneh akhirnya terus melajukan mobilnya ke tempat yang telah Kevin kirim kepadanya.
"Kalau Kevin macam-macam denganmu, katakan padaku. Aku akan memberinya pelajaran karena telah mengganggu." Raut wajah Andrew terlihat serius.
Natalie hanya tersenyum menanggapi kekhawatiran Andrew. Ia merasa besar kepala karena ternyata Andrew begitu khawatir jika Kevin berbuat macam-macam kepadanya.
Bisa saja Natalie mengatakan apa yang telah Kevin katakan kepadanya. Namun, gadis itu tidak ingin membuat dua sahabat itu bertengkar karenanya. Natalie hanya ingin memberi pelajaran pada Kevin tanpa bantuan Andrew atau lainnya. Natalie tersenyum licik saat membayangkan ekspresi Kevin nanti malam saat menemuinya.
Tiba di lokasi. Andrew dan Natalie telah disambut Kevin. Lelaki mature itu tampak kepanasan dan kulitnya sedikit terbakar. Andrew langsung menanyakan tentang progress dan peluang. Kevin terlihat sangat lancar menjelaskannya tanpa terlewat sedikit pun. Sosok lelaki playboy yang suka bermain perempuan tidak tampak sama sekali saat lelaki dewasa itu terlihat serius.
Kevin langsung mengajak Andrew untuk berkeliling dan meyakinkan sahabatnya keuntungan memakai lokasi tersebut yang tidak jauh dari arena wisata di daerah puncak. Setidaknya acara mereka sedikit memiliki kesan dengan kesejukan alam terbuka yang tersaji dan tamu undangan bisa langsung mengunjungi lokasi wisata saat acara selesai. Selain itu event yang dilakukan secara terbuka itu akan menarik para penikmat wisata di puncak jika mereka menyewa lokasi tersebut.
Kevin menjabarkan sebuah keuntungan besar yang akan perusahaan dapatkan jika Andrew setuju dengan konsep acara yang Kevin tawarkan. Hal yang sangat berpengaruh pada pekerjaan Andrew dan setidaknya ia bisa mendapatkan kandidat sebagai karyawan terbaik tahun terbaru.
Sebuah predikat yang sangat diidamkan setiap karyawan di tempat Andrew bekerja. Sebuah loyalitas yang diberikan karyawan dengan bonus yang bernilai sangat fantastis.
"Gimana, okey, kan?" Kevin memastikan lagi keputusan Andrew sebelum besok ia harus kembali ke Jakarta. Ia masih ada urusan dengan tempat lamanya bekerja.
Ada urusan mendadak yang harus Kevin selesaikan karena mendadak mendapat telepon dari Adrian. Sahabat sekaligus partner kerjanya di Jakarta.
"Aku tertarik. Bahkan idemu di luar ekspektasiku." Andrew memuji ide cemerlang Kevin. Ia tidak menyangka lelaki yang selalu mempermainkan perempuan, tidak peduli dengan usaha dan pekerjaannya terlihat begitu mumpuni.
"Kalau kamu setuju aku akan segera mengirim email untuk rincian anggaran event ini. Jika secepatnya disetujui aku akan segera menggarapnya agar bisa secepatnya selesai."
"Baiklah, tidak masalah. Kamu kirim saja anggarannya biar aku yang mengatur pengajuannya." Andrew hanya mengangguk. Ia merasa lega karena pekerjaannya tidak membutuhkan waktu lama dan mempunyai waktu untuk bersantai sebelum kembali ke Bandung.
"Aku sangat suka bekerjasama denganmu. Aku tidak perlu bertele-tele menjelaskan semuanya. Oh, iya, di mana sekretarismu? Aku tidak melihatnya?" Kevin mencari keberadaan Natalie.
Gadis itu tidak tampak. Padahal sebelumnya Kevin melihat Natalie berada di belakang Andrew. Gadis itu terlihat sengaja menghindari Kevin. Entah karena takut atau memang karena ia tidak berani menghadapi Kevin di depan Andrew.
"Mungkin saja ke kamar mandi." Andrew menjawabnya datar.
"Baiklah. Aku mau kembali ke penginapan. Kalau kamu masih mau di sini silakan. Masih banyak yang harus kukerjakan. Besok pagi-pagi sekali aku akan ke Jakarta. So, jangan lupa manfaatkan waktu sebaik-baiknya saat aku tidak ada." Kevin terkekeh saat berlalu. Ia bisa melihat raut tidak suka saat dirinya menanyakan Natalie.
Kevin mengambil kesimpulan jika Andrew tidak suka saat dirinya mendekati Natalie. Menurutnya semua terasa mengasyikkan jika Natalie tahu siapa Andrew sebenarnya. Lelaki itu tidak ingin terlalu banyak bicara. Hanya waktu yang akan menjawab kenyataan.
***
Setelah melihat Kevin pergi, Natalie merasa lega karena tidak akan ada yang mengganggunya. Tidak ada lagi yang akan mengganggunya bersama Andrew. Ia sengaja menghindar saat Kevin mengajak Andrew melihat lokasi event. Ia tidak ingin Kevin mempermalukannya di depan Andrew. Karena Natalie sedang menyusun rencana untuk mendekati bosnya. Ia tidak ingin kehilangan figur lelaki baik yang tampan dan mapan seperti Andrew.
Seorang pria yang jauh lebih baik daripada Kevin. Lelaki kaya yang selalu berpikiran mesuummm. Hal yang sangat tidak disukai oleh Natalie. Ia hanya berpikir jika setiap harinya Kevin selalu tidur dengan wanita yang berbeda. Satu hal yang membuat Natalie bergidik ngeri jika membayangkannya. Belum lagi penyakit yang bersarang pada Kevin jika lelaki tersebut selalu berganti pasangan. Ah, rasanya jika bisa memilih, Natalie ingin mencoret nama Kevin dalam daftar hidupnya.
"Nath, kamu dari mana saja?" tanya Andrew yang melihat Natalie baru saja datang.
"Perutku terasa sakit. Jadi aku mencari obat dan beristirahat sebentar." Natalie beralasan.
"Bagaimana sekarang? Apa masih sakit?"
"Agak mendingan. Apa sudah selesai?" Natalie mencoba bertanya agar Andrew tidak curiga.
"Sudah beres, tinggal menunggu anggaran dari Kevin. Nanti dia akan mengirim email." Andrew terdengar santai. "Kamu senggang hari ini?"
"Senggang?"
"Iya, aku mau mengajakmu jalan. Mumpung kita berada di sini. Besok kita harus kembali ke Bandung. Setidaknya aku bisa memiliki waktu santai bersamamu."
"Aku enggak salah dengar?"
"Tidak. Aku mau mengajakmu jalan. Kamu keberatan?"
Natalie menggeleng. Bahkan ia tidak tahu harus menjawab apa. Ajakan Andrew begitu menyenangkan. Keberuntungan selalu berpihak kepadanya. Ia tidak perlu susah memikirkan hal apa yang akan Kevin lakukan padanya. Semua tidak begitu penting. Andrew jauh lebih penting.
***
Setelah seharian menghabiskan waktu bersama Andrew. Natalie merasa begitu senang. Atasannya itu mengajak Natalie mengunjungi taman yang baru saja buka di sekitar penginapan mereka. Andrew menunjukkan perhatiannya pada Natalie hingga membuat sekretarisnya itu merasa percaya diri jika Andrew sangat menyukainya.
Lelaki itu tak hentinya melempar pujian pada Natalie hingga membuat gadis itu berulang kali tersipu malu mendengarnya.
Andrew juga tidak segan menggenggam tangan Natalie saat mengelilingi taman. Suatu keadaan yang membuat Natalie berbunga-bunga. Ia tidak bisa melupakan sedetik pun kebersamaan yang telah mereka lalui. Setiap detiknya terasa sangat menyenangkan sebelum Natalie harus kembali bergelut dengan aktivitas kantor menjelang acara launching produk terbaru.
Natalie membuka pintu kamar dan melihat sebuah boks cokelat berada di tempat tidurnya. Ia merasa heran siapa yang menaruh boks di kamarnya. Harusnya tidak ada yang bisa masuk selain dirinya.
"Apa ini?" Natalie mengambil boks yang ukurannya tidak terlalu besar. Bentuknya yang pipih membuat Ntalie yakin jika isinya adalah pakaian.
Natalie langsung tertuju pada Kevin. Ia yakin pasti lelaki itu yang telah lancang masuk ke dalam kamarnya.
"Ini pasti dari si tukang mesum," tebak Natalie.
Natalie duduk di tepi ranjang dan melihat berulang kali boks di tangannya.
"Apa ini isinya beneran lingerie?"
![](https://img.wattpad.com/cover/329550018-288-k379029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Thousand Percent Love
RomanceMenikah dengan bos kaya? Siapapun pasti mau. Natalie seoran wanita yang mengincar pria kaya untuk menjadi suaminya. Tidak mau hidup susah seperti masa lalunya membuat Natalie terobsesi dengan lelaki kaya. Pertemuannya dengan Kevin membuat wanita itu...