"Mile, kamu harus memberitahu Apo"
"Khap Ma. Apo dengar, Aku dan Olivia sudah memutuskan akan bertunangan bulan depan nanti"
Apo membuka mulutnya menunda kue cake yang akan masuk ke mulutnya. Dia menatap Natha dan Mile bergantian. Jemarinya bergetar setelah mendengar kalimat terakhir Mile.
"Mile dan Olivia akan—
"Bertunangan"
Mile meneruskan kata terakhir yang akan Apo ucapan dengan senyum sumringah. Apo tidak tau apa yang terjadi dengannya, dadanya terasa sesak dan sudut matanya berlinang seolah itu akan pecah kapan saja.
Merapatkan giginya hingga menggeletuk, Apo sebisa mungkin tersenyum lebar. "Selamat Hia!"
Natha yang tau kondisi Apo mendekatinya, mengelus bahunya dengan sayang.
"Po"
Apo tiba-tiba terisak di tempatnya. Dia memeluk Natha di depan Mile. Natha membalas pelukannya dengan khawatir.
"Po, tidak apa. Kamu boleh menangis"
Mile yang melihat ini segera menarik pergelangan tangan Apo. Membuat yang lebih muda menatap padanya.
"Mengapa kamu menangis?"
Melihat wajah Mile di hadapannya, Apo menggigit bibir bawahnya keras. "Aku tidak tau, aku tidak tau, aku tidak mengerti mengapa sakit sekali mendengar Hia bertunangan"
Mile menautkan alisnya tak suka. "Apa maksudnya itu?"
Natha yang tau betapa agresifnya Mile segera menarik Natha dari Mile.
"Mile, kamu jangan kasar. Mungkin dia menangis karena bahagia untukmu"
Natha tidak bodoh menyadari mengapa Apo menangis, tapi menilai betapa buruknya Mile jika tau perasaan yang bahkan tidak dimengerti Apo, Mile akan semakin marah. Putra bungsunya adalah homophobic sejati.
Alih-alih berlaku lembut seperti biasanya di depan Natha. Mile menahan Apo lebih erat.
"Tatap mataku Po, mengapa kamu menangis?"
Apo menangis lebih kencang. Dia tidak tau bahwa hatinya hancur. Pemuda malang itu menangis lebih kencang dan menepis kasar lengannya dari Mile. Dia berlari keluar rumah meninggalkan Mile yang marah dan Natha yang prihatin.
"Mile, mama pikir kamu cukup keterlaluan"
Mile hampir meninggikan suaranya jika dia melupakan bahwa di depannya ini adalah wanita nomor satu di hidupnya. Mengepalkan tangannya, Mile mengeratkan otot lehernya menahan jengkel.
"Tingkah laku Po seperti itu membuat aku khawatir bahwa dia benar-benar terpengaruh pada Virus Gay hingga mungkin dia menganggapku seperti pasangannya. Ma, aku dan Po adalah straight, harusnya Apo tidak menampilkan ekspresi itu saat aku mengatakan pertunanganku dengan Olivia"
Natha menatap putranya tak percaya. Meski Mile tau bahwa Apo patah hati, tapi dia bersikukuh pada pendiriannya.
"Dengan kamu seperti ini, kamu hanya menyakitinya. Mama kecewa karena membuat Po menangis seperti itu"
"Tapi dia memang harus tau, aku akan menjemputnya juga harus membuatnya menampilkan ekspresi senang, bukan terluka seperti itu. Dia bukan Gay, dia harus senang saat aku yang sahabatnya ini bisa mendapatkan wanita cantik dan baik seperti Olivia"
Mile mengambil kunci mobilnya, memeluk Natha, dan segera pergi dari rumah mengejar Apo. Apo tidak pernah pergi begitu jauh darinya sekalipun mereka bertengkar. Dan ketika tidak mendapat sahutan apapun di teras rumahnya, Mile menendang tanah dengan kasar. Berjalan ke arah mobil, dan helaan nafas dihembuskan saat mendapati Apo di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter [MileApo]
Любовные романыPertama kali merasakan dinginnya salju, Apo pikir itu akan menyenangkan. Hanya saja, saking dinginnya salju yang mengenai kulitnya ikut meresap menusuk tulang dan jantungnya. Mile, pria kesayangannya itu begitu sulit dijangkau. Sampai kapan dia men...