- prolog -

143K 8.4K 139
                                    

    Haii!

Kalian pembaca lama atau baru?

Seperti yang udah aku infokan beberapa waktu lalu kalau cerita ini akan di revisi + di rombak dikit. Buat pembaca lama aku sarankan tetap baca ulang, karena ada sedikit alur yang berubah. Nggak banyak kok yang berubah, dan tokoh utamanya tetap Mathera / Eilin.

Kenapa sih cerita ini direvisi dan dirubah sedikit? Karena yang versi lama menurutku alurnya terlalu berantakan dan bertele-tele. Kalo lanjut mungkin bakal panjang panjang banget ceritanya dan bakal bikin bosan :') Jadi aku memutuskan untuk rombak dikit dan revisi sekalian, perubahannya mungkin di chapter awal belum terlalu banyak.

Kalo ada typo tandain ya, biar aku bisa langsung benerin.

Semoga suka dan selamat membaca!!

***

    Disebuah sekolah elit, tepatnya di lapangan basket terlihat tim basket putri SMA Lima Sila yang sedang berlatih.

    "Oke, latihan kita sampai sini aja guys!! Kita lanjut besok lagi sepulang sekolah, Semangat girl's!! " Ucap seorang cewek yang terlihat paling menonjol karena paras bule nya.

    Cewek itu adalah Mathera Careline Duizz, cewek blasteran Indo-Spanyol yang merupakan kapten basket putri SMA Lima Sila tahun ini.

    "SIAP!"

    Satu persatu dari mereka mulai membubarkan diri, dan sekarang tinggal tersisa Mathera dan Elesa, sahabatnya. Keduanya dengan santai selonjoran dilapangan basket yang sudah sepi.

    "Makan skuy, laper nih. " Ajak Mathera.

    "Makan apaan?" Tanya Elesa disebelahnya.

    "Gue ada roti bakar, tadi dikasih Cemara. " Ucap Mathera sambil membuka resteling tas nya dan mengeluarkan sebuah kotak makan berwarna pink.

    "Dari Cemara?" Tanya Elesa dan diangguki oleh Mathera.

    "Tumben-tumbenan tuh lampir ngasih lo makanan, kesambet apaan dia. " Ucap Elesa.

    "Kesambet mungkin. " Ucap Mathera asal.

    "Mau nggak? " Tanya Mathera menyodorkan kotak makan berisi roti bakar itu pada Elesa.

    "Gak deh, gak laper. Gue tadi udah makan. " Tolak Elesa.

    "Yaudah, gue habisin nih ya.. " Ucap Mathera. Dengan semangat Mathera hendak hendak menggigit roti bakar itu sebelum Elesa tiba-tiba menahan lengannya.

    "Lo gak curiga gitu? Siapa tau diroti nya dikasih racun atau sianida gitu. Secara kan Cemara sama lo gak pernah akur. " Ucap Elesa.

    Mathera tersenyum. "Seenggak suka apapun Cemara sama gue, dia tetap sepupu gue El, dia gak bakal ngelakuin hal sejahat itu. " Ucap Mathera 

    "Lagian gratis, ya kali gue tolak. " Ucap Mathera sambil nyengir.

    "Terserah lo deh. " Ucap Elesa cuek.

    Mathera mengedikkan bahunya acuh dan mulai memakan roti bakar itu dengan lahap, sementara Elesa sibuk dengan ponselnya.

    "Lo habis ini ngapain? " Tanya Elesa.

    "Pulang, habis itu jenguk dia dirumah sakit.  Gue kemarin udah gak jenguk dia gara-gara ketiduran. " Ucap Mathera.

    "Lo gak capek apa? Udah setahun Ther lo nunggu dia." Ucap Elesa.

Jadi Figuran? [New Version!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang